𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟓

2K 281 32
                                    


Inupi menatap koko yang sedang meminum kopinya, dengan sebuah koran di tangan nya yang tersisa.

sejujurnya dia juga tidak mengerti mengapa ingin bertemu dengan koko, padahal di ruang makan dia memiliki seribu pertanyaan, namun saat sudah berhadapan dengan orang nya dia jadi tidak bisa mengatakan apapun!

"Ada apa mencariku? Haha" Tanya koko yang masi membaca koran di tangannya, meskipun gaya bicaranya masi santai, tapi terdengar dingin bagi inupi.

Dia jadi bingung... dari mana dia akan memulai percakapan ini? Jika ini masa lalu, dia pasti akan lancar bicara dengannya.

namun sekarang berbeda, kami telah berpisah selama 3 tahun dengan dia yang salah menyelamatkan orang.

Inupi menundukkan wajahnya dengan takut dan berkata pelan

"Tentang inseden tiga tahun lalu...."

BRUK

Ruangannya jadi sunyi, inupi belum menyelesaikan perkataannya tapi sudah di potong oleh bunyi gelas kopi koko yang dia taruh dengan kasar. Inupi gemetar takut, mengepalkan tangannya dengan kuat.

Dia tidak bisa berhenti disini, ini demi bisa keluar dari sini dan menyelesaikan masalahnya dengan koko!!

"Apa kau masi mengingatnya?" Tegas inupi yang akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap koko dengan serius.

Namun sesaat inupi kaget melihat ekspresi koko yang tidak beraturan, matanya bergetar, dia terlihat pucat dan berkeringat hebat.

"komohon inupi..., jangan membahasnya sekarang"

"....aku...."

Sekertarisnya yang dari tadi menyimak mereka di pojok ruangan tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, tapi dia tau suasanya tidak baik untuk boss nya.

Dia mendekat, memegang pundak koko dan berbalik ke inupi

"...." koko hanya terdiam menatap inupi, tidak menghiraukan sentuhan dari sekertaris itu.

"Hei, apa kau bisa tidak membuat boss tidak nyaman?" Sinisnya, dia berpikir kalau inupi adalah salah satu teman bossnya yang memanfaatkan trauma bossnya untuk kekayaan.

Namun bukannya dibalas marah, inupi hanya mengabaikan perempuan itu dan menatap koko dengan lekas. koko memajukan tangannya untuk menghentikan sekertarisnya untuk bicara lebih lanjut.

"Kau keluar lah dulu, aku akan bicara dua mata dengannya" ucap koko menatap balik inupi dengan tatapan tajam.

Dan akhirnya, di ruangan itu hanya tersisa 2 orang.

"apa kau masih menganggap ku sebagai akane?" Ucap Inupi tidak bertele tele dan langsung to the point.

"tidak"

"Kau berbohong"

"Untuk apa aku berbohong?" Balas koko yang tidak mau kalah dari inupi.

"Lalu kenapa kau membawaku kesini?" Dia menatap koko dengan tatapan kecewa.

"Aku hanya ingin membantumu"

"Karena aku saudara akane?"

koko terdiam, dia merenungkan sesuatu dan heran kepada dirinya sendiri.

[Apa dia membantunya karena saudara akane.... atau karena dia menganggap inupi adalah sahabatnya?]

Memikirkan nya, hanya membuat kepala koko sakit, tubuhnya mulai bergetar hebat.

AH...

Mengapa ini selalu terjadi padanya? Kenapa? Kenapa aku? Apa yang telah kuperbuat? Apa yang sedang kulakukan?!

Come back || KokonuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang