2. I Am Still Here-I

211 43 0
                                    


Old Stone Village, tulisan itu terpampang di atas pagar besi gapura desa yang sudah karatan. Tulisan yang dilapisi kuningan pun sebagian sudah terkelupas. Desa ini adalah bagian dari Kota Birmingham, salah satu desa tertua yang pernah ada.

Memasuki gerbang desa, Oliver mulai mengurangi kecepatan mobilnya. Dia menurunkan kaca, udara tanpa polusi seketika menerjang masuk---memberi kesegaran sekaligus mengacaukan rambut pirangnya.

Aroma musim gugur yang sangat khas memanjakan indra penghidunya, menyelusup masuk dan memberi kelegaan pada rongga dadanya.

"Hah! Luar biasa, sejuk dan segar!"

Diana yang tadinya hanya membisu sambil terus menatap kosong ke arah luar, tiba-tiba berkedip dan iris hazel-nya langsung berbinar.

Kelebat kain putih dan hitam yang digantung di dahan-dahan terendah pohon oak di sepanjang tepian jalan, menarik perhatiannya.

Bibir mungil nan pucat tersenyum tipis saat melihat replika kerangka manusia, replika labu kuning yang dibuat menyerupai kepala, kelelawar mainan pun ikut eksis, dan masih banyak pernak-pernik yang identik dengan Halloween berayun-ayun diombang-ambingkan angin.

Mulut lebar replika labu kuning itu seolah tersenyum, menyambut Diana yang sudah lima tahun tidak pernah datang berkunjung ke desa. Tepatnya sejak setelah menikah dengan Oliver.

Sebenarnya sejak mulai menginjak bangku sekolah menengah atas Diana sudah jarang pulang ke desa. Dia tinggal di Kota Birmingham, di rumah pamannya dan hanya sesekali saja pulang ke desa saat liburan.

"Halloween." Diana menggumam lalu menoleh pada suaminya. "Oliver, tanggal berapa sekarang?"

"Dua puluh sembilan. Kenapa, hum?"

"Hanya ingin memastikan kalau aku tidak melewatkan perayaan Halloween. Lihat itu,"---Diana menunjuk ke arah pohon yang ada di depan, penuh dengan hiasan Halloween---"jadi rindu masa kecil."

Oliver terkekeh. "Selama ada aku, Halloween tidak akan berlalu tanpa kesan."

"Ah, itu benar sekali." Wajah tirus dan terkesan layu itu kini tampak lebih semringah.

Akhir-akhir ini kondisi Diana memang kurang baik, dia banyak menghabiskan waktu di rumah sakit setelah mengalami pendarahan.

"Apa setiap menjelang perayaan Halloween mereka selalu menghiasi pohon-pohon seperti itu?"

"Hum. Jadi tradisi turun temurun. Ah, menyenangkan sekali. Rasanya ingin kembali ke masa kecil."

Iris sewarna campuran hijau dan cokelat itu semakin lama terlihat semakin berkilat-kilat cemerlang.

Sudah banyak tahun terlewati. Sebagian wilayah yang dulu masih hutan atau tanah lapang penuh belukar, kini telah menjadi tempat hunian. Bangunan rumah pun sudah modern. Namun, pepohonan besar yang ada di sepanjang tepian jalan masuk desa ini masih tetap ada, bahkan sekarang ada tanaman hias yang ditanam dalam pot-pot besar.

Sungguh pemandangan yang menyegarkan mata.

Semakin masuk ke dalam desa, nuansa puluhan tahun lalu masih terasa akrab di sanubari Diana. Banyak bangunan dan tempat-tempat tertentu yang kondisinya masih sama seperti dulu.

Hidung mancungnya kembang kempis menghidu udara senja yang terpolusi oleh aroma masakan.

"Ah, jadi rindu masakan ibu."

Oliver terkekeh ringan sembari mengelus perut sang istri yang sudah mulai tampak buncit menggunakan tangan kiri.

Buah hati yang sudah mereka nantikan selama lima tahun akhirnya datang juga. Sudah empat bulan. Mereka harus ekstra hati-hati menjaganya karena kondisi kandungan Diana cukup lemah.

I'm Still Here [TAMAT]Where stories live. Discover now