10. 도서관의 새벽; dawn at the library

1.2K 114 13
                                    

hampir sebulan pergi, masih adakah yang menunggu ?

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

⚠️ ⚠️
VERY LONG CHAPTER
Including Mature Contents
Semi-Incest
read till the end

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Bunga tidur. Dibumbui dengan manisnya ilusi dari sebuah ekspektasi yang tak pernah terjadi. Semu, namun terkadang terasa begitu nyata, begitu indah hingga sang pemimpi sukar untuk menerima realita yang ada.

Gadis itu bergumam pada diri sendiri " Masa iya cuma mimpi "

Sekarang ia tengah terduduk di bibir ranjang. Ingatan terakhirnya adalah dirinya sedang tertidur pulas di dalam mobil Jaemin dengan lelaki itu yang mengelus halus pucuk rambutnya. Rambutnya ia acak-acak brutal kala memutar balik kilasan momentum manis bersama sang pujaan yang sayangnya tidak nyata.

Sejak dua jam yang lalu saat sang ibu membangunkannya dari tidur indah, dia terkejut bukan main saat menyadari ia berada di tempat yang asing. Netranya menelisik ruangan yang saat ini ia tempati. Luas dan klasik, kental dengan gaya eropa kuno. Sama mewahnya dengan rumah milik ayah Jaemin di Seoul namun hanya berbeda gaya design saja.

Kriet.

" Astaga Min Jeong kau masih belum bersiap juga ? " itu nyonya Na Hyo Jin bertanya tiba-tiba di balik pintu yang kini sedikit terbuka, membawa kembali dirinya ke alam dunia.

" Ibu— kita dimana ? " Winter balik tanya dengan wajah termangung yang anehnya masih terlihat cantik. Hyo Jin melangkahkan kakinya makin masuk kedalam lalu menyerbak korden sehingga sinar mentari kini turut menerangi ruangan tersebut.

" Daejeon. Di salah satu rumah milik ayah Jaemin, dia—ayah tirimu sedang mengadakan acara Gala Dinner malam ini dan karena itulah kita disini " Hyo Jin menjelaskan panjang lebar, selebar mata Winter yang membelalak sekarang.

" Daejeon ? Gala Dinner ? " pitch suaranya sedikit meninggi.

" Ya. Makan malam bersama seluruh anggota keluarga "

Sial. Mungkin itulah mengapa Jaemin hanya diam ketika ditanya mau kemana. Kalau sudah tau dari awal bisa dipastikan dirinya akan kabur. Jantungnya berdegup kencang entah mengapa, mungkin karena ia akan bertemu dengan seluruh keluarga besar Jaemin, entahlah. Dirinya hanya merasa asing di keluarga orang lain. Maka Winter memilih diam dan menyaksikan ibunya yang kini sedang asik menggerakkan jemarinya menelusuri deretan gaun yang terpampang indah di balik lemari besar yang berada tak jauh darinya.

" Kau harus memilih salah satu untuk kau pakai malam ini " matanya mengikuti gerakan Nyonya Na yang menyisir satu persatu deretan fabric tersebut.

" Ah ini dia. Cocok untukmu " Hyo Jin berucap riang. Tangan kanannya memegang gagang yang terbuat dari kayu dengan gaun hitam yang tergantung.

Winter masih terdiam. Pikirnya melayang tidak selaras dengan perkataan ibunya barusan. Apa yang harus ia lakukan. Dia kenal nihil pada keluarga Na yang lain. Seketika dia merutuki dirinya sendiri karena selalu menolak ajakan sang ibu ketika ada acara keluarga.

" A-aku takut ibu " Winter melirih pelan

Hyo Jin membalikkan badannya menghadap pada anak gadis nya yang sedang tertunduk lesu. Kemudian ia mendudukkan dirinya tepat disebelah sang anak, tangannya terulur guna mengusap surai pirang itu dengan lembut.

" Kenapa sayang ? Apa yang kau pikirkan ? "

" Bagaimana— bagaimana kalau mereka tidak menerimaku bu ? "

R E D   S T R I N G .Där berättelser lever. Upptäck nu