Abu-Abu

16 4 0
                                    

Detak jantung begitu cepat yang dirasakan oleh Angga membuat dia kebangun dan merasa kesakitan. Angga memegang dadanya seakan-akan dia ingin menyerah. Tarikan nafas yang tidak normal dan cucuran keringat membasahi seluruh badannya tanpa ada satu orangpun yang tau dia kesakitan.

Angga dengan sigap mondar-mandir mencari obatnya agar jantungnya tidak mengganggu dia saat tidur.

"Ah shit mana si obatnya" umpatan yang dikeluarkan dari mulut angga dengan terus memegang dadanya yang kesakitan
"kenapa jatuh segala si, padahal kemarin gue taruh di meja, nyusahain banget" kata Angga dengan muka keselnya

Angga cepat-cepat minum obat dibantu dengan segelas air putih yang selalu dia siapkan di atas meja belajar

"gini amat ya hidup, kalo gak minum obat ya kesakitan, kenapa si harus gue yang dapet penyakit sialan ini" kekesalan Angga yang diiringi dengan emosi yang memuncak dan menahan tangisannya untuk turun
"gue pengen tidur stop malem-malem nih jantung jangan kambuh lagi, gue capek kalau tiap hari tidur gue ke ganggu. Gue juga pengen kali nikmatin istirahat kek orang-orang, nikmati masa hidup tanpa ada bantuan obat" kata Angga dengan suara memohon

Malam ini, masa lalu yang tidak perlu untuk diingat tiba-tiba datang dipikiran Angga yang membuat Angga mengingat seluruh hal yang menjadi pemicu dia punya penyakit sialan itu. Dia termenung diatas kasur dengan melihat langit-langit kamarnya. Air mata itu lolos dengan sendirinya tanpa ada penolakan, dan dia menangis tanpa ada suara apapun.

"gue rasa ini sudah takdir gue" ucap Angga dengan nada yang terkesan pasrah
"bisakah nanti gue hidup seperti orang normal lainnya?"
"bisakah semua orang bisa memihak pada gue?"
"apa iya hidup gue gak lama lagi?"
"brengsek gue capek gini terus"

Angga merasa capek dengan semua ini, overthinking yang setiap hari membuat Angga ingin menyerah

"besok gue sekolah kenapa nih obat gak ada reaksi apapun ya, mata gue butuh tidur anjirr"

Angga emosi karena obatnya lama bekerja dan guling yang tidak bersalah pun di tonjok sama dia. Sudah tidak bisa dipungkiri Angga memang anaknya tidak sabaran tapi dia hanya menunjukkan emosinya hanya saat sendirian saja.

Obat yang diminum Angga memang butuh waktu beberapa menit agar dapat bereaksi dan bisa membuat orang meminumnya merasa ngantuk.

Pukul 3 pagi akhirnya Angga merasa ngantuk dan dia tidur pulas tanpa merasa kesakitan lagi

RASWANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang