Kesedihan Neyla [2]

6.4K 466 70
                                    

Baim duduk memerhatikan Neyla yang sedang merapikan pakaian Bunga dan Hiyyah. Ia menatap begitu dalam perempuan itu.

Membuang nafas sebentar sebelum dirinya menghampiri Neyla. "Aku mau ngomong sama kamu" ucap Baim saat ia sudah di depan Neyla dengan berjongkok.

"Bunga belum tidur bi" jawab Neyla ia sedikit melirik kearah Bunga yang asik dengan mainannya.

Baim mengaggukan kepalanya ia berjalan kearah Bunga. "Tidur siang dulu yuk" ajak Baim dengan merentangkan kedua tangannya.

"Belum ngantuk Abi" katanya tidak suka.

"Bobo dulu nanti main lagi." Bunga menurut ia langsung meminta digendong oleh Abinya itu, tentu saja Baim langsung mengendong. Ia kecup kening putri pertamanya itu.

"Sayangnya Abi"

Bunga menyembunyikan wajahnya di tengkuk lehernya abinya, Baim pun mengayun agar anak itu mau tidur.

Bunga ini sangat mudah jika diajak tidur, dipeluk atau di usap kepalanya anak itu langsung tertidur pulas. Dengan hati-hati ia merebahkan tubuh Bunga disamping Hiyyah.

Biam sama sekali tidak melirik bayi yang sedang tertidur pulas itu. Matanya hanya memperhatikan Bunga saja. Cup. Satu kecupan ia berikan kepada Bunga.

"Sini" Baim sudah menegakan tubuhnya, ia menatap kearah Neyla yang sudah selesai dengan pekerjaannya tadi.

Neyla menurut ia langsung mendudukan tubuhnya disofa tepat sebelah Baim.

"Apa kamu memberikan izin jika aku menikah lagi?" Neyla langsung menatap kearah suaminya. Ia menggeleng tidak percaya atas apa yang diucapkan suaminya barusan.

"Kenapa Mas?" Suara Neyla sudah melemah.

"Ney. Kamu tau kan gimana aku menginginkan anak laki-laki? Kamu lihat kedua anak kita bahkan perempuan Neyla" ucapnya dengan mengusap wajahnya begitu kasar.

Air mata Neyla langsung mentes saat mendengar ucapan suaminya seperti itu, ia tidak ingin memiliki madu. Neyla tau bagimana sakitnya diduakan. Neyla bisa melihat itu dari bagaimana Annisa dan Irsyad.

"Mas mau apa? Anak laki-laki? Ayo sama Neyla. Neyla siap kalau mas mau Neyla hamil lagi. Tapi tolong jangan menikah mas... Hikss" air mata dan isakan tangis Keluar dari bibir Neyla, ia menangis begitu pilu.

"Kalau laki-laki, kalau perempuan lagi?"

"Kita coba lagi sampai dapat yang mas inginkan" Baim diam sebentar memikirkan ucapan istrinya itu.

Tidak lama ia langsung mendekat kearah Neyla, ia tarik pinggang ramping milik Neyla itu untuk duduk diatas pangkuannya.

Tatapan Baim begitu intens menatap sorotan mata Neyla.

Perlahan-lahan wajahnya mendekat dengan wajah Neyla bahkan hidung mancung mereka sudah menyatu. Air mata Neyla Masih berjatuhan, dadanya begitu sakit saat harus melayani suaminya.

Baim melumat bibir pink milik Neyla dengan begitu lembut, tangannya masih memegang pinggang ramping miliknya. Walapun sudah melahirkan dua anak tubuh Neyla masih terlihat sangat cantik untuk ukuran seorang ibu baru melahirkan.

Neyla hanya pasrah saat Baim sudah menguasai seluruh, ia diam dan hanya menerima saja. Air matanya terus berjatuhan, bibirnya sesekali mengeluarkan isakan-isakan kecil.

-oOo-

Malam harinya dimeja makan sudah ramai dengan beberapa orang yang siap untuk makan malam. Disana ada Annisa dan Irsyad. Umi Mariam dan Abi Ikhsan serta Bunga yang keluar lebih dulu dari kamar.

Kesedihan Neyla (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang