Queen mengangguk sambil menggenggam tangan Bryan.

Bara yang melihat itu ikut menghembuskan nafas. Mengeluarkan ponselnya dari saku celana lalu mengetikkan nama seseorang diponselnya.

Bara Zeth
mommy khawatir sm lo
knp mommy telp ga diangkat
18.47

Beltran Zeth
Ngga ah nanti gue kangen trus berubah pikiran buat balik kesana.
gue lagi marah nih sama daddy apaan banget klo gue balik.
big no
18.55

lo g mkirin mommy?
18.56

Mikiran lah, gila lo.
gue tuh tiap hari ngirim doa buat mommy. Kurang berbakti apa lagi gue?
18.58

balik makanya
18.58

gue gak mau ngapa sih
sibuk bener lo
18.59

Read.

Bara menghela nafas sambil mengusap wajahnya kasar.

***

Dua hari telah berlalu, kini Queen sudah diperbolehkan untuk beristirahay dirumah. Dibantu dengan Bryan yang memapahnya membawa kedalam rumah diikuti Bara dan juga Alin yang membawa beberapa peralatan dibelakangnya.

Mengenai Beltran, Bryan dan Bara sudah berusaha mencarinya kemana-mana, tetapi dia tidak bisa ditemukan. Selama 3 hari dia tidak datang kesekolah, bahkan Daren dan Gama tidak tahu dimana keberadaannya.

Setelah Bryan membantu Queen untuk berbaring diranjang, wanita itu mengambil pergelangan tangannya.

"Bryan, tolong cari anak kita sampai ketemu. Aku mohon, kalo sampai hari ini dia nggak ditemuin, kamu lapor ke polisi ya. Aku takut dia kenapa-napa" Wanita itu menggigit bibirnya panik.

Bryan mengelus rambut istrinya pelan, "iya, aku akan berusaha cari dia. Kamu tenang aja ya"

Queen mengangguk.

"Yaudah, aku pergi dulu ya" ujar pria itu.

"Hati-hati..." gumam Queen.

Sepeninggalan Bryan, pikiran Queen tidak bisa luput dari kemungkinan buruk yang terjadi pada putra bungsunya. Sambil berharap dan berdoa pada Tuhan agar kemungkinan buruk tidak terjadi pada anaknya.

Dia mengusap rambutnya. Perlahan turun dari ranjang. Keluar dari kamarnya dan berjalan sepanjang koridor rumahnya hingga tepat didepan kamar Beltran.

Dia merindukan harum khas putra bungsunya.

Perlahan tangannya bergerak memutar kenop pintu, namun terkunci. Queen mendesah pelan, anak itu pergi dengan keadaan kamar yang dia kunci seolah ada harta benda yang tersembunyi didalamnya.

Queen mengambil kunci duplikat lalu kembali kekamar Beltran. Memutar kuncinya lalu membuka pintu kamarnya.

Queen tercengang ditempat tanpa bergerak sedikit pun ketika melihat keadaan kamar yang tidak berbentuk. Bungkusan snack berhamburan dan juga botol minuman soda, susu, air mineral berserakan dilantai. Baju kotor yang terletak begitu saja. TV yang tak sengaja dibiarkan menyala.

Lalu matanya jatuh pada seseorang yang tertidur diranjang.

Queen tidak percaya ini. Wanita itu masuk dengan tangan yang berkacak pinggang memandang seseorang yang sudah membuatnya khawatir. Dia sangat marah.

Tapi begitu melihat wajah yang begitu polos dengan mata terpejam, Queen menghela nafasnya. Berjalan mendekati ranjang, lalu duduk ditepi.

Wajah damai itu mampu meluluhkan hatinya, setidaknya anak itu tidak apa-apa.

Tangannya terangkat memberikan usapan lembut dikepalanya. Queen berhenti ketika Beltran melakukan pergerakan kecil dalam tidurnya.

Setelah itu Queen menundukan kepalanya menjatuhkan kecupan lembut dikeningnya. "Anak nakal!" bisiknya kemudian.

Sepersekian detik kemudian sepertinya kesadaran anak itu perlahan kembali. Dengan matanya yang menyipit akibat bangun tidur, lalu menyatukan kedua tangannya dan menariknya keatas—melakukan peregangan kecil.

Anak itu tidak sadar dengan kehadiran Queen disana sampai kemudian dia menyadari ada hawa yang berbeda dari sebelahnya. Lantas dia menoleh dan refleks berteriak terkejut ketika melihat Mommy berada disana.

"M...mommy?" ujarnya perlahan, "Mommy kok bisa disini?"

Jujur saja, melihat Mommy yang bersedekap sambil memandangnya tajam membuatnya merasa horor.

Dia menggarukkan kepalanya yang tidak gatal, lalu kembali menatap Mommy sambil menyengir.

"Mommy udah baikan ya? masih sakit nggak? jangan berdiri, Mom, nanti kecapean" Lelaki itu mencoba meraih tangan Mommynya. Namun, Queen seolah ibu tiri yang jahat menghempaskan tangan Beltran membuat anak itu tak percaya.

Beltran menatap Mommy dengan dramatis, "Mom?"

"Jangan ngomong sama Mommy dulu untuk beberapa waktu kedepan!" Setelah mengatakan itu, Queen segera keluar dari kamar Beltran.

"Mommy ngambek?" gumamnya.

"Kayaknya iya deh," duganya.

Beltran mengacak rambutnya frustasi, "ish!"

Segera dia turun dari ranjangnya dan berlari menyusul Mommy keluar.

"Mommy!!"

"Mom!!"

"Mommy, maafin aku!"

Dia terus meneriakan kata yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Queen.

Tidak sengaja dia berpaspasan dengam Bara. Kakaknya itu memasanh ekspresi bingung sambil menahan lengannya.

"Lo darimana?"

Beltran meliriknya kesal, "apa sih kepo bener" lalu kembali menyerukan Mommynya.

"Mommy, aku kangen lhoo!!"

Bara yang melihat itu menaikan sebelah alisnya, merasa bingung.

***

TBC

bingung mau ngisi apaan disini.

Published Okt 25, 2021.
21.24

Harmony ; family relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang