Aku berdiri seraya menatap lekat wajahnya. Tinggi kami hampir sejajar, tidak pendek juga tidak tinggi. Aku tidak bisa melihat ekpresi keseluruhan dari wajahnya dengan jelas. Karena dia menggunakan kacamata hitam sepertiku. Tak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulutku dan juga dirinya. Sesaat kemudian aku pun melangkahkan kakiku untuk pergi meninggalkan makam bunda.

"Keiza, kalau ada waktu, pulanglah ke rumah sebentar. Ayah sedang sakit. Dia pasti kangen banget sama kamu," ucapnya ketika aku hendak melangkahkan kakiku untuk pergi meninggalkannya.

Aku tidak menjawabnya. Aku memilih pergi untuk meninggalkannya. Aku tidak peduli hujan deras yang menerpaku. Aku pun tidak peduli dengan bajuku yang sudah basah kuyup. Setidaknya tidak ada seorang pun yang tahu bahwa saat ini aku sedang menangis.

****

Abyan's POV.

Akhirnya aku bisa menapakkan kakiku kembali di Jakarta, setelah tiga hari berkutat dengan sebuah projek baru dan beberapa klien penting di Bali. Walau suasananya lebih indah di Bali, tapi di sinilah kehidupanku berada. Di sinilah aku memulai awal kehidupanku. Dan di sinilah napasku berada, keluarga tercintaku.

Kuangkat tangan kiriku, aku lirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 8 malam. Aku mempercepat langkahku keluar dari Bandara ini. Rasanya sungguh muak, melihat puluhan pasang mata kaum hawa yang sepertinya ingin menelajangiku ditempat. Tidak bisakah mereka menjaga matanya dengan baik? Ya Allah. Ampunilah para kaum hawa itu. Padahal aku sudah berpenampilan sewajarnya. Dengan kemeja abu-abu tua, dasi hitam, jaket kulit hitam, celana hitam, sepatu pentofel hitam serta tas ransel yang aku gendong. Rambut yang aku spike berantakan. Dan tak lupa kacamata hitam yang bertengger dihidung mancungku. Is it simple, isn't it?

Muhammad Aly Abyan Alexander, rasanya aku tidak perlu menceritakan dari mana aku berasal. Aku salah satu pewaris Alexindo Company, namun aku tidak bekerja disana. Aku adalah CEO dari Alliy Inc. Perusahaan milik orang tuaku. Well, sebelum kalian menjudgeku sebagai anak mommy or whatever it is, lebih baik kalian bercermin terlebih dahulu.

Guratan wajah khas arabian membuatku selalu menjadi pusat perhatian para kaum hawa. Tubuh tegap atletis, tinggi, alis tebal, mata yang lentik, hidung yang mancung khas arabian dan bibir tipis yang merah alami menjadi daya tarik tersendiri. Semua yang melekat pada diriku adalah fotocopyan dari Abiku, Muhammad Rezky Al - Ali Alexander. Aku tak bisa menampik segala hal yang ada pada diriku berasal darinya. Aku adalah versi dirinya saat Abi masih muda. Sampai saat inipun bayangan dia selalu ada disetiap langkahku. Ada yang mengenakkan, ada juga yang menyesakkan.

Akhirnya aku keluar juga dari Bandara. Aku melangkahkan kakiku ke tempat parkir untuk menemui pak Andy dan mas Reza yang membawa mobilku. Karena kemarin mas Reza yang mengantarku. Aku segera menghampiri mereka yang dengan setia menungguku. Mereka tersenyum padaku.

"Hai pak Andy... hai mas..." Sapaku pada mereka.

"Malam Bang..." Ucap Pak andy dan mas Reza bergantian.

Aku langsung meminta mereka untuk pulang menggunakan mobil CRV milik Umi. Dan aku langsung masuk ke mobil Pajero Sport milikku. Aku meletakkan tas ranselku dan sebuah paper bag berisi pesanan milik sahabatku dikursi sebelahku. Aku langsung melajukan mobilku ketempat dimana aku dan sahabatku biasa berkumpul. Beruntung besok adalah tanggal merah dan weekend, jadi aku bisa beristirahat seharian dengan tenang jikalau aku pulang larut malam ini.

Hampir satu jam aku terjebak dalam kemacetan parah ini. Jelas saja, malam ini malam natal. Suasananya sungguh crowded. Apalagi akhir tahun, banyak diskon dimana - mana dan semua orangorang berlomba - lomba untuk berbelanja. Weekend pula. Oh damn! Aku menyalakan mp4 dimobil Pajero Sport ku untuk mengusir jenuhku. Lagu Happy - Pharrel Williams menemaniku ditengah kemacetan ini. Sesekali aku ikut bernyanyi dan menikmati alunan lagu itu untuk mengusir jenuhku. Setelah beberapa saat, mobilku akhirnya bisa keluar dari kemacetan. Aku langsung menancapkan gas agar segera sampai ditempat tujuanku.

YouWhere stories live. Discover now