Bab 10 ~ Kupu-Kupu Bintang

Comenzar desde el principio
                                    

Yara terduduk marah. "Kamu menuduhku berbohong?"

"Apa kamu berbohong?" Tero ikut duduk.

"Aku tidak berbohong!" Yara menjerit.

"Mmm ... Yara," kata Piri ragu, "mungkin sebaiknya—"

"Aku tidak berbohong, Piri!"

"Maksudku, bukankah kita sebaiknya—"

"Kata-kataku benar, Piri! Kata-kataku benar! Kenapa kamu tidak percaya?" Ucapan Yara tegas, dan tatapan matanya tajam menusuk, marah, bercampur ... kecewa?

Piri tertegun, dan mulai ragu. Apakah benar yang dikatakan oleh Yara?

Sesaat kemudian ia melihat titik cahaya berwarna kuning terbang berputaran tak jauh di atas kepala mereka.

Ia mendongak dan napasnya pun tertahan.

Itu adalah ...

"Kupu-kupu bintang!" Yara berseru riang. "Lihat! Itu kupu-kupu bintang! Sekarang kalian percaya?"

"Kupu-kupu bintang!" Tero berteriak.

Piri tertawa keras-keras, demikian pula Tero. Keduanya senang karena yang muncul di atas mereka bukan hanya satu, melainkan segerombolan binatang menakjubkan itu.

Kupu-kupu bintang memiliki sayap lebar berwarna keemasan. Saat siang warna sayapnya kuning bergaris-garis hitam dan tampak seperti kupu-kupu biasa, namun saat malam sinar terang terpancar dari kedua sayap itu, dan ketika mereka terbang serbuk-serbuk berwarna emas seolah terlepas menghiasi angkasa.

Anak-anak jarang melihatnya. Binatang itu hanya muncul sesekali di waktu malam, hampir tak pernah tampak saat siang. Kakek dulu berkata bahwa kupu-kupu bintang kehilangan cahayanya saat siang, sehingga sulit dibedakan dengan kupu-kupu lainnya. Tetapi menurut Tero, saat malam pun dia tak pernah bisa menemukan makhluk itu.

Kini, siapa sangka mereka bisa begitu banyak berada di tempat ini, datang entah dari mana dan mengubah rongga gelap menjadi hampir seterang siang?

Tero berdiri, seperti lupa pada seluruh kemalangan dan sakit di kakinya, lalu mengangkat kedua tangannya menyambut makhluk-makhluk indah itu.

"Kupu-kupu bintang yang kucari ke mana-mana ternyata ada di sini!"

Senyumnya berseri-seri saat ia menatap Yara. "Maafkan aku, seharusnya aku tadi percaya padamu."

"Iya." Yara tersenyum pula. "Tidak apa."

Piri yakin, seperti halnya dirinya, Yara dan Tero pasti juga punya banyak pertanyaan tentang bagaimana kupu-kupu bintang bisa ada di tempat ini, lalu apakah ini memang sarangnya, dan lain-lain.

Tetapi mungkin pertanyaan-pertanyaan itu tidak perlu dijawab. Lebih baik mereka menikmati saja keindahan ini, karena siapa tahu, kupu-kupu itu pun hanya akan muncul sebentar.

Ketiga anak memperhatikan seluruh kupu-kupu yang berputar-putar di atas mereka. Begitu banyaknya hingga suaranya menderu-deru, lebih keras daripada putaran angin meniup pepohonan yang seringkali didengar anak-anak di Dunia Mangkuk. Namun setelah beberapa lama, tiba-tiba setiap binatang itu hinggap di dinding tanah.

Hening. Ketiga anak saling memandang.

"Apa ini berarti kita akan tidur diterangi mereka?" Piri meringis.

"Maksudmu, mereka sengaja melakukannya pada kita?" tanya Yara. "Baik sekali!"

Tero nyengir. "Kalau melihat kupu-kupu bintang sebanyak ini, bagaimana aku bisa tidur?"

"Aku akan tidur, dan Piri juga. Terserah kalau kamu tidak mau." Yara lalu menoleh. "Bukan begitu—hei, Piri, kenapa?"

Piri menatap ke salah satu sudut dinding tanah di atasnya yang tertutup ratusan kupu-kupu bintang. Yara dan Tero mengikutinya.

"Kalian lihat?" tanya Piri. "Lubang itu?"

"Lubang?" Tero menggeleng. "Tidak."

"Itu, yang tertutup kupu-kupu!"

"Semua dinding ini tertutup kupu-kupu!"

"Rongga biasa," kata Yara. "Bukan lubang."

"Tadi kulihat ada sebagian kupu-kupu yang masuk ke sana, dan tidak keluar lagi," kata Piri. "Ada lubang di sana, mungkin semacam lorong, yang mengarah ke suatu tempat!"

"Ke mana?" tanya Yara tak yakin.

"Ke luar! Mungkin ada jalan keluar di sana!"

"Jalan keluar kita di atas, bukan di lubang itu," tukas Tero.

"Itu juga kalau benar itu lubang," sahut Yara. "Itu cuma rongga biasa. Kupu-kupu yang kamu lihat tadi bukan masuk, cuma hinggap sebentar di dalam rongga lalu tertutup kupu-kupu yang lain."

"Bagaimana jika aku benar?" kata Piri.

Lama terdiam, Yara mengangguk. "Ya bagus."

"Nah itu dia, lalu kenapa kalian protes?"

The Dreams and Adventures of Children from the Bowl WorldDonde viven las historias. Descúbrelo ahora