Last Series?

543 48 1
                                    

Yunxi selalu menyukai pemandangan langit malam kota Paris. Dari kaca hotel yang ditinggalinya, ia bisa melihat hamparan bintang di langit yang gelap, belum lagi lampu-lampu di menara Eiffel yang menyala terang membuatnya semakin mencintai Paris.

Sayangnya, ini adalah malam terakhir ia berada di kota cinta ini setelah tujuh hari menghabiskan waktu untuk berlibur dan menenangkan diri.

“Ya, ayah, kami akan langsung kesana besok.”

Yunxi hampir saja terlelap di pangkuan Feiyu saat ia mendengar lelaki itu sudah hampir mengakhiri sambungan teleponnya.

“Yuang-ge masih di Los Angeles dan akan pulang saat tahun baru. Hm, ayah dan ibu juga harus menjaga kesehatan. Aku dan Xi-ge akan mengambil penerbangan pagi agar terhindar dari media. Ya, ayah, sampai nanti.”

Suhu disana agak dingin, membuat Yunxi sedikit melenguh sambil mengeratkan selimut yang membungkus tubuhnya. “Apa kata ayah?” Tanyanya, mengetahui jika Feiyu telah selesai bicara dengan ayahnya.

“Hanya bertanya kabar kita,” Jawabnya. “Dan menanyakan tentang Yuang-ge.” Feiyu melanjutkan. Satu tangannya bergerak untuk mengusap lembut rambut hitam milik pasangannya. “Ayah ingin kita pulang ke rumah besok.”

“Hm? Ada apa?”

“Entahlah. Mungkin, tentang serial baru yang mau di garapnya? Kau pasti masih ingat ayah pernah membahas itu dengan kita dua bulan yang lalu.”

Yunxi menggumam sebagai jawaban. Kesadarannya hampir hilang, ia benar-benar sudah mengantuk.

“Ayo pindah ke tempat tidur. Besok kita harus pergi pagi sekali.”

Yunxi mengerang sebagai responnya, namun mau tidak mau akhirnya beranjak bangun dan duduk di samping Feiyu. “Kenapa tujuh hari rasanya singkat sekali? Aku masih ingin disini dan menolak realita bahwa pekerjaan di Beijing sudah menungguku.”

Feiyu tertawa renyah, senang sekali melihat Yunxi mengomel kesal dengan mata yang tertutup berusaha menahan kantuk. “Kita kembali lagi nanti setelah rumah kita disini selesai dibangun, oke?”

“Hngg.”

Lelaki tinggi itu kembali tertawa, memberikan Yunxi sebuah ciuman lembut di bibir. “Nah, sekarang kita tidur, kau tidak boleh lelah karena perjalanan dari Paris ke Beijing itu jauh sekali.”

Yunxi mengangguk saja. Ia membiarkan Feiyu membantunya untuk bangun dan menuntunnya menuju tempat tidur berukuran besar yang ada disana.

.

.

.

Sesampainya di kediaman Chen, Yunxi di sambut dengan pelukan hangat dari ibu mertuanya sementara Feiyu malah justru hanya melakukan high-five dengan ayahnya.

“Xixi, kau pasti sangat lelah, sayang… Istirahatlah dulu, ibu akan memasak makanan kesukaanmu dan Arthur.”

Yunxi tersenyum senang, bahagia sekali karena keluarga Feiyu sangat memperlakukannya dengan baik, seolah Yunxi adalah menantu kesayangan mereka.

“Kau ingin teh madu hangat? Ibu akan meminta bibi untuk membuatkannya dan mengantarnya keatas nanti. Oh―air mandi! Sebentar, bibi~ bi, siapkan air hangat dengan aromaterapi untuk menantuku.”

Feiyu menggelengkan kepala, ibunya itu benar-benar menyayangi Yunxi.

“Ayo, ge… kita naik dulu, biarkan ibu sibuk sendiri.” Katanya, meraih tangan Yunxi dan menggenggamnya, menuntunnya menaiki anak tangga untuk mencapai kamarnya.

LOVE STORY • FeiYunxiWhere stories live. Discover now