Part 2

640 47 0
                                    

Enjoy reading 😊
Jangan lupa vote dan komen ya!
****

"Terima kasih untuk hari ini," ucap Renata setelah mereka tiba di depan rumah yang dirinya tempati bersama ayahnya.

"Hhmm," balas Arya seraya melihat Samuel yang masih tertidur di kursi penumpang di belakang.

"Sepertinya dia kelelahan," ujar Renata lagi. Juga melihat anak kesayangannya, yang sedang tertidur seraya memeluk selimut dengan kepala Teddy Bear miliknya yang ia gunakan sejak masih bayi.

"Hhmm," balas Arya lagi tanpa melirik sekali pun kepada sosok perempuan yang berada di sampingnya itu.

Menyadari hal tersebut, Renata menghela nafas lemah. Selalu seperti ini. Dia diacuhkan. Seperti sosok tak kasat mata yang tak seharusnya ada.

"Kamu pulanglah!" serunya. Dia membuka pintu mobil. "Ayah sedang nggak dirumah, jadi kamu nggak harus masuk untuk beramah tamah," lanjutnya sebelum benar turun dari mobil milik Arya yang ditumpanginya .

Saat dia berbalik, dan hendak membuka pintu penumpang belakang. Bermaksud untuk membawa Samuel turun dari mobil, dengan cara menggendongnya. Tak disangka, Arya lebih cepat darinya. Pria itu juga turun dari mobil.

Dia membuka pintu penumpang dari sisi yang berbeda. Dengan begitu perlahan dan hati-hati, dia mencoba mengangkat Samuel agar tidur malaikat kecil itu tak terganggu.

"Arya, apa yang kamu lakukan?" Nada tak suka terlontar dari mulut Renata. Dia segera berlari kecil. Memutari mobil dan menghampiri Arya, yang saat ini sudah menggendong Samuel. "Biar aku saja yang menggendongnya. Aku bisa!" tegasnya. Kedua tangannya berusaha merebut Samuel dari dekapan Arya.

"Diamlah, Ren!" desis Arya dengan wajah yang terlihat kesal.

"Kalau begitu berikan Samuel kepadaku," tegasnya. "Tugasmu sebagai Daddy Samuel hanya berlaku saat Samuel membutuhkanmu. Juga saat ada Ayah disekitar kita. Sekarang Samuel sedang tidur, dan nggak ada Ayahku disini." Renata menelan saliva pahit yang terasa menggumpal dikerongkongannya. "Jadi kupikir, kamu dapat bebas. Biar aku sendiri yang mengurus Samuel."

"Jangan terlalu berlebihan dan membuat drama, Renata Antamaya." Arya mendengkus. Menyebut nama lengkap wanita itu. Seakan ingin menegaskan nama Antamaya yang tersemat di sana. Seakan memberitahukan bahwa lagi-lagi, semua hal yang dia lakukan, hanya karena sosok pemilik nama besar itu─Antamaya.

Ditatapnya tajam Renata yang terlihat bingung dengan ucapannya.

"Ayahmu memang nggak berada disini. Tapi, laki-laki tua itu mempunyai banyak mata yang selalu memperhatikan kita," ujarnya seraya melangkahkan kaki panjangnya memasuki rumah besar di hadapannya. Meninggalkan putri si pemilik rumah, yang masih tak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkan oleh pria itu.

Renata menghela nafasnya kasar. Hatinya terasa sesak. Sekuat tenaga dia menekan perasaannya untuk tak jatuh hati dengan laki-laki dingin dan menyebalkan seperti Arya Bramana. Tapi entah kenapa, ayahnya malah begitu ingin menjadikan sosok menyebalkan itu sebagai menantunya.

Semua semakin diperparah dengan sikap membingungkan yang laki-laki itu perlihatkan. Terkadang begitu dingin kepadanya. Tapi, bersamaan dengan itu, selalu saja dapat menjadi pahlawan untuk anaknya, dan juga dirinya.

Seperti hari ini, saat laki-laki itu menjadi figur Ayah yang tak mungkin Renata dapat berikan untuk Samuel. Seperti saat ini, saat dia tahu dirinya akan kesulitan menggendong Samuel ke lantai atas kamarnya. Walau tetap dengan wajah dingin, dan beralasan orang dari Antamaya sedang memata-matai mereka. Tapi, Arya tetap menggendong Samuel tanpa mengeluh. Memeluknya seperti anaknya sendiri.

YOURS (TERSEDIA DI GOOGLE PLAYBOOK & KARYAKARSA)Where stories live. Discover now