Eunji yang merasa kekhawatiran itupun lantas kembali mendekat, "Tidak apa-apa. Tentu saja perusahaan sudah memiliki izin. Karena itu, mereka memiliki akses. Lagi pula, kita sedang melakukan pekerjaan. Bukan lain hal." Tutur Eunji menenangkan.

"Kamu harus memberitahu Sajangnim mengenai ini, menghindari pertanyaan mengapa kamu ada di club malam nanti." Lanjut Eunji lagi. Kali ini mengingatkan lalu keluar ruangan.

Han GoEun mendecih. Kembali melanjutkan pekerjaannya, "Tidak kuberitahu juga, dia pasti dengan mudahnya mengetahui apa yang akan kukerjakan."

Itu fakta. Ada banyak pegawai di dalam pegawai. Maksudnya adalah, ada beberapa karyawannya yang sebetulnya adalah pegawai Jaehyun. Hanya untuk memantau kegiatan sang Istri.

Matanya melirik pada angka yang tertera di sudut layar komputer. Pukul 5 sore, masih ada waktu untuk menghubungi suaminya yang sudah pasti masih sibuk syuting. Tangannya meraih ponsel, hendak mengetik pesan pemberitahuan.

Namun tetiba gerakannya terhenti, "Tidak. Setelah tadi pagi pun, kita tetap seperti dua orang bermusuhan yang tak sependapat. Luar biasa, Jeong Jaehyun!" gerutu Han GoEun sembari meletakkan ponsel. Tak jadi memberi kabar.

Lalu tetiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Ia beranjak keluar ruangan. Senandung kecilnya sedikit mengintrupsi beberapa karyawan kala wanita itu melewati meja-meja kerja. Tatapannya beradu pandang dengan salah satu laki-laki berkemeja biru muda di sudut ruang. Terpisah beberapa meter dari meja rekan lainnya.

Diam-diam semua karyawan di lantai itu mengawasi gerik sang atasan. Apalagi saat Han GoEun justru berdiri tepat di depan meja laki-laki berkemeja biru itu.

"Kau,"

Laki-laki itu tampak santai setelah membungkuk sopan dalam duduknya. "Selamat sore, Samonim."

Dibalik masker itu, Han GoEun tersenyum simpul. "Kau 'kan orangnya?"

"Maksudnya bagaimana, Samonim?"

Han GoEun membungkuk, lebih mendekatkan diri pada lawan bicaranya yang kini sedikit terkejut. "Kau orang suruhan suamiku, bukan?"

Laki-laki itu mematung. Di dalam hati, GoEun mulai berhitung. Memperkirakan bahwa tebakannya tak salah.

Dan tiba-tiba laki-laki itu berdiri dan segera membungkuk dalam yang membuat Han GoEun sedikit mundur, tersenyum puas.

"Maafkan saya, Samonim." Ujar laki-laki bernama Kang Tae Guk itu. Sekiranya itulah yang tertulis pada nametag kerja.

Kedua tangan GoEun terlipat di depan dada. Tebakkannya tak pernah salah. Walau banyak pasang mata yang kini menatap mereka dengan terang-terangan pun, tak menyurutkan rasa senangnya.

Wanita itu sedikit membungkuk, mendekati sisi kiri Tae Guk yang masih membungkuk. "Dengar ini baik-baik dan katakan pada suamiku," bisik Han GoEun. "Nanti malam, aku akan berada di Octagon Club untuk mengurusi pekerjaan. Aku akan berada disana setidaknya sampai hampir tengah malam. Kau pasti tau harus bagaimana untuk menjelaskannya pada suamiku, bukan?"

Laki-laki bernama Kang Tae Guk ini menjawab dalam posisinya, "Iya, Samonim!"

Wanita itu lantas menegakkan tubuh. "Tegakkan tubuhmu."

Kang Tae Guk mengikuti instruksi Han GoEun dan sontak menyadari bahwa beberapa pegawai sudah memperhatikan mereka penuh penasaran.

"Nah, Kang Tae Guk. Semoga kau betah dan nyaman bekerja di sini, ya." Sambut Han GoEun riang, tak lagi berbisik. Kemudian berlalu sembari bersenandung kecil dan kembali masuk ke dalam ruangan.

Ia tak peduli akan nasib laki-laki muda itu yang sudah di beri tatapan dengki serasa siap untuk dijadikan bahan gossip. Kang Tae Guk hanya berserah diri sembari kembali duduk dan bekerja.


Married with my idolWhere stories live. Discover now