Bab E: Egosentris 🔞

885 20 27
                                    

Aroma kopi dari kedai-kedai di Roma menyambut hidungku, mengundangku untuk mampir ngopi sebentar sambil mengecek jurnal perjalananku. Niatnya setiba di Roma aku mau check in hotel langsung. Namun melihat tujuanku kelihatannya masih jauh. Terlalu jauh jika menginap di hotel pusat kota. Maka kuputuskan untuk cari hotel di pinggiran kota dekat alamat Angel saja. Bisa di bilang ini cuma perjalanan backpacker jadi menginap di hotel kecil pun tidak masalah. Aku sengaja tidak membawa koper untuk mengurangi kecurigaan staf yang bertanya kemana aku pergi atau melarang kepergianku di situasi genting begini. Jadinya aku hanya membawa ransel berisi pakaian seperlunya dan keperluan sehari-hari. Lagi pula aku tidak akan lama di Italia.

Mumpung masih di kota aku mau mencari kado buat Angel. Sepertinya tadi aku melihat toko perhiasan tidak jauh dari sini. Barangkali ada perhiasan bagus yang cocok untuk Angel.

Ada banyak perhiasan cantik yang rasanya aku ingin membeli semuanya untuk Angel. Maksudku aku tidak tau selera yang Angel sukai. Sampai aku menemukan kalung berliontin berlian yang mengingatkanku dengan warna mata Angel. Modelnya juga tidak terlalu norak, cocok di kenakan oleh gadis remaja.

Sementara pelayan toko membungkus hadiahku, aku beralih ke kasir untuk proses pembayaran. Aku agak tercengang, 7800 euro untuk kalung sesimple itu kurasa agak kemahalan. Tapi tidak masalah. Memang kapan terakhir kali aku kasih cewek perhiasan? Kurasa saat harga emas sedang anjlok. Yeah, rasanya dulu lebih murah.

Kado sudah ditangan, lanjut berangkat ke alamat tujuan menggunakan taksi sebelum kesorean.

***

Taksi berhenti di sebuah jalan raya sempit yang tidak boleh di lalui oleh transportasi umum. Pilihan jalan kaki sudah pasti satu-satunya alternatif untuk bisa sampai ke alamat tujuan. Bermodal alamat dari share location yang Angel berikan aku bertanya ke sana kemari ke penduduk sekitar. Sesekali menunjukkan foto Angel yang barangkali ada yang mengenalinya. Dan benar beberapa mengenali Angel sebab ibunya adalah pemilih toko souvenir di Castro dei Volsci. Mereka bilang perjalananku masih cukup panjang. Untungnya ada orang baik yang mau memberikanku tumpangan di mobil baknya.

Sambil duduk anteng di belakang, menikmati pemandangan kampung Castro dei Volsci. Aku menyukai pemandangan perkampungan ala Eropa. Wilayah perkampungan padat penduduk yang berada di atas bukit. Sepanjang jalan rumah-rumah semua tampak sama, bergaya medieval.

Pada paman Italia yang baik itu, aku tidak lupa mengucapkan terima kasih telah mengantarkanku sampai di sebuah rumah yang tampak seperti pondok batu dan berpintu melengkung. Ini kah rumahnya?

Tidak besar memang, tapi pemandangan rumah itu memberikan rasa tenteram dan damai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak besar memang, tapi pemandangan rumah itu memberikan rasa tenteram dan damai. Rumah itu mengingatkanku pada cerita-cerita dongeng cewek-cewek yang biasanya putri Disney akan muncul dari pintu itu.

(M) RECKLESS (Spin Off Story)Where stories live. Discover now