21. Come to Me

268 91 324
                                    

Apakah aku harus jadi petasan malam ini, yang membuatmu bahagia melihatku, meskipun saat kau saksikan, aku terbakar lalu hilang.

🌦

Mafu berdiri bertelanjang dada memunggungi cermin, sedikit menoleh, melihat goresan di bahunya. Bukan bekas kerokan, namun bekas cakaran Soraru malam itu, saat dimana kedua kalinya Soraru menghisap darah Mafu.

Dulu saat pertama kali bertemu, Soraru pernah menghisap darah Mafu kecil sampai ia terlihat pucat. Namun karena itu jua, Soraru pun berjanji pada Mafu untuk tidak akan menghisap darah lagi dan hidup seperti manusia biasa.

Namun malam itu, saat bulan purnama tiba, Soraru tidak bisa mengendalikan dirinya sehingga membuatnya terpaksa menghisap darah Mafu, mencakar bahu Mafu pula untuk mendapat asupan darah lebih banyak.

Bekas luka itu cukup dalam dan terlihat jelas. Mafu menghela napas dan lanjut memakai kemeja hitam dan tak lupa juga dengan kupu dasi-dasinya.

Luka itu juga mengingatkan padanya mengenai insiden menghilangnya gadis manis bersurai blonde dan menyebabkan kembalinya sifat Soraru yang dingin seperti es krim pedel pop.

Mengapa Mafu saat itu berbuat kurang baik pada Lon? Dikarenakan ia khawatir Soraru akan pergi darinya. Sebab, Soraru adalah satu-satunya orang yang ada untuk Mafu saat ia terpuruk. Masalah keluarga Mafu cukup rumit. Selain itu, Soraru adalah sosok malaikat penyelamat baginya saat insiden kecelakaan kapal beberapa tahun silam.

Perasaan Mafu ke Soraru bukan karena Cinta, ini bukan kisah BL, namun dikarenakan Mafu sudah menganggap Soraru seperti pamannya sendiri.

"Tuan, anda mau kemana?" tanya seorang pelayan wanita berotot dan sapaannya itu seketika membuyarkan lamunan Mafu.

"Kerja lah, apalagi," jawab Mafu.

"Hari ini kan libur."

#Bruh

🍎

Lon menggenggam erat lengan baju Soraru sembari mengerjap menatap sosok aneh di depan mereka.

"Soraru? Siapa dia?" tanya Lon.

"Paling orang mau nawarin obat bisul. Ntar dia—"

Belum sempat Soraru menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba sosok itu sudah berdiri di depan mereka berdua. Ia mencengkram kerah baju Soraru dan mendorong, memojokkan Soraru ke rawa-rawa.

Lon membelalak, sosok itu bergerak cepat dan terlihat sangat kuat. Wajah Lon menegang, "Apa... sosok itu vampir juga?"

"Soraru... sekarang... lo nggak bisa lari dari gue," ucap sosok itu dengan senyum lebar. Pupil matanya hitam dan banyak kerutan di wajahnya. "Gara-gara lo... gue jadi menderita, Soraru!"

"Kenapa... lo masih... hidup!" ucap Soraru dengan leher yang tercekik.

"Gue—Uhukk!!!" Sosok di hadapan Soraru terbatuk dengan brutal, memuntahkan darah dan seekor kecebong dari mulutnya.

Melihat sosok di hadapannya melemah, Soraru pun menendangnya kemudian segera menghampiri Lon. Namun sosok bertudung hitam itu sudah lebih dulu berada di sebelah Lon dan menyandera gadis itu.

"Bangke lo, Soraru! Udah tau gue penyakitan malah lo tendang!" teriak sosok itu di sebelah Lon sampai darah di mulutnya sedikit terciprat ke wajah Lon.

"Hei, tuan. Sudah berapa lama kau tidak mandi dan gosok gigi?" tegur Lon sembari menutup hidungnya.

"Pfttt," Soraru menahan tawanya. "Itu bau dosanya, Lon."

"Apa?! Gue tiap hari selalu bersiwak, cu. Pake kayu ulin! Mandi juga... kalo inget," bantah sosok bertudung hitam itu.

"Soraru?"

Soraru, Lon, dan sosok aneh menyeramkan itu menoleh saat tiba-tiba mendengar kedatangan seseorang yang berada tak jauh dari mereka.

"Mafu?! Kok... lo disini?!" tanya Soraru.

"Gue tadi janjian sama Nqrse disini, mau nemenin dia nyatok rambut... tapi dia—"

"M-M-Mafu-sama?!" sosok itu menunjuk Mafu sambil mangap-mangap, "Tunggu! Bukannya Mafu udah mati?! Jantung dia... ada di tubuh Soraru kan?!" batin sosok aneh itu.

"Kau... kenal Mafu sensei?" tanya Lon kepada sosok di sebelahnya. Namun bukannya mendapat jawaban, sosok itu malah mendorong Lon lalu berjalan cepat menghampiri Mafu.

"MafuMafu... lo sengaja mempermainkan gue?!" Sosok itu mengeluarkan golok dari sabuk di pinggangnya dan mengarahkan benda tajam itu tepat di dada Mafu.

Wajah Soraru menegang, ia berpindah secepat kilat dan menahan golok yang dibawa sosok menyeramkan itu agar tak mengenai Mafu. "Lo salah orang! Dia... bukan Mafu yang 'itu'!"

Tenggorokan Mafu tercekat saat cipratan darah mengenai wajahnya.

"Sora... ru—"

[MAFUMAFU]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[MAFUMAFU]

Dejavu

Mafu merasakan hal ini pernah terjadi sebelumnya. Tiba-tiba kepalanya terasa berat dan sakit, sehingga membuatnya mimisan.

Pemuda bersurai putih itu memegang kepalanya dengan tatapan melebar. Kumpulan memori masa lampau berputar di kepalanya. "Ingatan... macam apa... ini...."

To be Continued
27/10/21

➌ 『𝕿𝖍𝖊 𝕮𝖍𝖔𝖎𝖈𝖊』 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang