Dipanggil guru BK

3 0 0
                                    

Ditundukkan dan ditutup wajahnya dengan mengangkat kedua tangan. Tidak pernah lepas bisiknya memanjatkan doa pada Sang Pemilik Semesta agar melapangkan dan menguatkan hati seluas-luasnya untuk menjalani kehidupan, baginya jika hati ini bukanlah ciptaan-Nya, sedari dulu sudah menjadi serpihan-serpihan. Dia juga tak pernah berhenti menitipkan rindu untuk kedua orang tuanya dan memohon agar Tuhan selalu menjaga mereka di tempat terbaik di langit, juga berharap agar setiap hari kesabarannya diisi ulang untuk menjaga "tiga bocah" yang luar biasa yang bisa membuatnya menjadi wanita tangguh.

"Aamiin." bisiknya mengakhiri doa dan menurunkan tangan dari wajah. Tak diduga sesosok wajah tepat di depannya berhijab mukenah putih mengagetkannya.

"Argh!" Badan Mikha bahkan agak mundur ke belakang karena kaget.

"Lama amat!" serunya wanita di depannya itu tanpa dosa.

"Ya ampun, kamu ngagetin, sumpah!"

"Lama amat berdoanya, Mbak, minta jodoh, ya?" celoteh Fitri ngawur.

"Idih, sok tahu," jawab Mikha sambil melepas mukenah.

Musholla kantor sudah lengang saat itu.

"Nggak papa, Mbak, nggak usah malu, wajar kok, hihihi,"

"Apaan, aku nggak berdoa itu," tegasnya meski dia sudah umur seperempat abad belum terpikir seperti itu, masih banyak yang dipikirin dan diurusin.

"Ih, Mbak Mikha anehhh deh pokoknya, hahaha. Aku aja udah minta, tapi belum dipertemuin,"

"Itu artinya kamu harus lebih memperbaiki diri dulu, karena setelah menikah bukan cuman yang indah-indah mulu kayak drama korea, apalagi setelah punya anak,"

"Tipe cowokmu  yang gimana sih, Mbak? Aku penasaran,"

"Lagi nggak pengen mikir itu, banyak hal penting lainnya yang harus aku pikirin, seperti anak-anakku," jawab Mikha tersirat.

Fitri tertawa ringan. "Bu Mikha, Bu Mikha jangan serius-serius terus, cepet tua lho, Bu!" goda Fitri.

"Eh, Mbak, denger-denger akan ada orang baru ya di tim kreatif,"

"Hmm, ya, tapi masih belum pasti, masih wacana,"

"Tapi baru tadi pagi aku denger, keputusannya dalam minggu ini, Mbak,"

"Ya, kita lihat aja," jawab Mikha agak kurang fokus. Setelah merapikan mukenah dan memasukkannya ke dalam tas, ponsel Mikha bergetar. Ada 5 panggilan tak terjawab dari nomer asing.

"Malah katanya tuh ini posisi host program travelling," ungkap Fitri yang sudah tidak didengarkan oleh Mikha yang sibuk dengan ponsel.

Tiba-tiba raut wajah Mikha berubah 180 derajat.

"Aku harus izin sekarang!"

"Lho ada apa, Mbak??"

"Lala dipanggil guru BK, aku harus ke sekolahan!"

***

Why You? I Hate YouOnde histórias criam vida. Descubra agora