03. Memories Left, Sayonara

129 121 77
                                    

Only a memory remains, thank you and goodbye.

Song Recommended
Soundtrack - Sakura Theme

Bunga sakura menari di bawah langit yang masih sedikit dingin. Memandang cantik kelopak-kelopak indahnya yang berjatuhan, senyum di wajahku mengembang. Sepi, tak ada siapa pun di dataran bukit ini. Hanya aku yang bermain dengan bayanganku seorang diri di pemandangan alam terindah ini.

Merangkai bunga lain di semak-semak, mengaitkannya dengan ranting yang ada, kuncup per kuncup bunga aku tancapkan dan membengkokkan rantingnya menjadi bulat. Rangkaian bunga bentuk bulat akhirnya jadi. Aku memakainya di atas kepalaku, lalu kegirangan sendiri dan mulai berlari-lari kecil mengitari pohon sakura yang berguguran.

Aku sangat menyukainya. Meski aku tidak mempunyai teman bermain, setidaknya aku bisa bermain sendiri dengan cara yang lain, juga... ditemani oleh pohon sakura yang tua ini. Menyenangkan.

"Rangkaian bunga yang cantik."

Refleks kakiku berhenti berlari ketika bias suara itu terdengar jelas di telingaku. Aku memandang takjub sesosok laki-laki yang tampak tak asing lagi aku lihat.

Bukankah itu lelaki yang kemarin? Yang memberikan boneka kelincinya padaku?

Dia tersenyum semringah, lalu mengayunkan kakinya berjalan mendekat ke arahku. "Bagaimana? Kamu suka kelinci yang aku berikan?"

Mataku seketika membulat mendengar kalimat itu. "A-aku... i-iya. Aku suka. Maaf, kelincimu nggak aku bawa." Lantasku memalingkan muka ke sampingㅡtersipu.

Anak itu ketawa geli. "Nggak apa-apa, simpan aja. Itu jadi milikmu sekarang." Ia tersenyum hingga matanya ikut tenggelam dibuatnya.

Apa? Jadi milikku?

"T-tapiㅡ"

"Hadiah. Biar kamu nggak sedih lagi," selanya, masih dengan senyum yang tak pudar.

Terpaku mendengar kalimatnya. Aku memandang indah senyum lelaki itu, layaknya kerangkai bunga yang bermekaran cantik di musim semi.

"Kenapa kamu sendirian lagi di tempat ini?" tanya lelaki itu kemudian. 

Aku diam. Pikiranku berspekulasi, mungkin laki-laki itu mengira kenapa aku selalu bermain sendiri? Bahkan di tempat yang sama.

"Bolehkah aku mengetahui namamu? Kemarin belum sempat kenalan," ucapnya lagi.

Mengulum bibir rapat-rapat, aku menatap ragu laki-laki itu di depanku. Dia masih tak memudarkan senyum manisnya padaku.

Kemudian, tangan dia terulur ke depanku. "Kenalkan, namaku Na Jaemin. Kamu boleh memanggilku dengan sebutan Nana. Itu artinya, kamu adalah orang yang terdekat denganku."

Orang yang terdekat?

Oh, jujur saja. Di saat orang lain yang belum pernah aku kenal, bahkan mengajakku kenalan. Aku memang sedikit takut dan tenggelam dalam keraguan. Takut jika orang itu jahat kepadaku. Tapi, kalau laki-laki seperti dia....

"Maukah kamu menjadi temanku?"

Teman...

Terdiam. Hingga beberapa detiknya. Alih-alih ragu dalam pikiran, kemudian aku membalas jabatan tangan lelaki itu.

Tangan dia begitu lembut dan hangat digenggamnya. Sungguh.

"Sakura. Haruka Sakura."

Lalu, angin berembus kencang hingga kelopak-kelopak merah muda itu beterbangan bebas.

Diary Sakura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang