020

513 24 7
                                    

Zoro mengusap wajahnya kemudian dia bangkit dan meletakkan suratnya di atas meja kerjanya, dia mengambil jubah di atas kursi depan meja kerja Nami. Dia memperhatikannya sebentar sebelum menyadari bahwa ia itu jubah yang dulu ia belikan untuk Nami. Dia tersenyum penuh kerinduan saat segala memori bersamanya menyerbu nya. Nami tak pernah berubah, yang berubah adalah dirinya. Kemudian dia menoleh ke arah nari yang sedang tertidur, dia hampirinya dengan perlahan lalu mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang dan terakhir mengecup keningnya.

Tiba-tiba pintu terbuka membuatnya mendongak dan melihat Robin, dia tersenyum tipis padanya dan Robin membalasnya.

"Luffy bilang dia ingin berbicara denganmu." Ucap Robin, Zoro mengangguk. Dia menunduk untuk mengusap kepala nari sekali lagi. "Dimana dia?" Tanya Zoro seraya menghampirinya.

"Makam Nami." Jawab Robin, Zoro mengangguk dan mengelus pundaknya sebentar sebelum berjalan melewatinya dan pergi ke tempat Nami.

Sedangkan Robin menatap punggung Zoro, dia adalah suaminya sekarang. Mereka sudah menikah bertahun-tahun, tak pernah ada kendala dalam hubungan mereka, tak pernah ada keributan besar, tak pernah ada rasa cemburu atau apapun yang membuat hubungan mereka kacau hingga sangat membosankan dan mereka tetap menikmatinya bersama.

Namun kenapa saat mereka tidak di pulau ini dan mengetahui semua kebenarannya. Robin ingin marah, ia ingin mengamuk karena ia merasa Zoro telah mengkhianati perasaannya yang memiliki anak dengan Nami. Dan juga ia merasa sangat cemburu dengan Nami dan anak-anaknya yang sudah merebut perhatian Zoro dalam sekejap. Robin tahu bahwa Nami sudah tak ada lagi di dunia ini, dia meninggal namun kenapa dia tetap merasa sangat cemburu?

Robin telah menemani Zoro selama bertahun-tahun di sisinya. Dan sekarang seorang wanita yang telah meninggal sekaligus wanita yang bahkan dulu membuatnya berani untuk mengatakan perasaannya pada Zoro bahkan membantunya dekat telah mengambil kembali hatinya walaupun wanita itu kehadirannya di dunia ini sudah tidak ada.

Robin egois, dia tidak ingin itu terjadi. Dia hanya ingin Zoro menjadi miliknya, namun dia segera menggeleng berusaha menghilangkan perasaan buruk itu darinya. Dia harus ingat bahwa jika bukan pengorbanan Nami, dia tidak akan pernah mendapatkan Zoro. Matanya melirik ke arah nari yang tertidur, tatapannya menyendu entah kenapa adegan tadi membuat ilusi dalam dirinya, dia seperti melihat Zoro yang menemani Nami walau faktanya dia adalah nari dan wajar bagi seorang ayah untuk menemani anaknya setelah sekian lama tidak berjumpa.

"Maafkan diriku yang egois ini, Nami" gumam Robin sambil kembali menutup pintu kamarnya.

Sedangkan di tempat lain.

Zoro baru saja tiba di tempat makam Nami dan belemere berada, dia melihat punggung Luffy yang sedang berada di depan makan Nami. Zoro mendekatinya dan ikut duduk di samping Luffy menghadap makan Nami. Banyak bunga matahari menumpuk memenuhi makamnya dan juga jeruk, Zoro menyimpan botol berisi sake di samping makamnya.

Luffy tetap terdiam tak seperti biasanya. Dan itu membuat Zoro heran namun mungkin Luffy masih merasa sedih sama sepertinya.

Untuk sesaat suasana hening, angin berhembus dengan tenang dan suasana tenang laut membuat keadaan ini sangat damai. Mereka berdua seolah merasakan Nami berada di hadapan mereka dan sedang mengoceh banyak hal, Luffy dan Zoro sama-sama merasakan kehadirannya membuat mereka tersenyum lebar, Luffy terkekeh sambil menurunkan topinya sedangkan Zoro mendongak mereka berdua tertawa entah karena apa.

