7 : lupa

106 16 2
                                    

Sekretaris Yoo kehilangan keseimbangan ketika Jeonghan membuka pintu secara tiba-tiba. Alhasil Sekretaris Yoo nyaris terjatuh. Ya, nyaris. Karena Jeonghan sigap menahannya meski sempat terkejut juga.

Posisi mereka kini canggung sekali. Tidak lama lagi Jeonghan akan ikut ambruk jika mereka tidak menghentikan kegiatan saling pandang-memandang segera. Sekretaris Yoo lah yang berinisiatif langsung berdiri tegak dan membungkuk meminta maaf.

"E-eh. Terima kasih, Pak. Maaf saya tadi..." ucapnya menggantung. Wanita itu masih belum bisa memproses apa yang terjadi, terlebih dia kini sedang melihat bosnya memakai piyama dengan wajah baru bangun tidur.

Jeonghan menatap kartu nama emas di kemeja sekretaris itu. Yoo Jeongyeon. Menarik. Dia seperti berhadapan dengan dirinya sendiri versi wanita.

"Ah... Oh ga... ga apa-apa." balas Jeonghan.

Terbesit di benak Jeongyeon bahwa bosnya ini kehilangan aura kharisma dan wibawanya. Ini seperti orang lain dengan wujud yang sama. Namun Jeongyeon cepat-cepat menggeleng. Tidak mau berpikiran yang tidak-tidak soal atasannnya.

"Ini... di mana ya?" tanya Jeonghan. Tidak mau bingung lebih lama lagi. Jeongyeon mengerjap, wajahnya berubah khawatir.

"Pak... gak inget apa-apa?"

Jeonghan takut dianggap gila. Dia ingin pura-pura pingsan di tempat tapi urung.

"Saya... lupa... hari ini... ada jadwal apa? Tolong jangan kasih tau siapapun ya kalau saya... ehm hilang ingatan."

Jeongyeon melongo. Sejak kapan CEO Yoon Corporation jadi begini?

"Nnnggg, mau saya antar ke rumah sakit, Pak?"

"ENGGAK! JANGAN! Ehm maksud saya... ga separah itu kok. Asal kamu mau bantu." ujar Jeonghan sambil mengulas senyum manis.

Jeongyeon tersentak. Sepertinya atasannya sudah seperti biasa. Terlihat selalu tebar pesona dan genit.

t r a p p e d

Chaeyoung sudah sampai di sekolah bersama Tzuyu. Mereka tidak banyak mengobrol di sepanjang perjalanan. Chaeyoung masih syok dan berpikir apa yang harus dia lakukan di dunia baru ini.

"Ini kelas kita, Tzu?" tanya Chaeyoung yang baru duduk di bangku sebelah Tzuyu.

"Iya. Emang ada yang beda ya? Engga deh, Chae."

Chaeyoung menopang dagunya di atas meja lalu bergumam sangat pelan, "Beda banget... Apalagi Dino ga ada di sini."

"Hah?"

"Eh, gak hehe."

Tzuyu mengangkat bahu dan melanjutkan mencatat. Agaknya dia murid yang rajin. Chaeyoung memperhatikannya dan berpikir, benar-benar sempurna sosok di sebelahnya ini.

"Eh, ada kakel yang namanya Dahyun gak di sini?" Chaeyoung tiba-tiba baru terpikir itu.

"Dahyun?" ulang Tzuyu sambil mengetukkan pulpennya ke kepala, berpikir. "Gak tau, tapi aku pernah denger mungkin."

Chaeyoung langsung duduk tegak. "Serius? Ih mau bantu gue cari dia gak? Tolong banget, penting!"

"Oke, nanti pas jam istirahat, ya." jawab Tzuyu sambil mengangguk menurut meski raut wajahnya bingung.

Beruntungnya kelas mereka karena ternyata jam pelajaran pagi sampai istirahat, kosong. Iya, jamkos tapi tetap diberi tugas. Seisi kelas senang bukan main kecuali deretan lima besar, termasuk Tzuyu, yang sudah rajin-rajin mencatat dan menghapal dari pagi.

"Kok gak tau kelasnya, sih?" tanya Tzuyu heran. Dia sedang berjalan di koridor kelas 12 bersama Chaeyoung.

Chaeyoung hanya nyengir. Dia sebenarnya tau kelasnya Dahyun, 12 IPA 3. Tapi, bisa saja di sini berbeda 'kan? Bahkan bisa saja itu bukan Dahyun yang dikenalnya. Kemungkinan di dunia ini tak terbatas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

 trapped - ft. twiceteenWhere stories live. Discover now