Behind You

52 12 0
                                    

One Punch Man Fanfiction

WARNING!
School AU! Kinda OOC

•••

ーStudent Council Meeting

Genap setahun Amai Mask menjabat sebagai ketua OSIS, pemuda tampan yang kini bermandikan peluh harus mengakui kekalahannya dari Tornado of Terror Tatsumaki, menjadikannya turun jabatan sebagai wakil. Namun itu tak menyurutkan niatnya untuk mengubah peraturan sekolah menjadi lebih baik, di bawah pimpinannya sebagai wakil ia berjanji akan mengubah pandangan teman-temannya yang terjerumus, dalam sebuah peraturan yang tidak manusiawi.

Tanpa sebuah protes yang terucap, siswa berambut biru muda itu angkat kaki dari sana─ruangan penuh orang-orang berbakat yang sayangnya telah dimanipulasi.

"Heh, mengakui atas kekalahanmu, Ikemen Kamen Amai Mask?" celetuk sang ketua OSIS baru.

Tersenyum. Amai Mask menanggapi tanpa emosi yang tersirat sedikitpun, tanpa memberikan atensi kepada lawan bicaranya.

"Tenang saja, nona. Nikmati masa jabatanmu, sembari aku menyaksikan ketololan kalian dari bangku wakil," balasnya kasar.

Mendengar kata tak senonoh terucap di lingkungan sekolah mereka mengundang tatapan sinis dari sosok berambut pirang. "Jaga bicaramu, wakil ketua."

"Oh, maaf. Apakah itu membuat telingamu terasa panas, Tuan Flash?"

"Kau─"

Kalimat itu bahkan baru berada di ujung bibir, namun Metal Bat dengan cepat memotongnya.

"Sudahlah, Flash. Semakin kau meladeninya semakin dia tak tau diri. Aku heran kenapa kepala sekolah kita mengunggulkan orang seperti dia."

"Cih." Flash mendecih.

Hari itu, kehadiran Amai Mask bagaikan penghianat bagi mereka. Meski tak sedikit penggemarnya yang protes dan mengajukan tuntutan atas bergesernya bangku ketua, mereka tetap kukuh pada pendirian, lagipula sangat mudah untuk melawan wanita-wanita haus ketampanan itu.

ー Break Time

[Name] berjalan dengan lunglai ke meja makan yang tak luput dari pantauan para wanita di setiap ruang hampa. Bukan kehendaknya untuk mendekati atau bahkan sekadar berbual-bual dengan sang Pangeran Sekolah, mengingat betapa banyaknya penggemar pemuda itu yang senantiasa memantau pergerakannya.

Posisinya sebagai sekretaris mau tak mau membawanya dalam setiap permasalahan yang teman-temannya lakukan. Setidaknya untuk mengetahui apakah ia bisa membantu mereka atau hanya datang sebagai pengganggu.

Tanpa menurunkan rasa hormat kepada mantan ketua sebelumnya, [Name] menyapa dengan sopan.

"Selamat siang, Amai Mask-san. Bagaimana harimu? Kuharap hal yang sempat terjadi di ruang OSIS tadi tidak mengganggu fokusmu."

Pemuda itu menoleh dengan ramah, senyum tampan seperti biasanya diberikan secara percuma kepada gadis itu. "Haha, seperti yang kau lihat, [Name]. Hanya ditemani secangkir teh, itu sudah menjadi keseharianku, lalu apalagi yang ingin kau tau?"

Ah, bahkan tawanya terdengar sangat elegan. Pantas saja para kaum hawa di sekolahnya terjatuh akan pesona pemuda itu.

"Y-ya, kuharap kau tidak mengabaikan rasa peduliku."

"Ah, perkara yang tadi ya? Aku tak begitu memikirkannya, lagipula sudah tabiatnya mereka bukan?" Amai Mask menautkan jari-jarinya di atas meja, menunggu respon selanjutnya dari sosok sekretaris. "Dan omong-omong silakan duduk, kakimu itu bukan tiang bendera."

𝐌𝐄𝐋𝐎𝐃𝐘 ↯ 音速のソニックWhere stories live. Discover now