05. Contemplating Yourself

77 86 71
                                    

Suasana kantin tampak ramai diisi oleh siswa-siswi yang menyantap enak hidangan makanan, mendudukkan dirinya bersama sekelompok lainnya sembari melakukan kegiatan makan dan sesekali berbincang kecil.

Kami, lima anak duduk di kursi penyangga kantin dan menyantap makanan dengan nikmat. Na Jaemin tertawa geli saat mendengar lelucon Junkyu yang tak masuk akal, karena anak itu terus mengoceh dan mengajak bercanda setiap saatㅡagar tak bosan. Aku yang melahap nasi kari, hampir saja tersedak saat Junkyu berkata, 'pakaian dalamku nggak pernah dicuci selama satu minggu lebih'.

"Iiiuuu! Jijik banget jadi cowok," cibir Giselle berasa ingin muntah, lalu meneguk sekotak susu dengan rasa bweh!

"Dih, bisa gak sih lo diem sehari aja? Kita mau makan jadi eneg nih rasanya," rajuk Felix dengan nada dinginnya, menatap datar ke arah Junkyu yang duduk sejajar di sampingnya.

Junkyu menyengir sambil menggaruk belakang kepalanya. "Hehehe. Eh lagian kalo nggak ada gue, pasti bakalan sepi kan?"

"Enggak juga," sela Giselle, lalu melahap sushi roll.

Bibir Junkyu mendatar. Yang lain hanya geleng-geleng kepala dengan tatapan tak habis pikir dengan Aoki Junkyu si anak happy virus.

"Ohiya, Jaemin. Lo di sini mau ikut ekstrakulikuler apa? Siapa tau, buat nambah kegiatan sekolah di luar akademik gitu?"

Jaemin yang sudah mangap mulutnya hendak menyuap nasi, kini jadi urung karena Felix mengajaknya bicara. Laki-laki berdarah Australia itu mengusung senyuman tipis, menatap semringah wajah Jaemin yang duduk berseberangan dengannya.

Diam sesaat, Jaemin mengulum senyuman simpul. "Ada ekstra apa aja di sini?"

"Banyak!!" tangkas Junkyu sambil merentangkan kedua tangannya girangㅡhampir saja mengenai muka Felix. "Di sini, ya, ada ekstra musik, basket, voli, sepak bola, osis, karate, renang, club bahasa asing, cheers, dan lain-lainlah pokoknya! Lo mau ikut ekstra apa? Nanti gue masukin lo buat daftar." Lantas ia menaik-turunkan alisnya dengan senyuman excited.

Jaemin tampak berpikir sejenak dalam hitungan beberapa detik. "Yang pertama kamu sebut apa tadi?"

"Hng... apa, ya? Musik?"

Jaemin memasang wajahnya antusias. "Ah, iya. Sepertinya, aku berminat ikut ekstrakulikuler musik."

Ctakk!

"Bagus sekali!!"

Kami tersentak kecil saat Junkyu menjentikkan jarinya dengan rasa girang bersamaan bangkit dari kursi penyangga.

"Kebetulan gue juga ikut musik. Oke, tenang aja, nanti gue daftarin lo buat ikut musik." Air muka Junkyu tampak riang gembira.

Jaemin mengangguk senyum dan mengucapkan rasa terima kasih kepada Junkyu.

***

Para murid berhambur keluar dari gerbang sekolah. Melesat pulang dengan berjalan kaki bersama teman akrabnya, ada juga beberapa anak lain yang menuntun sepeda.

Aku berjalan sendirian mengecai jalanan kavling, sembari menenteng tas cokelat persegi di depan. Detiknya, aku tersentak kecil saat Giselle menepuk pundakku dari belakang dan mengucapkan "sampai jumpa besok, Sakura!" dengan wajah cerianya sambil berlari kecil melambai-lambai padaku, hingga gadis itu segera masuk mobil ketika penjemput sudah menunggu di depan gerbang sana.

Aku tersenyum tipis memandang Giselle yang sudah dijemput oleh ayahnya. Menghela napas panjang, lalu kornea mataku bergulir ke atas. Memandang indah bunga-bunga sakura yang berguguran di sepanjang jalan. Sambil berjalan keluar dari pintu gerbang, aku mengangkat kepala. Seketika itu, senyumku merekah hangat melihat kelopak-kelopak indahnya sakura yang berjatuhan menyelimuti jalan.

Diary Sakura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang