Part 1

849 61 1
                                    

Enjoy reading 😊
Yuk, tetap di Vote dan di komen ya Genks, cerita si Mamas Arya ini
*****




Tiga bulan kemudian

"Daddy Arya...." seru Samuel Antamaya─cucu pertama dari sosok pengacara ternama di Indonesia─Antamaya. Bocah kecil itu berlari mendekati sosok laki-laki yang sudah sejak dulu dipanggilnya dengan sebutan Daddy─Arya Bramana.

Senyum Arya pun mengembang kala melihat sosok mungil itu mendekat. Pria itu berjongkok. Dia melebarkan kedua tangannya, menyambut Samuel yang hendak memeluknya.

Hilang sudah kesan dingin dan datar yang menjadi ciri khas Arya Bramana. Pria itu akan berubah 180 derajat saat menghadapi Samuel. Senyum hangat dan wajah ramah selalu diperlihatkannya. Hal itu jugalah yang membuat kehadirannya dapat diterima oleh Samuel.

Bahkan, entah sejak kapan bocah mungil itu memanggil Arya dengan sebutan Daddy. Membuat Renata Antamaya─anak perempuan satu-satunya dari Antamaya, yang merupakan ibu dari Samuel tercengang. Tentu saja dia sempat tak enak hati dengan kelakuan anaknya itu. Yang dengan seenaknya memanggil Arya dengan sebutan Daddy.

"Hey, Buddy!" balas Arya. Dirinya memeluk, lalu menggendong Samuel dengan penuh sayang. "Sudah siap untuk bertemu dengan teman-teman barumu di sekolah pagi ini?" tanyanya. Tentu saja diberi anggukan penuh semangat oleh Samuel. Bocah mungil itu terlihat begitu memikat hati dengan seragam sekolah Pre-School yang dikenakannya.

"Off course, I'm ready!" jawabnya dengan logat menggemaskan. "Tapi...." Kalimat itu menggantung. Berganti dengan rengutan wajah yang membuat siapa pun yang melihatnya juga ikut merengut.

"Tapi, apa, Buddy?" tanya Arya dengan dahi berkerut.

"Tapi aku sedikit nervous, Dad." jawabnya pelan. Hampir terdengar seperti bisikan.

Mendengar jawaban dari Samuel, baik Arya dan Renata bersitatap sesaat. Kedua mata Renata mengerjap kala kesadarannya kembali. Sebelum dirinya terlalu jauh tenggelam dalam pesona memabukkan laki-laki di hadapannya. Segera ia mengalihkan tatapan. Dia menatap Samuel─anak semata wayangnya kembali.

"Kenapa kamu harus merasa gugup, Sayang?" tanya Renata dengan suara lembut.

"I don't know, Mom," jawab bocah mungil itu seraya menggeleng. "Sammy hanya takut jika nanti ada salah satu dari mereka yang mengejek Sammy. Karena mereka tahu Sammy nggak punya Ayah." Wajah Samuel berubah murung dengan suara pelan yang seketika membuat hati Renata hancur berkeping-keping mendengarnya.

Gumpalan pahit seketika mengumpul dikerongkongannya. Hatinya seperti dihantam benda berat. Bulir air mata begitu saja menggenang di sudut-sudut kedua matanya tanpa bisa dia tahan. Rasanya dia ingin segera memeluk bocah mungil itu. Mengatakan tak akan pernah ada yang bisa mengatakan hal itu kepadanya. Karena dirinya, akan selalu mempunyai ibu yang akan terus menjaganya. Memberikan kasih sayang kepadanya tanpa cela. Walau dirinya tak mempunyai Ayah sekali pun.

"Hey, Buddy, jangan berkata seperti itu!" seru laki-laki yang saat ini tengah menggendongnya. Kedua mata sendu milik Samuel menatap laki-laki dewasa di hadapannya itu lekat. Begitu pun dengan Renata yang menatapnya dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Sammy 'kan punya Ayah," ucapnya. "Daddy ini 'kan Ayah kamu," lanjutnya lagi seraya menunjuk dirinya sendiri di hadapan Samuel. Sontak kedua mata anak itu berbinar mendengar hal itu.

"Arya!" seru Renata. Berusaha cepat tanggap. Dia tak ingin Samuel salah sangka. Namun, delikan tajam yang Arya berikan padanya, membuat wanita itu membungkam mulutnya seketika.

YOURS (TERSEDIA DI GOOGLE PLAYBOOK & KARYAKARSA)Where stories live. Discover now