"Astagaaaa, ngga ada romantis-romantisnya ditelepon diangkat langsung tanya kenapa."

"Hahahaha, ngambeeeekk. Maraaaaaah. Gemesin banget sih lo itu, my honey."

"Auk ah."

"Lo kenapa? Ada apa?"

"Aku mau minta anter ke pasar buku bekas. Ada buku yang buat tambahan belajar ngga ada di Gramed. Dibilangnya itu cetakan lama. Kamu bisa anter aku?"

Ferdian mengatakan maksudnya untuk meminta antar Komang dengan rasa deg-deg-kan. Dia sudah siap seandainya Komang menolak untuk mengantar. Belum ada yang tahu soal hubungan mereka.

"Lo kasih tau gue judul bukunya apa, nanti gue cariin dan beliin buat lo. Gue lagi didekat Pasar Buku Bekas. Buruan."

"Jadi kamu ngga mau anter aku?"

"Ya elaaaahh, et daaah bocaaaahhh. Bukan gitu. Mumpung gue deket sini jadi gue cariin buat lo, tinggal nanti gue anterin bukunya ke rumah lo kalo udah nemu. Dimanjain ngga ngerti yaaakk?"

Mendengar kata-kata Komang, Ferdian tersenyum senyum.

"Halooo? Lo demam lagi apa gimana? Malah diem."

"Iya, nanti aku WA yaa judul bukunya. Cariin yaa, sayangnya aku. Harus ketemu, kalo ngga nemu, jangan datang-datang lagi."

"Yaaah, udah mau nolongin malah diancem. Iyaaa, gue cariin tuh buku, kalo perlu gue nanti datengin percetakannya supaya nyetak lagi buat lo daaah."

"Kamu dimana sih?"

"Naaaah mulai daaah interogasi, pocecip pocecipan. Lagi mau anter cucian yang abis dicuci ama nyokap, my honey."

"Oh, aduh, maaf. Iya iya. Anterin dulu gih cuciannya. Aku WA sekarang yaa."

Ferdian kemudian menutup handphonenya. Baru saja dia mau menaruh handphonenya, tiba tiba nada dering berbunyi.

"Yaa?"

"Kagak ada romantis-romantisnya punya pacar, main tutup telepon aja."

"Hahahaha. Aduuhhhhh, maaaaffffin doong. Aku WA sekarang yaa judul bukunya. Hati-hati yaa, sayangnya aku. Peluk cium. Cups."

"Hahahaha. Iyaa, gue kabarin segera kalo bukunya udah dapat, my honey. Cipok basah. Pok!"

Komang kemudian menutup handphonenya.

***

Aldo mematikan mesin motor dan memarkirkannya di depan halaman kos-kosan dekat tempat bilyar. Dia kemudian turun dan segera menuju kamar yang biasa dia datangi. Tanpa mengetuk dia langsung membuka pintu kamar. Dilihatnya teteh sedang tiduran hanya memakai celana dalam dan BH.

"Gusti nu Agung, cik atuh ketok pintu dulu kalo mau masuk teeeehh, kaseeep."

Aldo masuk dan kemudian menaruh tasnya di lantai setelah itu dia membuka sepatunya. Dia lalu duduk di pinggiran kasur yang beralas lantai itu

"Kenapa? Kayak yang lagi ambek kamu teeh?"

"Lagi kesel.

"Kenapa kesel-kesel? Kesini mah jangan pas lagi kesel. Kesini mah pas lagi mau seneng-seneng."

Teteh meraih tangan Aldo dan menaruhnya didadanya. Pikiran Aldo terbelah, diremasnya susu teteh. Dia lalu menoleh pada teteh yang lagi tersenyum nakal pada dirinya. Aldo kemudian berdiri, mengunci pintu dan membuka semua pakaiannya. Kontolnya sudah setengah berdiri.

Dari kejauhan tampak seseorang yang mengikuti Aldo lalu memberhentikan motornya didepan kos-kosan. Setelah melihat motor Aldo ada disitu, orang tersebut kemudian mengambil handphonenya dan mengirimkan pesan. Dia lalu menyalakan lagi mesin motornya dan pergi.

KomangWhere stories live. Discover now