9. 달콤한 꿈

1.2K 120 9
                                    



⚠️Warning⚠️
Mengandung konten Semi-Incest
dan bahasa kasar.

_____________

Gemuruh riuh suasana kantin kampus nyatanya tidak berefek sedikitpun pada sesosok yang kini tengah merenung. Muka lelahnya, kantung matanya, bibir pucatnya, sudah mirip seperti mayat hidup. Kepalanya ia tumpukan pada lengan kanan, pandangannya datar nyaris kosong seperti tidak ada kehidupan. Berhari-hari dibayangi oleh kejadian siang itu membuatnya sulit untuk sekedar menutup mata.

Ciuman pertamanya.

Yang direnggut oleh kakak tirinya sendiri. Kepalanya pening bukan main. Sejujurnya dia sedikit senang sebab pengalaman pertamanya bersama sang pujaan hati. Namun reaksi Jaemin yang diluar dugaan justru membuat jantungnya berdenyut nyeri.

Di benaknya ia akan mengira bahwa Jaemin akan menjelaskan apa yang telah ia perbuat, atau bahkan mungkin akan membalas perasaannya- meski itu terdengar mustahil. Nyatanya beberapa hari setelah insiden 'siang' itu, Jaemin hanya berlaku seperti biasa, terlampau biasa. Seolah-olah ciuman itu hanya mimpi belaka.

Winter tidak bisa untuk tetap diam seperti ini, dia harus menuntut tanggung jawab Jaemin.

" Winter jadi kau tau jawabannya tidak ? " Minju menunjuk beberapa soal mengenai ekonomi makro yang menjadi tugas semester mereka. Sadar tidak ada respon dari sosok di depannya, ia hanya mampu mendengus sebal. Mendapati temannya yang lagi-lagi melamun. Tangannya mengibas-ibas di hadapan netra kosong itu, dan hasilnya nol besar. Winter sama sekali tak bergeming. Lalu terlintas sebuah ide yang brilian di otaknya.

" Oh Jaemin sunbae ! "

Winter terlonjak dari alam bawah sadar dan menoleh kesana kemari untuk menemukan sosok yang menggerogoti pikirannya, namun nihil. Desisan yang terdengar bak ular gurun itu mulus keluar dari bibir kecil Winter kala menyadari dirinya termakan kibulan Minju.

Matanya menatap tajam sang sahabat, jika ini adalah book bergenre fiksi maka bisa dipastikan saat ini aura kegelapan sudah merambat keluar dari tubuh Winter mencoba memberikan tanda untuk tidak main-main dengannya saat ini. Namun seolah kebal terhadap ilmu hitam, si Minju malah nyengir seolah tak mempunyai dosa sedikitpun.

" Kau mau mati rupanya Kim Minju " desisnya bahaya. Wajah ayunya kini berubah menjadi sangat menyeramkan, membuat Minju sedikit bergidik ngeri.

" H-hey kau sudah gila Winter- dengar, aku tidak tau apa masalahmu sampai kau berubah menjadi mayat hidup seperti ini. Sudah hampir seminggu kau mengabaikan semuanya, mengabaikan pelajaran di kelas, kau tidak menyentuh makananmu, kau bahkan tidak mendengarkan ku sama sekali "

Winter terdiam. Dalam hati ia mengiyakan semua perkataan temannya itu. Moodnya benar-benar buruk tapi tidak seharusnya ia limpahkan itu semua kepada orang lain. Kepalanya menunduk, helaan nafasnya terasa berat dan pikirnya kacau sekali. Sampai satu tepukan di bahu membuatnya kembali mendongak.

Minju tersenyum hangat " Berbagilah sakitmu denganku. Kau menganggapku teman kan ? "

Ada sedikit rasa bersalah dalam hatinya, bukan ia tak mau berbagi keluh kesah pada sahabatnya itu. Tapi membayangkan reaksi Minju saat tau bahwa dia jatuh hati pada kakak tirinya sendiri saja sudah membuat Winter takut. Baginya itu adalah sebuah aib, dan selamanya akan ia pendam sendiri.

" Jika kuberi tau, mungkin kau akan membunuhku nanti "

Minju membulatkan mata mendengar pernyataan yang dilontarkan Winter. Membuatnya semakin penasaran, tapi ia juga masih tau batasan. Maka dia akan menunggu sampai Winter siap untuk bercerita, dia akan mendengarkan dan berjanji untuk tidak menghakimi apa-apa.

R E D   S T R I N G .Where stories live. Discover now