Felix menarik napas lega. Matanya menyorotkan sinar kehangatan dan berkaca-kaca. Komang kembali memeluk sahabatnya itu.

"Oke, sekarang gue mau tanya lagi. Lo kapan siap ketemu dia? Itu aja dulu, urusan lain lain mah belakanganlah, kalo ada itu juga."

"Gue terserah lo. Lo yang aturlah. Nanti juga kalo ketemu sama Dian dan dia ternyata sakit hati dengan sikap gue kemaren itu dan mutusin hubungan, gue siap. Gue siap, 'lix, karena gue tau lo udah jagain dia luar dalem dan gue berharap kalo gue ngga jadi lagi sama dia, lo yang jadi pendampingnya. Gue ikhlas."

Felix menepuk-nepuk pundak Komang.

"Nah ini yang gue maksud urusan lain lain. Mudah-mudahan ngga sampai kejadian. Gue pengen liat lo berubah dan jadi orang yang baik seperti yang lo bilang ke Ferdian."

"Lo mau kopi?"

"Mau tapi gue ngga mau ngopi di rumah lo. Lo butuh udara segar. Ngopi di toko gue sambil bantuin gue, nyokap gue pasti senang liat lo."

Komang mengacungkan jempolnya.

**

Felix menekan bel rumah Ferdian, Mang Wimang membukakan pintu gerbang, Felix kemudian mendorong motornya masuk ke garasi. Dia bertanya kepada Mang Wimang apakah Ferdian ada di rumah, Mang Wimang menjawab Ferdian sedang baca buku di taman belakang. Felix kemudian mengacungkan jempol dan setelah menstandarkan motornya dia bergegas ke taman belakang.

Dilihatnya Ferdian sedang membaca dan membelakangi dirinya. Felix berjalan pelan-pelan dan kemudian menutup mata Ferdian dari belakang.

"Felix Wibowo, ngapain sih?"

"Kok lo tau ini gue?"

"Bau asem lo."

Felix tertawa kemudian dia memeluk Ferdian dari belakang. Ferdian memegang tangan Felix dengan kedua tangannya. Lalu dia menengadah dan melihat wajah Felix lagi tersenyum menatapnya.

Felix kemudian pindah dan duduk didepan Ferdian.

"Gue malam ini ngga tidur sini yaa. Ada kebaktian di rumah dan nyokap mau minta tolong gue bantuin. Lo ngga apa apa kan?"

"Kebaktian? Eh, sini gue ikut ke rumah lo deh. Gue bisa bantuin nyokap."

Felix menggelengkan kepalanya.

"Lo dirumah aja. Kalo ada apa-apa segera telpon gue."

"Kok gue ngga boleh ke rumah lo? Ada apa?"

Felix mengacak-acak rambut Ferdian.

"Ngga ada apa apa. Gue mau lo di rumah istirahat. Jangan tidur terlalu malam. Besok sore gue jemput lo yaa. Gue mau ajak lo ke tempat teman gue."

"Ke tempat teman lo? Tumbenan lo ngajak gue ngumpul ama teman lo."

"Hahahahah .. Temen gue yaa temen lo juga kali, ama Aldo, Soni."

"Oooh .. Hahaha. Oke. Yakin nih ngga mau dibantuin di rumah?"

Setelah ngobrol-ngobrol sebentar Felix pamit pulang dengan alasan ibunya pasti sudah menunggu.

Felix kemudian menaiki motornya dan melesat melaju meninggalkan rumah Ferdian. Rumah yang banyak sekali kenangannya buat Felix. Matanya basah tapi dia lebih bahagia karena Komang akhirnya mau bertemu Ferdian, terserah apa pun hasilnya nanti.

Sementara setelah Felix pulang, Ferdian kembali ke bangku taman belakang. Dia duduk disitu dan entah kenapa dia merasa bahwa semalam itu adalah terakhir kalinya Felix menginap di rumahnya. Ferdian berusaha menepis pemikiran itu tapi melihat Felix ketika berpamitan tadi dan menatap Ferdian cukup lama, membuatnya menjadi gelisah.

KomangWhere stories live. Discover now