2. seized

260 43 10
                                    


note: tidak dibaca ulang.



































































































"Aku ingin mati saja Doyoung..." isak Ten terus-menerus.

"Aku ingin mati saja..."

Ten terus menangis, dari tersedu-sedu menjadi menjerit-jerit di pelukan Doyoung. Suaranya menjadi serak, tenggorokannya perih, wajahnya basah dengan lelehan ingus dan air mata sampai membasahi pakaian Doyoung, tapi tangisannya tidak bisa berhenti.

"Iya! Mungkin besok giliranmu Ten!"

"Mungkin besok giliranmu! Mungkin besok kau juga akan mati!"

Jaehyun yang terbangun karena keributan itu mendekat. Tidak tahu apa yang harus dia lakukan melihat dua temannya yang berpelukan sambil menangis. Tapi dia juga tahu, Doyoung juga tidak punya kata penghiburan yang lebih baik dari itu.

"Jaehyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jaehyun... Kau bisa pulang sekarang... Aku tak apa sungguh..."

Ten memandangi lelaki yang dipanggil Jaehyun itu tanpa ekspresi. Lelaki yang setahun lebih muda darinya itu sudah tinggal di sini sejak dua hari yang lalu bersama Doyoung.

"Aku tahu... Aku hanya ingin memastikan kau benar-benar baik-baik saja..." jawab Jaehyun tanpa toleransi. Padahal baik apanya, Ten terlihat berantakan. Dia sudah bersepakat dengan Doyoung untuk menemani Ten sebisa mereka. Dua orang itu benar-benar menguasai apartemen. Tidak mengijinkan Ten melakukan pekerjaan rumah apapun termasuk memasak.

Ten menghela nafas pelan, dia melipat kedua kakinya di dada di atas sofa, masih terus mengamati aktivitas Jaehyun yang mondar-mandir di dapur, memanaskan makan malam sesuai pesan Doyoung. Sementara teman kelincinya itu pamit untuk pulang sebentar sekaligus menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk.

"Nah, makan malam sudah siap..."

Ten cukup terkesan. Dia tahu kalau bukan Jaehyun yang memasak ini semua. Dia hanya memanaskan dan menata lauk, tapi dia melakukannya dengan baik sebab Ten mengenalnya sebagai seseorang yang sedikit kurang berhati-hati saat melakukan sesuatu.

Setidaknya dia bisa diandalkan.

Jaehyun membawa nampan berisi makanan itu dengan hati-hati ke sofa di depan televisi, lalu meletakkan mereka di hadapan Ten. Sesungguhnya Ten sangat tidak ingin makan, tapi dua hari ini Doyoung dan Jaehyun merecokinya, memintanya makan ini dan itu sepanjang hari.

Ten memindahkan tubuhnya dari sofa untuk duduk di atas karpet di bawah meja tamu yang lebih sering dipakai untuk makan sambil menonton.

"Nah, ini dia, buka mulutmu... Aaaa..." Jaehyun mengangkat mangkuk nasi milik Ten ke dekatnya dan berusaha menyuap pria cantik itu. Sementara yang hendak disuap hanya merengut kecil lalu merebut sumpit dan mangkoknya.

TAETEN - KUNTEN - pretty bonesWhere stories live. Discover now