2. Wanita Bunga Anggrek

40 23 25
                                    

Assalamu'alaikum
Jumpa lagi di part 2

Tolong tinggalkan komen dan beri vote, ya...
Terima kasih, sebelumnya.
Happy reading 💜💜💜

Ratu Shania mempercepat laju terbangnya. Kepakan sayapnya semakin kencang. Ia ingin segera menemui sang putra yang telah dibawa pergi oleh Dayang Lantia.

Tidak sulit untuk menemukan keberadaan mereka. Beberapa meter sebelum masuk hutan, aroma busuk menguar sangat menyengat. Ia yakin bahwa aroma itu berasal dari bayinya.

Ratu Shania tidak perlu menggunakan mata hati untuk mencari keberadaan anaknya. Ia pun gegas mengikuti petunjuk dari bau busuk itu.

Begitu tiba di sana, dilihat dan didengarnya tangisan sang bayi. Lantia tampak kewalahan mengurusnya.

"Kenapa dia, Lantia? Apa dia lapar? Atau haus?"

"Eh, iya, Nyonya Permaisuri. Sepertinya, dia lapar dan haus. Sejak lahir, kita belum memberinya apa-apa, bukan?"

"Baiklah, mumpung ada matahari, aku akan menyediakan makanan untuknya."

Shania mengeluarkan sayap oranye, lalu mengubahnya menjadi sayap daun hijau. Dengan memutar telempapnya sekali, muncul semangkuk air. Dirinya pun terbang dan berhenti di hadapan matahari. Kemudian, menyiramkan air tadi ke sayap dan berkat bantuan mentari, terciptalah makanan seperti susu kental, mirip bubur bayi.

Setelah itu, ia kembali menemui bayinya dan Lantia. Ia mengambil alih menggendong bayinya.

"Lantia, kembalilah ke istana. Terima kasih telah membantuku, tetapi maaf aku tak bisa memberimu apa-apa sebab aku keluar istana tak membawa apa pun" Shania menimang bayinya. "Kau juga jangan memanggilku Nyonya Permaisuri karena aku bukan lagi penghuni istana. Mereka mengusirku."

Lantia menautkan alis ungunya. "Aku turut prihatin dengan nasibmu, Nyonya. Namun, tidak apa-apa jika aku meninggalkan dirimu?"

"Tidak apa-apa. Aku akan membawa bayiku ke Hidden Land setelah selesai memberinya makan. Pergilah, nanti kau dikira bersahabat denganku. Kau bisa mendapat masalah."

Lantia pun pamit dan terbang menuju istana Florana Land.

Shania fokus memberi makan bayinya. Sesungguhnya, ia hendak pingsan karena aroma yang muncul dari tubuh bayi itu. Dirinya bisa saja mengeluarkan masker tebal dari kelopak oranye bunga matahari yang ia miliki. Namun, seorang Ibu harus sanggup bersama anaknya dengan kondisi apa pun tanpa menggunakan bantuan.

Shania memperhatikan  putranya. "Aku akan memberimu nama Arnold Titanum."

Dalam bahasa karakteristik, Arnold berarti memiliki jiwa penyembuh, mandiri, petualang, serta penguasa. Sangat cocok untuk anak laki-laki yang lahir dengan ketidaksempurnaan seperti putranya. Titanum diambil dari nama latin spesies bunga bangkai, yaitu amorphopallus titanum.

Ia pun membawa putranya terbang menuju Hidden Land. Tempat yang sangat jauh dan terpencil. Shania berhenti di sebuah lahan luas yang ditumbuhi rumput liar. Ada sebuah gubuk kecil di sana.

Shania memutar sekali tapak tangan dan menciptakan sebuah bangunan kecil --tepatnya di sebelah kanan gubuk-- untuk tempat tinggalnya bersama Arnold. Dirinya menatap bangunan beratap kelopak bunga matahari itu. Bagian dinding terbuat dari beberapa batang kayu besar yang disusun rapi dan diberi warna oranye. Ia pun masuk ke dalam setelah membuka pintu berbentuk oval dan berwarna hijau, persis daun berukuran raksasa.

Ketika sudah berada di dalam, ia menciptakan beberapa benda yang dibutuhkan seperti tempat tidur, kasur bayi, serta dua buah kursi dan satu buah meja.

The Exiled Prince-A Story Of The Corpse Flower Prince [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now