"Ih, tapi gue beneran lupa kalau sekarang udah tanggal 2 Desember, anjir." Bayu berujar sambil mengecek ponselnya sementara indominya dialihkan kepada Daniel karena Bayu sudah kenyang.

"Apalagi ya Allah..." Karina pening, "Gua tanya si Maya aja dah biar lebih cepet."

"Pameran jadinya tanggal 20 biar gak bentrok sama punya Kria." tukas Giselle.

"Kalau kita dibarengin sama interior." timpal Daniel.

"Tapi studionya entar dibedain, soalnya mereka pada gede, bikin maket. Tugasnya perkelompok." Azka juga menimpal.

Karina menatap ketiganya gantian. "Gitu kek daritadi."

"Hehehe, biar komunikasinya banyak arah ini, babe." Giselle nyengir sambil merangkul lengan Karina.

"Terus ini tadi lo apanya yang lupa?" Hilal beralih ke Bayu.

"Oh iya, gue lupa, hampir lupa tepatnya."

"Apaan?"

Bayu menurunkan ponselnya. "Ultah Sandi."

"WAAAHH, GAK BENER LUUU," Bayu langsung disemprot.

"Lo berdua udah sering berantem gak guna cuman gara-gara 'giliran siapa yang bayar parkir', jangan sampai berantem beneran gara-gara lupa tanggal sakral, kalau enggak..." Daniel menatap sepet.

"Iya enggak aduh! Kan hampir, ih!"

"Padahal kalau lupa beneran seru kayaknya. Gue taruhan, kalau semisal sampai lupa beneran, Sandi bakal kecewa banget terus Bayu mohon maaf sampai bersimpuh." tukas Giselle.

"Sangat drama meski terdengar masuk akal, tapi taruhan itu haram, sistur." Hilal geleng-geleng kepala.

"Ledig."

"Saruana ledig mending repeh." (sesama tai mending diem) Hilal meletakkan telunjuk di mulut Azka.

"Duh, anjir, dianya gak pernah ngomong atau ngode gitu kek, terus guenya juga lupa. Hampir lupa." Bayu menarik lagi topik ke dirinya. "Kasih kado apa mepet gini coba?"

"Ngapain repot-repot mikir? Kasih diri lo aja."

"Buat dijual di pasar gelap organ dalamnya, gitu yak? Emang sangat berguna."

"Gak gak gak, ini serius, kata gua mending lo cosplay jadi maid kitten terus seharian—"

"Oke, thanks sudah speak up." Daniel membekap mulut Giselle.

"Udah, kadoin baju aja biar kece dikit itu laki lo gua liat bajunya kalau gak kaus terus dijaketin paling kemeja doang."

"Itu mah sense of fashion dianya aja amblas, laki gue pakai kaus terus jaket himpunan ganteng mulu tuh. Emang bawaan lahir aja."

"Maksud lo, Sandi jelek?" Bayu mendelik.

Hilal memundurkan punggungnya. "Itu lo yang bilang, meski menurut gue pribadi, dibandingin Karam sih iya."

Gak sampai semenit, Hilal telah tergeletak di lantai sambil histeris, "TOLONG, GUE DILECEHIN!"


ღ。◦◝。


'Sandi jelek'. Itu bikin Bayu kepikiran sepanjang sisa hari itu sampai sorenya yang kini sedang duduk sendirian di pinggir selasar bagian belakang departemennya yang menghadap taman. Tangannya sibuk scrolling di layar ponsel. Bolak-balik melihat Instagram, aplikasi online shop, dan situs merah P demi mencari referensi hadiah untuk Sandi yang kadung mepet.

Undercover ╏ SooGyu ✓Where stories live. Discover now