1. Gojo sang jelmaan iblis

1.1K 135 28
                                    


Megumi mendengus kesal saat dirinya berjalan masuk SMA Jujutsu malam itu. Dia melakukan yang terbaik untuk mengabaikan fakta bahwa jelmaan iblis sedang membuntuti tepat di belakangnya.

"Megumi-chan~" kata sang jelmaan iblis. Mereka melewati papan pengumumuman yang penuh dengan kertas berwarna-warni dan menuju ruang guru.

Megumi bertanya-tanya apakah dia akan mendapat masalah jika dia mengambil paku payung yang menggantung kertas pengumuman dan meletakkannya di kursi guru dengan inisial Gojo.

Ya. Jelmaan iblis yang mengikutinya adalah Gojo Satoru.

Dia secara objektif menyadari dari lama bahwa perilaku pria itu lebih dari sedikit kekanak-kanakan, paling tidak sama kekanakannya dengan anak SD.

Helaan napas yang menerpa bagian belakangnya memberi tahu Megumi bahwa Gojo bersiap untuk terus berbicara. Dia memutuskan untuk mencegahnya dengan cara yang paling dewasa.

"Minggir, brengsek" katanya.

Ya. Kata brengsek adalah kata yang sopan jika ditujukan pada seorang Gojo Satoru.

Ada keheningan sejenak saat kata-kata itu melayang di udara, dan Megumi merasakan gelombang kemenangan yang ganas melanda hatinya. Tentu, rasanya sangat tidak sopan untuk berkata sekasar itu dengan lantang, tetapi ada juga perasaan senang yang memabukkan.

"Ah, Megumi~," akhirnya Gojo membalas, suaranya sama menyebalkannya dengan suara kutukan yang selalu dibunuhnya, "Tidak boleh berkata kasar. Jangan-jangan kau juga berkata seperti itu di sekitar murid kita?"

Mengumi berhenti berjalan dan melihat ke langit-langit, mengucapkan doa dalam hati agar kewarasannya masih ada setelah semua ini selesai. Lampu neon menyala terang, seolah tidak menyadari penderitaannya.

"Pertama-tama, tidak ada siswa kita di sini. Aku tidak tahu apakah kau menyadarinya, tetapi ini sudah malam. Karena tidak ada siapapun, kau bisa menjamin bahwa aku akan berkata kasar kepadamu sebanyak mungkin jika kau tetap disini" Dia menghela napas panjang, "Lagi pula, kau tidak lebih baik. Kau tahu, untuk seorang guru, kau secara mengejutkan sangat kurang dewasa."

"Tapi aku sudah dewasa, Megumi-chan, terlepas dari apa yang kau pikirkan," gerutu Gojo, seolah tersinggung. " Aku sering membaca buku dewasa. Bahkan aku bisa memperkenalkanmu dengan buku dewasa yang memiliki tata bahasa bagus, Megu-"

Megumi berbalik dan bersiap untuk menyela dengan teriakan kesal. Dia sudah sering mendengar kalimat itu dari Gojo jutaan kali, terutama saat pertemuan para guru dan dia tidak akan membiarkan Gojo melecehkannya seperti itu lagi. Tetapi entah karena karma, nasib atau apa pun yang membenci Megumi, Gojo tidak menyadari bahwa dia telah berhenti, sehingga tubuh mereka bertabrakan dan membuat tubuh Megumi oleng.

Megumi benar-benar sudah jatuh jika bukan karena sebuah lengan kuat yang menangkap pinggangnya, menariknya erat-erat ke arah pria didepannya.

Berada di pelukan Gojo Satoru sudah cukup untuk membuatnya terdiam. Bahkan dengan dia yang menjinjit, pria itu jauh lebih tinggi darinya. Megumi tidak bisa berkedip saat dia menatapnya. Mata birunya yang bersinar tidak berkedip menatap matanya, dan tangannya mencengkram pinggangnya erat dan otot-ototnya terasa kuat dan bahunya lebar-

Apa yang kau pikirkan, bodoh ?

Megumi menggigit bibirnya sebelum dia memiliki kesempatan untuk berpikir lebih lanjut tentang hal-hal aneh. Dia memberikan tatapan tajam lagi dan tunggu- kenapa Gojo membungkuk?

Jangan-jangan Gojo Satoru, bajingan yang berani membuat hidupnya seperti neraka berpikir bisa menciumnya?  Heh. Jangan harap.

