Tiba tiba saja, denting berbunyi yang berasal dari handphone jin yang tergeletak tidak jauh di antara buku-buku dan laptop yang juga terbuka di depan nya, jin sama sekali masih serius dan tidak terganggu dengan suara denting handphone nya, ia masih tetap melanjutkan kegiatan nya, sampai akhir nya, kini bukan suara dentingan lagi, melainkan nada dering dari handphone nya berbunyi, menandakan ada telpon masuk, dengan santai jin mengambil handphone nya tanpa melihat langsung ke arah sumber bunyi itu.

Dan langsung mengangkat begitu saja tanpa melihat juga siapa yang menelpon nya, hingga nada sedikit buru-buru di seberang telpon menyapa nya dan jelas jin sangat kenal dengan suara dari sang penelpon.

"Jin. . . Bisa kau bantu aku sekarang juga? Kumohon jin. . . Ini sungguh kacau, please!"

"Ku mohon jin, sekali ini saja"

Sang penelpon kembali memohon dengan nada jelas terdengar putus asa di telinga jin, dan sedikit helaan nafas, akhir nya, jin mengiyakan dan segera menutup telpon nya, mulai menata semua buku-buku nya serta laptop dan tas nya,

Semua buku ia taruh di loker kampus nya, ia hanya membawa laptop dan handphone nya, lalu segera berlari ke arah halte, terlihat jelas sangat buru-buru, kemanakah seokjin akan pergi?

Setelah menempuh perjalanan sekitar 25 menit dari halte kampus nya, jin kini sudah berdiri di depan apartment tinggi yang sangat ia kenal sekali, jelas jin sangat mengenal nya karna 3 tahun ia sering pergi pulang bahkan menginap di apartment itu.

Sempat ada sedikit ragu pada langkah kaki nya, namun ia berpikir mungkin akan terjadi sesuatu jika ia tidak menolong nya, jin segera masuk ke lobi dan sedikit berlari menuju lift tanpa harus meminta akses, karna pesan dari sang penelpon

"semua masih sama jin"

Kini jin sudah berdiri di depan pintu salah satu apart yang ia ketahui kombinasi kunci sandinya, karna tidak berubah katanya, lalu jin memasukan sandi itu dan "klik" terbuka, lalu jin segera masuk dengan sebelum nya yang sempat memejamkan mata dan menarik nafas dalam, seolah berpikir jernih dan mengumpulkan niat baik di kepala nya.

Saat baru beberapa langkah dr pintu, jin dapat mencium aroma gosong menguar, serta asap yang hampir menutupi seluruh ruang di dalam apart itu, lantas jin langsung menutup hidung dengan telapak tangan nya dan jelas jin sudah batuk batuk,

"Jin. . .jin? Apa itu kau?"

Suara itu terdengar tidak jauh dari posisi jin yang masih dekat dengan pintu keluar,

"Ne. . . Uhuk. . .uhuukk. . . Uhuuuuk. . .!"

Jin berjalan sedikit demi sedikit, mulai memasuki lebih dalam ruangan itu dan sesikit demi sedikit asap yang mengepung hampir seluruh ruangan apart tersebut perlahan hilang karna pintu yang tetap jin buka, jin mengganjal nya dengan rak sepatu.

"Apa yang kau lakukan sampai apart nya terkepung asap tebal begini? Melakukan eksperimen di dalam apart?"

Kini jin sudah menemukan sosok yang menelpon nya dengan nada putus asa tadi, yang juga masih menutup hidung nya serta sedikit berantakan, berdiri di ambang dapur dan ruang makan,

"Hi jin. . . "

"Masih sempat diri mu, menyapa ku dengan perkara ini?"

Kini jin mulai berjalan sekeliling ruang apart untuk membuka semua jendela dan menyalakan blower di dapur, dan menyalakan semua ac yang ada di apart yang cukup dikatakan besar hanya untuk satu orang.

Kini jin sempat menampilkan senyum manis nan imut nya itu, setelah mendengar penjelasan seorang pria dengan tubuh besar, tinggi tegap dan memiliki dimple dalam di kedua pipi nya,

💜 TAEJIN 💜Where stories live. Discover now