1. my only love

420 55 25
                                    

warning : i have warned you.





















































































Ten ditinggalkan berdua bersama Kun untuk diantar pulang. Sesungguhnya ayah ibunya khawatir tentang itu sebab Ten akan menemukan kesepian ketika pulang ke apartemennya, tapi itu permintaan Ten sendiri dan dia tidak mengijinkan satu orangpun menemaninya.

Akhirnya setelah perdebatan panjang, ayah dan ibunya membiarkan dia pergi. Kun yang tinggal di sebelahnya telah berjanji untuk mengawasi dan menjaganya sebaik mungkin.

Lalu keheninganlah yang mengisi udara di dalam mobil Ten yang dikendarai oleh teman suaminya itu hingga sampai ke area parkir apartemen mereka.

Pria cantik itu melangkah dalam diam. Hanya memandangi ujung sepatunya sejak dari pintu masuk, sampai ke lift, bahkan hingga ke depan pintu unit apartemennya.

"Terima kasih hyung..." itu pertama kalinya dia berbicara sejak dari pemakaman.

Kun tersenyum tipis, memandang wajah sembab Ten yang tetap cantik, meskipun kedua matanya memerah dan bengkak, serta rambut-rambut halus di wajahnya berantakan. Dia sangat ingin mengelus wajah Ten tapi dia tidak melakukannya.

"Tentu..." jawab Kun singkat lalu mereka berdua dipeluk kediaman lagi.

"Hmmm..." Ten berdehem pelan.

Lalu Kun bertanya dengan hati-hati, "Kau... Apa yang akan kau lakukan setelah ini?"

Ten yang masih berkaca-kaca mengedip lambat. Memikirkan apa yang akan dia lakukan begitu masuk ke dalam apartemennya bersama Taeyong dan tidak menemukan jawaban yang dia cari.

"Ya sudah, masuk saja dan istirahat, hubungi aku kalau butuh apa-apa, oke..."

Segera setelah itu, Ten meninggalkan Kun di balik pintunya yang tertutup rapat. Kun sendiri tidak benar-benar meninggalkan pintu depan Ten untuk beberapa lama. Sampai dia samar-samar mendengar bunyi 'klik' dari saklar lampu yang ditekan.

Ketika dia hendak pergi, sayup-sayup terdengar isakan dari balik pintu, Ten masih di sana, meringkuk di sebelah rak sepatu memeluk bingkai foto suaminya.

Jadi Kun memutuskan untuk ikut duduk di pintu luar, tetap di sana dan tidak berkata apapun, lalu pergi ketika mendengar kerasak langkah Ten menjauh dari pintu depan.

Ketika pria cantik itu menyalakan lampu bagian depan, dia disambut hallway yang secara harfiah, kosong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketika pria cantik itu menyalakan lampu bagian depan, dia disambut hallway yang secara harfiah, kosong. Beberapa pasang sepatu milik Taeyong berjejer rapi di dekat rak sepatu. Tidak ada yang kurang sepasangpun. Salah satu pasang sepatu bahkan berada tepat di depan undakan rendah yang menuju ke bagian dalam rumah. Sandal yang biasa Taeyong gunakan di dalam pun tidak ada di salah satu sudut dimana Taeyong biasa meletakkan mereka ketika dia akan keluar untuk bekerja atau sekedar olahraga pagi.

TAETEN - KUNTEN - pretty bonesWhere stories live. Discover now