Todocopter

322 35 45
                                    

Bakugo Katsuki ngga tau gimana ceritanya dia bisa nurut-nurut aja begitu denger ajakan ngga masuk akal seorang Todoroki Shoto lewat panggilan telepon kemarin. Dia percaya ngga percaya kalau temennya itu beneran ngajak dia liburan ke pantai bernama Jumeirah Beach. Gila aja boi, itu pantai ada di Dubai.

Sekali lagi, DUBAI.

Kemarin Shoto dengan seenak jidatnya memutuskan bahwa tepat hari ini, mereka harus berangkat. Katsuki awalnya membantah, tapi begitu denger iming-iming "transportasi gratis", sayang kan kalo dilewatkan? Katsuki ngga perlu keluar duit transportasi, tinggal duduk manis sampai tujuan. Kalaupun ngeluarin duit, cuma buat makan atau biaya nginep doang.

Lagipula Katsuki anak wong sugih. Ngga perlu pusing mikirin duit.

Pagi-pagi banget, Katsuki udah ready di kamarnya. Pakai celana jeans yang dipadukan dengan kaos dalam warna hitam berbalut jaket warna oranye. Jangan lupakan koper gede dan tas ransel yang udah Katsuki taruh di dekat kaki ranjangnya.

"KATSUKI! LO DANDAN UDAH KAYA ANAK PERAWAN AJA! TURUN CEPET, SHOTO UDAH DATENG NIH!"

"SABAR MAK LAMPIR!"

Jendela kediaman keluarga Bakugo rasanya mau pecah karena hampir tiap hari denger teriakan ngga manusiawi dari ibu dan anak itu. Katsuki menyampirkan tas ransel dipundaknya, dan nyeret kopernya keluar kamar. Dia turun ke lantai satu dimana Shoto udah duduk santai di sofa sama Ayah dan Ibu Katsuki.

"Nah, akhirnya turun juga ni anak."  Mitsuki geleng-geleng kepala begitu liat anak semata wayangnya nongol juga.

"Berisik! Ngga sabaran banget jadi manusia! Tod, ayo berangkat!"  teriak Katsuki yang sama aja ngga sabarannya.

"Bentar, tehnya belum abis."

Ingin rasanya Katsuki mukul kepala Shoto yang dengan kalemnya nyeruput secangkir teh buatan Mitsuki. Sambil nunggu temennya ngabisin teh, Katsuki ikut duduk di sofa,tepat disebelah Shoto.

"Katanya mau liburan ke pantai ya? Bawaannya banyak banget? Mau nginep di villa?"  tanya Masaru, ayah Katsuki.

Shoto ngangguk singkat, "Iya, Om. Rencananya mau nginep seminggu, boleh?"

"A-"

"BOLEEEEH, BOLEH BANGET! BAWA KATSUKI JAUH-JAUH JUGA BOLEH KOK, NAK SHOTO. BIAR DAMAI RUMAH INI!"

"DIH APA-APAAN SIH MAK LAMPIR!"

"APA? KAMU NGGA TERIMA?"

"ASFHJK@#$^**$%&^%#$!"

Masaru sama Shoto Cuma bisa terdiam bagai patung pancoran begitu liat aksi adu bacot Katsuki sama Mitsuki yang ngga ada abisnya. Memang, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

"Oh iya, pantainya deket sini kan?"

Pertanyaan Masaru bikin mereka hening seketika, termasuk Shoto yang berhenti nyeruput tehnya.

" .... Pantainya deket sini, kan?"

Tanya Masaru sekali lagi dengan sedikit tekanan. Katsuki sama Shoto saling menatap, Mitsuki bingung, Masaru makin bingung.

"Sebenernya-"

"IYALAH DEKET SINI! EMANG PANTAI MANA LAGI?! AYO BURUAN BERANGKAT, TOD!"

"Eh, tapi tehnya-"

"HALAH NANTI BELI LAGI DI PINGGIR JALAN!"

Katsuki buru-buru nyeret Shoto keluar rumah. Di depan rumah, udah ada taksi warna biru ngejreng yang setia menanti dan siapmengantar keberangkatan dua sejoli ini. Dibantu Pak Sopir, Shoto sama Katsuki bahu-membahu masukin barang-barang kedalam bagasi.

VACATIONOnde histórias criam vida. Descubra agora