"Nami adalah wanita paling cerewet yang pernah kutemui" ujar Zoro membuka pembicaraan. Luffy mengangguk "Dia tak pernah berhenti mengomel" imbuhnya menambahkan.

"Zoro, Nami adalah wanita yang pertama ku temui di laut saat aku berlayar pertama kalinya, aku masih teringat jelas dia berada di perahu dengan tas besarnya berisi perhiasan yang ia curi dari bajak laut. Saat itu aku tak pernah terpikirkan apapun sampai akhirnya aku memutuskan untuk menjadikan dia sebagai navigator ku. Aku bahagia dia menjadi kru di kapalku" jelas Luffy, Zoro mengangguk mendengarkan. Dia ingat saat mereka berusaha untuk merebut kembali Nami dari bajak laut Arlong.

"Suasana kapal kita sangatlah menyenangkan dan penuh rahasia termasuk hubungan kalian, saat itu aku memperhatikan setiap gerak-gerik nakama ku, aku tahu ada yang berbeda di antara kalian, saat itu aku tidak mengerti ada apa dengan pertemuan diam-diam kalian. Lalu semuanya mengalir begitu saja. Nami tahu ada yang berbeda di antara kau dan Robin, dia menjadi pemurung dan pendiam apalagi setelah seseorang meramalkan masa depannya. Sejak saat itu dia tahu bahwa kau bukanlah takdirnya dan akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari kapal kita dan melupakan mimpinya." Jelas Luffy lagi. Zoro tetap diam, rasa bersalah diam-diam merayap di dadanya.

"Itulah yang kau tahu. Namun kebenaran milikku masih belum kau ketahui, Zoro."  Ucapnya, Zoro menoleh padanya dan menatap wajah kaptennya itu dengan lekat.

Luffy tersenyum tipis "disaat kabar Nami meninggal di telingaku, aku mengamuk sejadi-jadinya, aku marah karena tak bisa melindunginya, dan aku marah karena aku belum menyampaikan hal ini padanya..." jeda Luffy sebelum membalas tatapan Zoro.

"Bahwa...., aku mencintainya." Ungkapnya.

Semua terasa hening. Zoro diam membeku, dia sangat terkejut melihat kaptennya. Zoro tak pernah melihat ekspresi wajah nya yang seperti itu. Tatapannya yang sangat tulus sekaligus serius dan sedih. Melihat itu dadanya serasa menjadi sesak, kenapa? Kapan? Bagaimana ini semua terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi? Dari mana ini semua dimulai?

Semua pernyataan itu terus berputar di kepalanya membuat Zoro pening. Apa yang harus ia katakan sekarang.

Pertama, apakah ia benar mencintai Nami meskipun dia sudah memiliki Robin? Siapa sebenarnya yang ia cintai? Jika pun dia mencintai Robin kenapa dia sangat sedih dan cemburu mendengar bahwa Luffy mencintai Nami.

"Zoro, sama seperti saat Nami menanyakan hal ini, aku akan menanyakan kembali. Siapa yang kau cintai sebenarnya? Nami atau Robin? Kau tidak bisa mencintai dua orang dalam satu waktu." Ujar Luffy

Zoro terdiam sejenak untuk berpikir. Nami dan Robin, dua orang wanita yang merubah hidupnya. Dia meraba dadanya sendiri untuk merasakan detak jantungnya, dia sebutkan nama Nami dalam hati dan jantungnya berdetak kencang, lalu ia sebut nama Robin, jantungnya juga berpacu sama cepatnya.

Lalu dia menatap Luffy, "Nami, wanita pertama yang membuatku merasakan cinta, dan Robin sekarang adalah istriku, dia adalah wanita yang menemaniku sekarang. Aku taakan melupakan Nami namun aku memiliki Robin. Itulah jawabanku. Kau bebas mencintainya Luffy" jawab Zoro.

Luffy tersenyum dan mengangguk.

"Ini sangat membingungkanku" Luffy mengerang menyerah, Zoro mengangguk setuju, "aku setuju. Cinta itu sangat membingungkan."

.
.
.
.
.
.
.

[•°•°•°•---End---•°•°•°•]

Love Circle [End]✓Where stories live. Discover now