"Gue tau kok, lo deketin gue karena biar menang taruhan sama kawan segeng lo itu kan!" Aira meluapkan emosinya mentah-mentah di depan Artha.
"Gue juga tau lo deketin gue karena lo cuman penasaran sama gue kan!"
"Dan yang lebih brengseknya lagi. Lo udah berhasil buat gue jatuh sejatuh-jatuhnya ke lo Ar. SELAMAT!" Aira menepuk dua kali pundak Artha.
"Jadi buat apa lagi? Pergi dari hidup gue sekarang Artha Genava!"
"Udah berapa kali gue bilang. Gue sayang sama lo Aira navinka!"
***
"Mau lo apa kesini?" Aira menampakan wajah tak suka kala Artha datang ke rumahnya.
"Lo sakit?" Artha menaruh punggung tangannya di dahi Aira.
"Cih, orang tua gue aja gak pernah peduli," desis Aira lalu menepikan tangan Artha.
"Tapi gue peduli!"
"Basi!"
***
"Mau lo apa sih?"
"Jagain lo!"
"Gue gak butuh!"
"Tapi gue butuh!"
"Ter se rah." gadis itu berlalu meninggalkan Artha.
***
"Lo liat Artha Bay?"
"Tumben peduli?"
***
"Lo itu fatamorgana Ar," celetuk Aira
"Ilusi yang gue buat secara nyata," lirih Aira menunduk.
Artha masih diam menunggu Aira melanjutkan bicaranya.
"Mau senyata apapun lo, lo itu tetep gak bisa gue capai,"
"Jadi lo yang pergi atau gue yang pergi?" tanya Aira berusaha menatap mata elang Artha.
Aira Navinka gadis yang saat ini sedang berusaha fokus ke buku di hadapannya. Merasa terganggu akibat ulah laki-laki yang sedang duduk di kursi depannya.
"Gak capek tuh mata ngeliatin gue?" tanya Aira sinis.
Artha dengan senyum lebar menggeleng semangat "engga."
"Aneh!" desis gadis itu lalu menegakkan buku paketnya berharap tidak melihat muka menyebalkan cowok itu.
"Lo gak laper?" tanya Aira lagi. Risih sekali dilihat seperti itu terus-terusan.
"Dikit," jawab Artha jujur.
"Makan bego!"
"Lo perhatian?" tanya Artha antusias.
"Gue ngusir lo!"
Bersambung~
***
Tahun baru, cerita baru wkwk
Gimana nih, lanjut tidakk?
Vote dan coment yaa
YOU ARE READING
Fatamorgana Arthaya
Teen Fiction"Jangan ikutin gue!" "Emang kenapa?" "Gue risih!" Artha mengurung gadis itu "asal lo tau, sejauh apapun lo pergi. Gue bakal ikutin lo. Karena gue gak mau kehilangan orang yang gue sayang!" "Iya lo sayang, guenya enggak!" ______ Arthaya Ghenava, pen...