2. Penantian

545 82 3
                                    


Author POV

Di dalam goa, terdapat 2 bocah di dalamnya. Yang satu masih terbangun terus menatap satunya yang terus tidur.

"Uh.. uuhh," ucapnya dengan wajah sedih. Bocah itu, sama sekali belum bisa berbicara.

Hari demi hari, tahun demi tahun. Bocah itu senantiasa menunggu teman satu-satunya terbangun dari tidur panjangnya. Kadang dia menangis kalau orang yang masih tertidur itu tidak bernapas.

Sampai saat ini, tanggal xxx bulan xxx tahun xxx. Anak yang ditunggunya, terbangun.


Sychta POV

Aku membuka mataku, gelap. 'Ini dimana anjir, gw gak bisa bangun. Heleepp.'

Saat mencoba untuk bangun tiba-tiba saja muncul anak yang memeluk erat diriku. Wait, eta saha?

Kulihat wajahnya... BAM??! OMG KIYUT BANGEETTT AHAAHAA, AAKKHHH GAK KUAT!! ANAK KEMBAARRR!! HAHAHA, BYE.

Aku pingsan kembali.


Author POV

Anak yang tadinya tertidur, kini telah bangun. Orang yang selalu menunggunya -Bam- langsung memeluk orang itu sambil menangis bahagia. 

Oh sayangnya, orang yang dipeluknya kembali pingsan dan itu berakhir Bam menangis kencang. "Huwaaa!! An... Unn, uunn.... Hiks..." AKKHH IMUT SEKALI /gblk

Beberapa saat kemudian...

Kini, anak yang tidur bangun dan pingsan lagi telaj sepenuhnya bangun dan bisa menggerakkan tubuhnya perlahan. Dari wajahnya, dia terlihat senang mengetahui Bam, selalu memeluknya.

'Anjir cok, inimah gak usah naik ke menara. Biar begini terus selamanya,' batin seseorang, taulah kalian. Ya, itu Sychta.

Kedua anak itu saling bertatapan dan tersenyum bersama. Memulai aktivitas normal mereka. Seperti makan dan mengobrol dalam diam, menunggu ada yang datang.

Terlihat sangat gabut kawan. Itu karena mereka masih belum bisa berbicara sama sekali. Haduh sunyi banget.


Sychta POV

'Ini sepi banget gila. Bam, kamu kuat sekali hebat banget bisa gak gila.' batinku menatap terharu ke Bam. Walau Bam tidak mengetahuinya karena dia sedang mengumpulkan batu-batuan.

'Sepertinya sudah mau dimulai ya, act ketemu si bintik sampah. Euughh menjijikan banget ih.'

Aku tau, butuh beberapa ratus tahun, sampai batu itu menuju puncak lubang di atas sana. Aku sendiri kadang membantunya, walau kebanyakan tidak karena sering tidur. Alasan lainnya adalah, karena aku mau lama-lama sama Bam sih.

Eh, tapi ini butuh beberapa ratus tahun kalau gak salah kan? Soalnya yang dikumpulin batu kecil, inimah bakal lama banget. Ahh, biarin aja deh. Mending aku melatih ilmu santet ku.

Guru mengajari ilmu santet selama seminggu doang, abis itu dia lupa kalau aku punya ilmu santet. Ih nyebelin, inimah nyantetnya gak bisa dipake buat bunuh bintik! Tapi tidak apa-apa, bintik muntah paku atau berak beling kaca sudah cukup puas lihatnya.

Kali ini siapa target santetku? Shibisu? Dia belum lahir. Khun A.A? Belum lahir juga.

Oh! Santet Raja Zahard! Jadi pendek! Oke, markicob~

Simbalabalasimbalabala adacadabra! Raja Zahard memendek 100 cm! Selagi mengucapkan mantra, boneka jerami Zahard dan paku telah bersatu. Kalau gini, seharusnya bisa sih.

Yes! I'm the twin sister [Tower of God]Where stories live. Discover now