4. Meet up 1

Mulai dari awal
                                    

Bruuuuuugg...

Aku terjatuh. Aku meringis menahan sakit dari kakiku. Kunci mobilku entah jatuh kemana, mataku mulai mencarinya.

"Kamu nggak papa?" Tanya seseorang padaku. Aku mendongak keatas. Aku terkejut.

"Abyan..." Ucapku saat melihatnya.

Air mataku kembali menetes. Abyan berjongkok didepanku, dia menyeka air mataku, kemudian membantuku untuk bangun. Beberapa orang mulai memperhatikan kami.

"Awww..." Rintihku lagi.

"Kenapa Kei?" Tanyanya padaku. Aku menggeleng. Dia berjongkok kembali dan memegang kaki kiriku yang sakit. Aku meringis kesakitan.

"Lepas sepatunya!" Suruhnya padaku.

Aku menurut, aku melepas high heels ku. Semua orang semakin memperhatikan kami, aku mulai merasa risih. Abyan sudah berdiri menenteng sepatuku. Aku langsung mengambil sepatuku, dan berjalan menahan sakit sambil mengambil kunci mobilku yang terjatuh. Abyan menarik lenganku.

"Kamu mau kemana? Biar aku obati dulu kaki kamu Kei. Kaki kamu keseleo." Kata Abyan.

"Nggak papa Bi. Aku buru-buru. Aku mesti pergi. Aku duluan ya." Ucapku padanya. Dia tak melepaskan pegangan tangannya padaku.

"Aku anter Kei. Nggak usah bantah!" Ucapnya padaku. Aku mengangguk pasrah. Abyan kemudian merangkulku, membantuku untuk berjalan.

"Ada apa?? Bubar semua!" Pekiknya pada beberapa karyawan yang memperhatikan kami. Mereka semua terlihat ketakutan, dan menundukkan kepala kemudian pergi.

Abyan membawaku menuju mobil Nissan Juke ku. Dia membukakanku pintu, dengan segera dia pun masuk dan duduk dikursi kemudi. Dia terlihat tampan hari ini, dengan setelan jas yang hampir semuanya berwarna hitam. Kemeja hitam, celana hitam, jas hitam, sepatu pentofel hitam, hanya dasinya yang berwarna abu-abu. Sepertinya kekasihku ini sangat menyukai warna hitam. Aku masih terus memandangnya, yang sedang memasang seatbelt. Aku bingung kenapa dia bisa berada dikantorku. Padahal aku sama sekali belum pernah menceritakan dimana aku bekerja. Mungkinkah kami satu kantor?

"Kita kemana sekarang?" Tanyanya padaku sebelum melajukan mobilku.

"Ke RS premier." Jawabku singkat. Abyan terlihat kaget.

"RS? Siapa yang sakit Kei?" Tanyanya kembali. Aku menatap lurus kedepan.

"Ayah." Kataku singkat. Abyan mengangguk.

Kemudian dia mendekat padaku. Darahku mulai berdesir. Jantungku kembali tak normal. Ya Tuhan! Bisa-bisa hari ini aku serangan jantung mendadak.

"Mma...mau apa Bi?" Tanyaku terbata-bata.

Dia tersenyum. Wajah kami sangat dekat, aku bisa mencium wangi aroma parfum yang sudah menjadi favorite ku akhir-akhir ini. Hembusan nafasnya pun bisa aku rasakan.

"Kamu maunya aku ngapain?" Ucapnya padaku.

Kemudian dia menunduk dan memasangkan seatbelt untukku. Aku menghela nafasku. Abyan terkekeh. Dan mengelus elus pipiku.

"Kangen sayang? Di apartment aja ya nanti." Sahutnya lagi yang membuat wajahku memanas seketika.

Abyan langsung melajukan mobilku keluar dari kantor. Tak ada percakapan diantara kami. Pikiranku masih belum tenang, walaupun saat ini kekasihku sudah berada disampingku. Setidaknya aku sedikit merasa tenang sudah melihat wajahnya yang tampan hari ini. Abyan masih fokus menyetir, sedangkan aku fokus melihat pemandangan yang sangat membosankan. Setelah beberapa menit berusaha menembus kemacetan, akhirnya aku dan Abyan sampai juga di RS. Suara Abyan mengagetkanku.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang