Dead

316 12 2
                                    

Leher yang tercekik, suara bertabraknya kulit membuat bising ruangan itu. Ruangan kecil yang menyisakan seorang pria dan wanita yang tengah bersetubuh.

Hantaman pada bagian bawah wanita itu begitu keras, wanita yang tengah berada di bawahnya begitu tersiksa, luka lebam hampir memenuhi seluruh wajah dan tubuhnya, darah yang mengalir dari hidung mungilnya, dan tentunya wajah merah dan air mata yang membasahi pipinya.

Punggung mulus dan lembut itu bergesekan dengan meja yang begitu kasar. Hantaman itu begitu keras hingga melukai sesuatu di bawah sana.

Wanita itu sudah tidak bisa melawannya lagi, pria ini sangat kuat, dan rasanya dia akan mati.

Tenaganya mulai berkurang, nafasnya tidak beraturan, seluruh tubuhnya memanas dan bergetar.

Semakin bergetar, hingga dadanya membusung ke arah atas, ini sudah di luar batas wajar!

Pria jangkung itu melepas cekikan pada leher si wanita, membiarkan bekas keunguan yang tertinggal disana. Wanita itu meraup udara sebanyak mungkin, jika tidak dirinya akan mati, mati dengan sangat konyol?

"Luar biasa!"

Pria itu tersenyum ke arah si wanita.

"Tapi itu tidak cukup!"

Pria itu menarik leher si wanita, dan melemparnya ke lantai yang kotor akibat orang orang yang tadinya berada disini.

"Mungkin kau akan mati."

Wanita yang sudah terbaring lemah di atas lantai yang dingin itu mulai di masuki kembali!

Bagian bawahnya mati rasa, perutnya sangat sakit, akibat perbuatan pria itu, ini keterlaluan.

*Beberapa hari sebelum kejadian.

"Kau jangan mengikutiku"

"Kenapa?"

"Ini berbahaya"

"Tidak! Aku akan tetap ikut!"

"Aku tidak memberikan izin untukmu!"

"Aku akan menjagamu"

"Aku tidak butuh itu, yang aku butuhkan itu hanya keselamatanmu! Kamu tetap ada! Jangan ikut campur dengan masalah ini."

"Aku tidak bisa membiarkanmu berbuat itu, tolong hentikan ini. Jangan biasakan menyelesaikan masalah dengan kekerasan dan saling membunuh"

"Kami tidak membunuh!"

"Tapi kalian menyakiti, tolong hentikan ini! Jangan saling menyakiti kedua belah pihak!"

"Cukup! Ini bukan urusanmu! Kamu tetap diam!"

"Ti---"

"DIAM!"

Pria jangkung, berambut panjang yang hitam legam itu berteriak sangat keras dan memasang wajah marah. Matanya yang begitu tajam menatap wanita itu yang keukeuh ingin pergi bersamanya. Tapi pria jangkung itu memutuskan pergi tanpa sang kekasih, karena ini sangatlah berbahaya.

Pertarungan yang menentukan semuanya!

Wanita cantik yang berlari kecil menyusul sang kekasih dan menarik lengan besar milik pria itu lembut.

Menghentikan langkah kaki mereka.

"Tolong jaga dirimu, aku menunggumu."

Pria jangkung itu tidak mengeluarkan sepatah katapun dan melanjutkan langkahnya menuju kendaraan roda dua yang tengah berjejer rapih disana.

Wanita itu memasang wajah khawatir, air matanya jatuh membasahi pipinya, melihat kekasihnya dan para anggota lain mulai menghilang dari pandangan mata.

Wanita itu berharap ini bukan akhir dari semuanya!

deadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang