Lv. 39 : leveling (5)

Start from the beginning
                                    

Belum lagi jika terlempar karena hempasan dari ekor kalajengking nya, tubuh pemain akan terasa remuk hingga mengurangi lebih dari setengah bar health mereka.

Itu sebabnya hingga saat ini hanya sedikit yang berani mengambil misi ini, dan penyebab harga ramuan membingungkan itu cukup mahal.

"Andai aku membawa kameraku, disini benar-benar indah..." Gumam Jaemin sambil melihat sekeliling.

Sekarang mereka sudah ada di mulut hutan terlarang itu. Meski tampak menyeramkan jika dilihat dari jauh karena tertutup kabut, tapi jika seseorang melihatnya dari dekat itu tampak indah.

Yahhh... Walaupun mengandung sedikit bahaya.

Felix hanya terkekeh mendengarnya, dulu ia juga pernah ingin membawa kamera untuk mengabadikan keindahan yang dilihatnya selama leveling. Namun, ia tidak bisa. Tidak ada kamera dalam setting game berlatar tradisional.

Mau melukis pun percuma, skill itu tidak menghasilkan apa-apa. Hanya sedikit uang dari hasil menjual lukisan. Itupun jika sedang ada event dari game. Menyedihkan.

BOOM!!!

Tak jauh dari tempat mereka, suara ledakan keras terdengar. Membuat keempatnya panik dan langsung berlari menuju ke tempat asal suara itu.

Di kedalaman hutan, tampak dua orang tengah bekerja sama untuk melumpuhkan seekor monster beruang dengan taring yang mencuat tajam. Matanya menunjukkan betapa buasnya monster itu, yang terus berusaha untuk mencabik dua musuh yang berani menyerangnya.

"Berani sekali mereka..." Gumam Jeongin.

Keempatnya tengah bersembunyi dibalik sebuah pohon yang tumbang karena pertempuran sengit itu.

"Kau benar, setidaknya beruang itu berada di level 55 sedangkan keduanya hanya berada di level 46. Sangat tidak menguntungkan..." Balas Felix penuh sesal.

Meskipun sekarang dirinya sudah hampir berada di level 40, tapi ia tidak akan berani mengambil resiko bertarung dengan monster yang levelnya terlalu jauh di atasnya.

"Aku tahu tempat ini memiliki banyak hak yang bisa diambil, tapi menyerang seekor monster buas adalah sebuah tindakan yang menyia-nyiakan hidup..." komentar Jeongin saat melihat salah satu dari keduanya terlempar cukup jauh.

Mereka bisa melihat bar health orang itu berkurang seperempatnya, belum lagi luka yang muncul secara fisik.

Pasti menyakitkan, pikir mereka.

"Membantu atau diam?" Tanya Jaemin, rasanya agak kurang nyaman jika hanya menonton dari samping dan menunggu kematian kedua pemain itu.

"Resiko kita kehilangan bar health akan lebih besar, belum lagi level kita jauh dibawah dua orang itu. Apalagi jika dibandingkan dengan beruang besar itu. Kita pasti akan mati dalam dua serangan." Komentar Johnny.

"Lalu?" Tanya Felix dengan sebelah alisnya terangkat.

"Rencana B!" Ujar Johnny tanpa mengalihkan perhatiannya dari pertarungan didepan sana.

"Rencana B?" Beo Jeongin kebingungan.

Jaemin menatapnya dengan polos, "menyelamatkan diri."

Baru setelah itu pasangan sepupu itu paham, dan kembali memperhatikan pertarungan dua pemain melawan monster beruang itu.

"Caranya?" Tanya Felix.

"Aku dan Nana akan mengalihkan perhatian, kalian bawa dua pemain itu ke jalan masuk hutan. Kita akan bertemu disana." Jelas Johnny.

"Kau gila?!" Pekik Jeongin tertahan, ia menatap Johnny dengan tak percaya. "Itu sama saja dengan bunuh diri! Level kalian jauh dibawah mereka!"

Johnny balas menatapnya, "aku tahu, tapi aku punya cara. Dan ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan kedua pemain yang sekarat itu. Jika kita menyerangnya bersamaan, resiko kita akan mati akan sangat tinggi. Jadi, lebih baik gunakan rencana B."

Neo City : The Game Is Called DionysusWhere stories live. Discover now