Sejenak Alin mendongak keatas melihat seseorang yang sedang bersantai diatas sana. Tetapi dia memilih tidak peduli selagi orang itu tidak mengganggunya.

Memejamkan matanya sejenak, dia sedikit kaget saat suara teriakan terdengar.

"Woy, Gam! Buruan elah cabut, laper nih. Pengennya makan di McD, males dikantin ga lepel." teriak seseorang laki-laki pada temannya yang bersantai diatas pohon.

"Songong!" Satunya lagi menggeplak kepala lelaki itu.

Lalu keduanya berhenti melangkah ketika menyadari keberadaan Alin yang memperhatikan mereka dari sana.

"Alin? Tumben lo nongkinya disini? Biasanya ditaman belakang sekolah yang sepi itu deh?" Daren terheran.

Iya, tapi tidak diwaktu sekarang. Bara pasti mencarinya disana saat ini.

Dia bertemu tatap dengan Beltran yang memandangnya....um canggung?

Bukk.

Suara itu berasal dari Gama yang terjun melompat dari atas pohon. Lalu Daren merangkul Gama.

"Yok, cepet!"

"Lin, kita duluan ya kalo gitu" Daren tersenyum tengilnya sambil melambai pada Alin, merangkul kedua temannya itu dan membawanya mendekati tembok pagar untuk membolos.

Tiba-tiba Beltran melepaskan rangkulan Daren dari bahunya, "um... dompet gue ketinggalan. Kalian duluan aja gue nyusul ntar"

"Tumben? Malah biasanya lo sengaja ninggalin dompet lo biar dibayarin?" Daren mengernyit curiga.

Beltran berpikir keras mencari alasan yang tepat. "Iya soalnya..... soalnya gue lagi pengen traktir kalian hehehe"

"Beneran? kesambet apaan lo?! atau lo sakit ya?" Daren heran, lalu menyentuh dahi Beltran, "nggak panas tapi"

"Ck, mau apa kagak?! Kalo mau duluan gue nyusul nanti. Mau ambil dompet dulu"

"Ambil aja sono cepet, gue sama Gama bisa nungguin. Lagian nggak nyampe setengah jam juga kan cuma buat ngambil dompet"

"Mau ditraktir apa kagak?!" Beltran melotot.

"Iya, iya! Kita duluan" Daren menarik Gama, namun sebelum itu dia sempat berbalik menatap Beltran curiga.

"Ada yang nggak beres sama lo? Jangan bilang lo mau–"

"Satuuu..." Beltran mulai menghitung dengan suara lantang.

"IYA, IYA." Daren langsung terburu-buru, "Elah Gam, cepetan goblok!"

Setelah memastikan teman-temannya keluar dari sekolah lewat pagar belakang. Beltran segerae menoleh ketempat terakhir kali Alin duduk, namun tidak menemukan siapapun lagi disana.

Dia berdecak. Padahal dia berbohong soal dompetnya untuk berbicara pada Alin. Beltran menyugar rambutnya agak frustrasi sedikit, lalu mencari Alin barangkali belum jauh.

Dia berlari sampai dibelokan melihat Alin yang belum terlalu jauh. Berlari untuk menyusul perempuan itu.

"Tunggu!" Beltran meraih pergelangan tangan membuat perempuan itu berhenti.

Harmony ; family relationshipDonde viven las historias. Descúbrelo ahora