Aku Dengan Segala Rasa yang Ku Punya

143 12 4
                                    

Inilah aku Kay dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diriku. Aku type orang yang cukup mandiri. Aku anak bungsu dan memiliki satu abang yang cukup famous dikalangan cewek dan itu yang membuat aku sedikit risih ketika berjalan berdua dengan abang di tempat-tempat ramai.

"Assalamu'alaikum Rey"

Yah begitulah sapaan para wanita dihadapan abangku yang sedang berjalan berdua dengan ku. Ahmad Rayhan Andala adalah nama abangku yang cukup terkenal itu. Dia memiliki pribadi yang memang jadi incaran kaum hawa. Ku akui Abang Rey memang tampan, dia juga agamis, sopan, murah senyum, suka nolong, jago ngaji, di sisi lain dia juga pemain basket, jago renang, pun ahli dalam memasak. Yaah siapa sih perempuan yang tidak jatuh cinta dengan sosok pria seperti abangku. Sampai aku terdiam dan bergumam :

"Mengapa dia abangku?" Seandainya saja kelak jodohku seperti dia betapa tentram dan damai hidup ini. Whaaattt??? Jodoh??? Berapa umurku sampai harus memikirkan jodoh?? No, jalan ku masih panjang, ada banyak hal yang harus aku pikirkan lebih dulu toh jodoh juga urusan Allah" pikirku dalam hati.

Aku memang akrab dengan abangku, yah itupun karena kami memang dilahirkan hanya berdua dalam keluarga kecil kami. Ibu yang selalu sibuk dengan kantornya dan ayah yang bolak balik keluar kota mengurus perusahaan kecilnya. Terkadang pelukan dari ibu dan candaan dari ayah sangat kami rindukan, tapi apa boleh buat ketika kondisi memaksa untuk kami terasa jauh, setidaknya kami bersyukur masih memiliki kedua orang tua yang hebat seperti mereka.

Sehari rasanya terlalu singkat kami jalani berdua. Nyanyian jangkrik malam hari menemani kesunyian kami. Aku dan abangku dengan kesibukan kami masing-masing. Rumah kami ada dua tingkat, aku dan abang berada di lantai kedua sementara kamar ibu dilantai bawah dekat dapur. Habis isya pun ibu kadang tertidur saking lelahnya bekerja sepanjang hari. Ayah? Yah tentu saja beliau masih diluar kota karena proyek barunya baru saja dimulai lagi.

Aku dan abang hanya selisih 3 tahun namun dari segi pemikiran kami sangat jauh berbeda. Pemikiran abang bahkan lebih dewasa dibandingkan umurnya, sebaliknya aku dengan umur sekarang namun pemikiran yang jauh lebih kekanak-kanakan. Dan seperti itulah aku sangat bangga dengan abangku. Dia bisa menjaga adik kecilnya ini dengan sangat sempurna. InshaaAllah.

"Kayyy, ini abang boleh masuk ga?"

Terdengar teriakan dari balik pintu sepertinya abang ingin mengacau malam ku lagi.

"Paswordnyaaaa..." balasku dari dalam kamar.

"Kayy adik tercantik sedunia"

"Okeee silahkan masuk abangggg"

Seperti itulah cara sederhana kami mengibur diri sendiri dalam keheningan. Waktu kami kecil masih ditemani oleh kakek dan nenek, namun sekarang mereka sudah pindah ke luar kota ke rumah sodara ibu yang lain. Ibu menginginkan seorang asisten rumah tangga untuk membantu kami di rumah, namun bang Rey jelas menolak keberadaan seorang asisten dalam rumah, tentu saja dengan berbagai alasan konkritnya.

Kami semua bersyukur memiliki Abang yang sangat paham persoalan agama. Memangnya asisten rumah tangga buat apa? Masak? Lahh bang Rey lebih jago, udah kayak Chef. Lagian ibu juga biasanya tetap masak sebelum ninggalin rumah buat kerja jadi emang keberadaan asisten enggak kami butuhkan.

......

Seperti biasanya di dalam kamarku, aku dan abang memang berdua tapi dengan kesibukan masing-masing. Aku dengan gadget ku dan abang dengan buku-bukunya.

"Bang nanti kalau abang udah nikah abang bakal punya rumah baru kan terus aku sendirian dong bang?" tanyaku dengan tiba-tiba.

"Yaah gitu dek" balasnya singkat dengan senyum tipisnya yang menawan.

RASA 1Where stories live. Discover now