Tunggu. Megumi kira itu akan menjadi salah satu cara yang bisa membungkam pria itu. Akan bagus jika Gojo tidak bisa bicara lagi-

Sementara batinnya sedang berkecamuk, mata Gojo menggelap dan ujung lidahnya mulai menyapu bibir Megumi. Tindakan itu membuat lamunan Megumi buyar, dan dalam waktu singkat dia langsung mendorong dada pria yang masih memeluknya itu, "Lepaskan aku, brengsek."

Setelah itu tatapan antara mereka terputus dan tubuh mereka menjauh. Sial. Megumi tidak akan berpikir seperti tadi lagi. Dia harus ingat bahwa pria didepannya adalah pria gila yang selalu mengejeknya dari SMA.

Gojo memutar matanya kesal dan mengeluarkan helaan nafas frustrasi saat dia menjauhkan lengannya dari pinggang Megumi. "Haruskah aku membiarkanmu jatuh lain kali, hm ?"

"Ya ," desis Megumi, "Akan lebih baik jika kau menjauhkan tangan kotormu dariku."

Gojo hanya menyengir ke arahnya, membuat mata Megumi menatapnya tajam penuh frustasi. Itu adalah ekspresi yang bagus di wajah Megumi bagi Gojo sejujurnya, tetapi tentu dia tidak akan mengakuinya dengan lantang.

"Tapi nanti Megumi jatuh~!" dia menggeleng ceria.

"Tidak!" Megumi menggeram, melanjutkan langkahnya ke arah ruang guru. "Aku bahkan tidak butuh bantuanmu. Ini hanya sekumpulan dokumen. Aku bisa mengambilnya sendiri."

"Tapi Yaga meminta kita berdua melakukan ini, Megumi" gerutu Gojo, membuntuti di belakangnya seperti anak anjing yang tersesat. "Dan aku bisa menteleport kita berdua kalo kau meminta."

"Maaf, tapi kupikir aku sangat mampu menemukan dan mengambil beberapa dokumen sendiri, terima kasih," Megumi berhenti untuk memelototi pria disampingnya. "Aku tahu kau mungkin berpikir aku lebih lemah hanya karena kau punya mata itu ... tapi perlu kau ingat, aku special grade soccerer sepertimu, sialan!"

Seringai menghiasi wajah Gojo sebelum dia dengan angkuh menyilangkan lengannya, "Apakah kalah dari sebuah kutukan dan perlu ditolong oleh temanmu menunjukkan seorang special grade soccerer yang baik ?"

Itu kalimat yang brengsek, dan Megumi bisa tahu dari ekspresi wajah Gojo bahwa pria itu juga menyadarinya. Kata-kata yang keluar dari mulutnya selanjutnya bernada tenang menakutkan yang biasanya hanya Megumi keluarkan saat melihat kutukan yang dibencinya, "Akan kuberitahu, tidak ada peraturan apapun yang mengatakan seorang special grade soccerer tidak boleh kalah dari sukuna dengan 20 jarinya. Dan yang menolongku adalah Okkotsu Yuuta, yang merupakan special grade soccerer lainnya" Dia menyeringai jahat, dan menambahkan, "Lagipula aku tidak yakin kau bisa menang juga jika berada disana."

Rasa bersalah melintas di wajah Gojo sebelum terhapus bersih. Dia menyilangkan lengannya dan bersandar di loker, tidak menatap mata Megumi. "Oke, oke, maafkan aku, perkataanku jelas melewati batas, tapi-"

Megumi berbalik dan mengabaikannya, tetap melanjutkan, "Fakta bahwa aku pernah kalah dengan satu kutukan tidak membuat aku tidak bisa mengambil dokumen sendirian."

Gojo menghela nafas bersalah. "Aku tidak bermaksud-"

Megumi tidak mau mendengarkan lagi. Dia menghela nafas dan menggelengkan kepalanya, lalu berbelok ke sudut dan membuka pintu ruang guru, sadar bahwa Gojo masih mengikutinya. Butuh beberapa saat baginya untuk menemukan dokumen yang diminta Yaga-sensei. Dia tidak berpikir apapun ketika dia mendengar pintu dibanting di belakang mereka.

Dia tidak berpikir apapun sampai dia berjalan melewati Gojo untuk meninggalkan ruangan ... dan pintunya terkunci.

He ?

Sebuah surat masuk dari celah pintu.


To Fushiguro sensei and Gojo sensei

Sensei, tolong pererat hubungan kalian malam ini di ruang guru ya. Jangan buka pintunya dengan energi kutukan dan tetap disana saja ya. 

Jika melanggar, aku akan bunuh diri


Tertanda,

Kugisaki Nobara


TBC or not ?

Silahkan Vote jika ingin dilanjut

[BL] Enemies to LoversWhere stories live. Discover now