"Aarrggh .. Bangsaattthhh .. Anjingggghh enaakkh angeettthh .. Ssshh .. Sshh .. Teruss anjiinggghh iseeeppph iseepphh ... "

Komang menaik turunkan pantatnya. Pak Sapta dengan tenang tetap meladeni yang dimau oleh Komang. Dia kemudian melepaskan kontol Komang dari mulutnya lalu bergerak keatas dan kemudian digigit dan dihisapnya putingnya Komang bergantian kiri dan kanan.

"Oaaaaahh .. ssssh ... aargggghh ... Ssshh ... Teruuusss .. aaaarrggghh teruuusss .. "

Pak Sapta kemudian berdiri setelah itu dia berjalan memutar dan kini dia berada diantara dua kaki Komang yang terbuka lebar.

Diangkatnya kedua kaki Komang dan ditaruhnya di kiri dan kanan bahunya. Komang mulai memberontak tapi gerakannya dapat diatasi oleh Pak Sapta. Komang sudah membayangkan apa yang akan dilakukan oleh Pak Sapta.

**

Soni kembali ke rumah Aldo ketika semua yang diinstruksikan kepadanya oleh Kang Mamat via Stevan selesai dia kerjakan. Orang-orangnya Reza datang untuk membawa kedua orang yang ada di kamar Stevan tersebut entah kemana. Setelah orang-orang itu pergi dari rumah Aldo, Soni kembali mengunci pintu gerbang dan kembali ke kamar Stevan.

"Balik dulu yaa. Kalo ada apa-apa segera telpon."

Stevan dan Aldo mengucapkan terima kasih pada Soni dan kemudian Stevan menemani Soni mengeluarkan motornya dan setelah itu dia mengunci pintu gerbang kecil. Stevan kemudian berjalan kembali ke kamarnya.

"Kamu mau tidur di kamar kamu? Saya temenin."

"Enggak, Stev. Gue mau disini aja."

"Ya udah, saya mau periksa sekali lagi sekalian matiin lampu-lampu dan kunci-kunci semua pintu."

Aldo tampak agak memucat. Stevan kemudian merangkulnya.

"Semua udah aman. Kamu tunggu disini yaa. Kunci pintu kamar. Kalo ada ketukan tiga kali itu tandanya saya. Kamu buka pintunya yaa."

Aldo mengangguk. Stevan kemudian berjalan keluar kamar dan memasuki rumah utama untuk memeriksa dan mematikan semua lampu. Sementara setelah Stevan keluar kamar, Aldo kemudian mengunci pintu kamar dan kemudian duduk di balik pintu menunggu Stevan datang.

Tak lama Aldo mendengar ketukan di pintu kamar Stevan. Dia kemudian berdiri dan setelah itu membuka pintu. Stevan berdiri didepan pintu dan mengacungkan jempolnya tanda bahwa semua sudah beres. Aldo tersenyum dan mengangguk. Stevan kemudian masuk ke dalam kamarnya. Aldo menutup pintu dan kemudian mengunci pintu kamar Stevan tersebut.

Stevan membuka jaket yang dari tadi dipakainya, badannya basah oleh keringat. Dia kemudian merebahkan dirinya di tempat tidur. Aldo menutup tirai kamar Stevan dan kemudian mematikan lampu serta menyalakan lampu tidur 5 watt yang ada di atas meja di kamar Stevan. Setelah itu dia merebahkan dirinya disamping Stevan.

Stevan menoleh pada Aldo dan tersenyum.

"Kamu masih takut?"

Aldo menggelengkan kepalanya. Dia kemudian bergeser dan direbahkan kepalanya didada Stevan. Aldo menarik napas panjang. Bau badan Stevan dicampur deodorant yang dipakainya selalu membuat Aldo merasa nyaman.

"Enggak. Gue tau ada lo disini. Selama ada lo, gue ngerasa aman."

Stevan mencium kepala Aldo.

"Terima kasih yaa. Kamu udah percaya sama saya."

Aldo mengelus-elus dada Stevan. Masih ada sisa basah keringat. Bau keringat dan parfum Stevan yang bercampur membuat Aldo ingin berbuat lebih. Dia kemudian mencium putingnya Stevan setelah itu dimainkan lidahnya di putingnya Stevan tersebut. Sementara tangannya kemudian turun mengelus perut Stevan dan turun sampai akhirnya tangannya itu digesek-gesekkan di kontol Stevan yang masih terbungkus celana.

