Seringlah menulis surat untuk Kakek. Jika ada masalah, ingatlah bahwa Kakek akan selalu berada disisimu.

Love,
Kakekmu

-

"Ah, kedua anak baptisku." Severus berbicara perlahan namun dengan vokal yang sangat panjang.

*(nada bicara Snape kaya di film)

Aku berbalik memberinya senyum menawan. Sebuah senyuman yang aku tahu membuatnya kesal dan juga menghiburnya. "Selamat pagi, Profesor Snape."

Dia memutar bola matanya sambil dan memberi Draco selembar perkamen kosong. Dia mengetuk tongkatnya dan secara ajaib jadwal kami untuk tahun ini muncul. "Jangan membuat masalah."

"Kami akan berusaha untuk tidak tertangkap." Draco mengklarifikasi sambil menunjukkan senyum menawan yang serupa denganku ke ayah baptis kami. Profesor Snape membalik jubahnya yang menampar wajah kami. "Merlin! jubah itu mematikan!"

Kelas pertama kami hari ini cukup lucu, Ramuan. Salazar tahu bahwa ayah baptis kami memiliki ekspetasi yang sangat tinggi dalam ramuan terhadap kami. Lagipula, aku sudah menghabiskan banyak musim panas menontonnya membuat ramuan dan banyak menerima buku ramuan untuk hadiah ulang tahun dan hadiah natal.

Draco sepertinya sudah mengunci senyum sinisnya pada Harry Potter. Anak laki-laki yang hidup, anak kecil kurus yang menjadi terkenal hanya karena dia- hidup. Aku tidak tahu mengapa tetapi Draco mengambil alih hidupnya untuk membuat hidup anak laki-laki itu seperti di neraka.

Tampaknya Draco dan Severus mempunyai pola pikir yang sama mengenai bocah kurus itu karena selama kelas ramuan, Ayah baptis kami menerornya. Aku merasa tidak enak karena tertawa tetapi muggleborn itu sangat konyol. Selain dia tidak membantu Harry Potter menjawab pertanyaan, tetapi dia juga memiliki keberanian untuk mengangkat tangannya sepanjang waktu.

Daphne mengangkat hidungnya sepanjang waktu.

*(muggleborn = kelahiran muggle)
*(mengangkat hidung = menunjukkan ketidaksukaan)

Akhirnya, saat kelas selesai aku berdiri di depan lorong menunggu teman-temanku yang lain keluar. Lalu anak laki-laki berambut jahe itu menabrakkan bahunya dan membuatku jatuh. Aku jatuh terduduk dengan kasar. Teman satu asramanya yang lain menertawakanku, membuatku tampak bodoh.

Weasel itu memperlihatkan giginya padaku seperti anjing gila. "Minggir, ular."

Apa-apaan?! Aku berdiri dengan perasaan terkejut, melupakan barang-barangku di lantai, aku mendorongnya dengan keras. "Apa masalahmu, Weasley? Kekurangan sopan santun?"

Dia tidak jatuh seperti aku, tetapi dia mengambil beberapa langkah mundur dan melotot. "Menertawakan Harry seolah kau lebih baik darinya."

Harry tidak ada disampingnya mungkin masih masih mendengarkan Snape. Draco dan yang lainnya tetap tinggal untuk menyaksikan hal tersebut tetapi aku pergi duluan, tidak tertarik melihat Snape semakin meneror bocah tersebut.

Weasel mendorongku lagi- dengan memalukan, aku jatuh ke tanah untuk kedua kalinya hari ini. Betapa menyedihkannya aku?

Tanganku secara otomatis meraih tongkat sihirku tapi sebelum aku bisa menariknya keluar, sosok besar Greg melindungiku dari si Jahe. Postur tubuhnya kaku dan marah saat dia berdiri di depanku dengan protektif.

*(Jahe = Weasley)

Daphne adalah orang pertama yang bergegas ke sisiku diikuti oleh Theo. Draco berdiri di depan wajah Weasley mengancam kematian dengan tongkatnya. Blaise sibuk menahan Vince yang tampak seperti kematian yang menjanjikan untuk Ronald Weasley.

Profesor Snape keluar dari kelasnya, tampak hampir senang menemukan Weasley mendapat masalah. Namun, saat dia melihatku di tanah, matanya berkedip dengan berbahaya.

"Dua puluh poin dari Gryffindor, Weasley. Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu untuk tidak menyakiti anak perempuan? Atau apakah keluargamu kekurangan uang sehingga kau tidak mampu membayar kesopanan?" Snape membentak dengan penuh kemarahan. Aku belum pernah mendengar dia berbicara seperti itu dan aku berharap dalam hidup ini dan selanjutnya, itu tidak akan pernah ditujukan kepadaku.

Theo menarikku dari lantai sementara Daphne mengumpulkan barang-barangku untukku. Dia memelototi anak Gryffindor lainnya. Tidak pernah menyenangkan berada dibawah tatapan melotot seorang Daphne Greengrass.

"Kau akan menggosok kuali selama tujuh hari kedepan denganku, Mr. Weasley." Profesor berkata dengan final sebelum berbalik dan menatapku untuk terakhir kalinya sebelum menghilang ke dalam kelasnya. "Kenapa kau masih di sini, Potter?"

Kerumunan di sekitar kami bubar. Aku merasa sangat menyedihkan. Aku tahu pasti bahwa Severus akan memberitahu Kakekku dan dia akan marah karena aku tidak melakukan apa pun untuk melindungi diriku sendiri.

"Ucapkan selamat tinggal pada pekerjaan ayahmu, Weasley. Keluarga kita semua akan mengejar keluargamu dan kita semua tahu siapa yang lebih kuat." Draco membentak dan menabrakkan bahunya ke si Jahe.

Setelah membersihkan jubahku, aku menarik tangan Draco. "Ayo pergi, Draco. Abaikan saja Weasel. Dia masih punya gadis kecil yang harus dipukul untuk makan siang."

-

Saat makan siang, semua orang berbicara tentang bagaimana aku jatuh. Aku menahan keinginan untuk membenamkan wajahku dan mengangkat daguku sebagai gantinya.

"Kally, relax. Mereka bukan membicarakan bagaimana kau jatuh. Mereka membicarakan tentang Weasley yang kehilangan dua puluh poin saat belum ada poin yang diberikan."

Draco masih sangat marah dan tidak bisa berkata-kata.

"Kita akan mendapatkan Weasley" Daphne meyakinkan kita.

Dan Draco melakukannya, dia telah menemukan kutukan untuk- karena kurangnya istilah yang lebih baik- testis menghilang. Mantra yang digunakan istri untuk suami mereka yang tidak setia.

Weasley berada di rumah sakit selama satu minggu penuh.

The Slytherin Royals (Para Bangsawan Slytherin)Kde žijí příběhy. Začni objevovat