1. 안녕

2.2K 153 3
                                    

Kim Min Jeong -ah bukan, Winter. Dia tidak terlalu suka perjalanan panjang, sungguh. Menjemukan, membosankan, dan sangat lama. Jika tidak karena eomma nya, mana mau dia duduk berjam-jam dari Gwangyang ke Seoul.

" 1 jam lagi "

Wanita muda itu menoleh ke kanan, menatap keluar jendela mobil yang menyuguhkan pemandangan yang.. sama saja, membosankan. Gedung tinggi, dan selimut putih salju yang mulai munutupi permukaan itu tidak mampu menghibur Winter sedikit pun. Tidak biasanya ia seperti ini, Winter dikenal sebagai sosok yang ceria dan penuh semangat. Tapi sungguh, saat ini dia merasa seperti orang lain. Dia merasa sangat asing dengan semua kejadian yang baru saja menimpanya.

Terlalu tiba-tiba,
Tiba-tiba ayahnya pergi, tiba-tiba dia disuruh pindah ke Seoul, tiba-tiba ibunya ingin menikah lagi. Ya, ibunya ingin menikah lagi. Belum genap setahun setelah kepergian ayahnya, sang ibu secara gamblang mengatakan padanya ia ingin menikah lagi. Semua terjadi hanya dalam kurun waktu 1 tahun. Terlalu cepat bukan ?

------------------------------------------------------------------

" Min Jeong-a, bersiap lah kita hampir sampai "

" Winter, sekarang panggil aku dengan nama itu ". Ketus sekali namun sang Ibu masih bisa memakluminya. Nyonya Kim memandang anak perempuan semata wayangnya itu dengan tatapan penuh rasa bersalah. Ingin rasanya ia menceritakan semua hal yang sebenarnya telah terjadi, tapi tidak sekarang. Tidak saat Winter masih dalam fase menolak-semua-ucapan ibunya.

Tak lama kemudian, saat yang dinanti pun tiba. Winter dan ibu nya telah sampai di sebuah rumah yang dinilai Winter terlalu megah

" Astaga, pasti sangat membosankan berada dirumah sebesar ini " batinnya. Bagi mayoritas orang rumah ini merupakan rumah idaman, bentuk pencapaian dari hasil kerja keras agar dapat menjunjung kasta ke tingkat yang lebih tinggi.

Seorang maid membuka pintu dan mempersilahkan mereka masuk, Winter sekali lagi ber-wow ria memandang seisi ruangan dengan nuansa putih dan biru laut yang menghiasi ruangan itu dengan begitu serasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang maid membuka pintu dan mempersilahkan mereka masuk, Winter sekali lagi ber-wow ria memandang seisi ruangan dengan nuansa putih dan biru laut yang menghiasi ruangan itu dengan begitu serasi. Chandelier meng-gantung gagah di tengah ruangan, menambah kesan mewah pada design interior rumah tersebut.

" Ah kalian sudah datang, selamat datang di rumah kami yang sederhana " Ucap pria paruh baya yang berhasil membuat Winter membuyarkan lamunan nya.

" sederhana dia bilang ? cih, merendah untuk meroket " Winter memutar bola matanya, dan tidak sengaja bertemu pandang pada seorang pemuda yang mengekor di belakang pria paruh baya tersebut.

" Min Jeong-a ini adalah Na Ji Sub, ayah tirimu " Winter memutus kontak mata saat ibunya mengenalkan siapa pria baya tersebut. Yang diajak berbicara diam tidak memberi respon sama sekali. Saat ini, jangankan berbicara memandang sosok bapak-bapak didepannya pun dia ogah.

" Bolehkah aku langsung kekamarku ? " Masih dengan menampilkan raut wajah seperti namanya, Winter sama sekali tidak tertarik untuk melakukan perkenalan. Dia menatap tidak suka pada sosok yang menyandang sebagai ayah tiri didepannya

" A-apa yang kau bicarakan ? kau tidak sopan sama sekali nona muda" nyonya Kim mendelik menatap putrinya.

" Ahahaha, kau pasti sangat kelalahan. Baiklah, ini Jaemin kakak tirimu. Dia yang akan menunjukkan kamarmu " Lelaki paruh baya itu menarik tangan lelaki yang lebih muda disampingnya. Menyuruhnya untuk membawa koper Winter serta menunjukkan kamar baru pada adik tiri barunya.

------------------------------------------------------------------

Tidak ada satupun kata keluar dari mulut keduanya. Winter sibuk memandang takjub -tapi poker face- pada interior design rumah barunya itu. Sedangkan Jaemin, bingung memulai percakapan. Awkward sekali

" Kau suka perjalananmu ? Diluar salju sudah turun ya ? " shit. Pertanyaan macam apa itu Na Jaemin. Jaemin mengusap rambut legamnya sendiri, malu. Sedangkan yang ditanyai hanya diam. Winter menyadari itu, Jaemin hanya ingin mencoba akrab. Tapi masa bodo, Winter sudah terlanjur tidak suka pada seluruh makhluk hidup dirumah ini.

Sampai akhirnya mereka di depan sebuah ruangan. Jaemin membuka pintu mempersilahkan Winter masuk " Ini kamarmu, silahkan "

" Dan yang didepan itu kamarku " ucapnya sambil menunjuk pintu kamar tepat didepan kamar Winter.

" Jika kau butuh sesuatu panggil saja a- "

" Tolong " Kali ini Winter menghadap Jaemin yang tidak berhasil menyelesaikan ucapannya. Berjalan mendekat dan menatap Jaemin dengan raut dinginnya.

" Jangan sok akrab denganku. Karena sampai kapanpun, aku tidak akan pernah menganggapmu sebagai saudara " seharusnya Jaemin sudah menduga kalimat ini akan keluar dari bibir Winter, tapi tetap saja dia terkejut.

Lelaki bersurai hitam legam itu merubah raut mukanya yang semula terlihat ramah menjadi datar. Tak kalah dingin dengan lawannya. Ia tundukkan kepalanya kemudian tersenyum kecut. " Tidak mau jadi saudara ya ? " batinnya.

" Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Senang bertemu denganmu Min Jeong-ssi "

------------------------------------------------------------------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

------------------------------------------------------------------

Halo,
boring ya ? maaf, masih nubi banget soalnya 😭😭.
ini bener2 karya pertama yang berani aku publish.
Jadi maaf banget kalau buanyak kekurangnnya
Kritik dan Saran juseyo~ 🙏🏻

R E D   S T R I N G .Where stories live. Discover now