Stevan mengerang, memejamkan matanya. Menikmat apa yang dilakukan oleh Aldo kepada dirinya.

Pertahanannya jebol, dia kemudian membalikkan tubuh Aldo, lalu dia berdiri dan membuka celananya. Kontolnya langsung keluar dan berdiri tegak keras. Dia kemudian menindih tubuh Aldo. Mencium Aldo dengan penuh rasa. Lama mereka berciuman. Stevan kemudian memindahkan mulutnya pada putingnya Aldo dan dihisap serta digigitnya puting tersebut. Aldo mendesah, tangannya memeluk badan Stevan.

Stevan kemudian beranjak dari atas badan Aldo. Dia berjalan ke meja di kamarnya itu dan kemudian membuka laci. Diambilnya pelicin dan kondom. Dipakainya kondom pada kontolnya setelah itu dia berjalan kembali ke tempat tidur. Diolesnya pelicin itu pada lubang pantat Aldo dan setelah itu dioleskannya pelicin itu juga ke kontolnya sampai benar-benar basah.

Diangkatnya kedua kaki Aldo lalu setelah itu diarahkannya kepala kontolnya ke lubang pantat Aldo. Didorongnya perlahan dan pasti sampai semua masuk ke dalam pantat Aldo.

"Ssshh ... Aaargghh .. Sempitthth .. Anjiinggghhh .. "

Aldo menarik napas panjang dan menikmati proses penetrasi itu.

"Ooohh .. Kontol lo .. Arrgghh .. Gue sukaaaa, Stev ... Entot gue sekarang!!"

Stevan memaju mundurkan kontolnya sambil dia mengocok kontol Aldo. Badannya benar benar sudah basah oleh keringat. Bercucuran dari leher dan tengkuknya membasahi badannya.

Aldo menarik leher Stevan dan kemudian mencium Stevan.

"Gue mauu teruusssshhh, Stev ... Gue sayang looo .. Arggghh .. Stevvvv .."

Stevan tersenyum, dia mencium dahi Aldo sambil terus menggenjot kontolnya didalam pantat Aldo.

"Aku juga sayang kamu, Al, sayang banget. Jadi istri aku yaa, Al?"

Aldo merasakan getaran yang berbeda. Dia kemudian merasakan akan segera keluar. Ditariknya lagi leher Stevan dan diciumnya. Dan Aldo pun sampai.

"Stev ... Arggghh ... Gue ... Anjinggghh enaaakkkhh keluarrrrrrggghhhh.. "

Kontol Aldo menyemprotkan air mani bertubi-tubi sampai membasahi dada dan perutnya. Akibat dari itu Stevan merasakan kontolnya seperti di pijat pijat dan mengakibatkan dia pun ingin keluar.

"Ooohhhh ... Al ... Keluarrrggghh ... Arrggghh anjiinggghh ngentttoottt enaaaakkhhhh."

Kontol Stevan mengeluarkan banyak sekali air mani. Dia kemudian merebahkan badannya diatas badan Aldo. Keringat, air mani basah bercampur jadi satu.

Stevan mencium Aldo dengan lembut. Aldo tersenyum.

"Kamu capek?."

Aldo mengangguk.

"Mau mandi dulu nggak?"

Aldo menggelengkan kepalanya.

Stevan kemudian mencabut kontolnya dari pantat Aldo dan membuka kondomnya. Setelah itu dia merebahkan diri disamping Aldo. Aldo bergeser, Stevan memeluk Aldo hingga bahunya dijadikan bantal oleh kepala Aldo.

"Ya udah besok aja kita bersih-bersihnya. Sekarang kamu tidur. Aku ada disini. Jagain kamu."

Stevan menarik selimut dengan satu tangannya dan menyelimuti mereka berdua. Aldo tersenyum dan kemudian memejamkan matanya. Tak lama terdengar dengkuran halus tanda dia sudah terlelap.

Stevan tersenyum dan menarik napas panjang. Entah kenapa dia merasa hatinya bahagia. Dia kemudian memejamkan matanya dan mulutnya masih tetap tersenyum.

**

Ferdian terbangun. Perasaannya tidak enak.

KomangWhere stories live. Discover now