4. Terdampar

32 15 8
                                    

"Eungh," Novella melenguh, matanya mengerjap pelan.

"노나, 일어났어? ..감사합니다," samar samar Novella mendengar. (Nonna, Nonna sudah sadar? hiks..syukurlah,)

Novella beringsut bangun, tubuh nya menggeliat bersamaan dengan mulut kecil nya yang menguap. nyawa nya belum terkumpul semua, pandangannya menerawang seisi ruangan ia terbangun. ia garuk leher nya pelan, berdecak dengan mata yang sayu.

"Dimana ini? kenapa kepala ku pusing sekali," gumam Novella, berganti menggaruk pantat nya.

",아가씨, 뭐가 아파요? 지금 의사를 부르겠습니다. 아가씨, 여기서 기다리세요," sahut seorang wanita muda, sebaya Novella berlari pergi. (Nonna, apa yang sakit? biar saya yang panggilkan tabib sekarang Nonna, Nonna tunggulah disini,)"

Novella mengerjap, sedikit demi sedikit kesadarannya mulai kembali. ia lirik tempat ia duduk, kasur lantai yang ditumpuk berlapis lapis.

"Eh, baju ku?" Novella melirik pakaiannya. ia bingung, kenapa seragamnya diganti dengan baju musim panas? tebal berlapis lapis dan gombrang.

"Aku dimana? ini tempat apa?" Novella berdiri, berjalan mengamati setiap inci ruangan tersebut.

Lumayan luas, lebih besar dari kamar nya. ia menoleh kearah pintu, dimana dua orang terbirit birit berjalan kearah nya. "Hey, kalian siapa? pakaian apa yang kalian pakai?" tanya Novella, beringsut mundur, menghindar.

"미스 진정해 힐링누가 여자의 상태를 체크해줄까," sahut wanita muda, tak beralas kaki. (Nonna tenanglah, tabib Yang akan memeriksa keadaan Nonna,)

"Kamu ngomong apa si? aku gak ngerti bahasa oppa oppa!" seru Novella dengan raut bingung.

Novella semakin menjauh, menghindari lali laki berjenggot putih yang terus ingin menggapainya. Novella panik, saat melihat jarum kecil berada ditangan kakek itu. Ia berlari keluar, berlari tergopoh gopoh, membawa tubuh nya yang lemas. Novella semakin panik, saat melihat miniatur rumah yang ia pijak.

"Hey! jangan main main dengan ku, aku lagi gak mau diajak syuting sekarang. apa kalian benar benar ingin membuat ku marah?" seru Novella berhenti berlari, melihat jengah orang orang berpakaian kuno disekitarnya, menatap Novella heran.

Novella menoleh kebelakang nya, dua orang yang tadi menggangunya, kini berlari kearah Novella sambil berteriak dengan bahasa aneh mereka. Novella melototkan mata nya, ia kembali berlari menghindar, sampai jalan yang ia langkahi cepat, kini mengarahkannya kesebuah halaman luas, berhias rumput hijau yang segar semata kaki.

"논나, 너 아프니 나가지 마!!" sahut wanita muda mengejar Novella, diikuti tabib Yang dibelakang. (Nonna anda sedang sakit, jangan pergi keluar!!)

Novella melangkah kan kakinya pelan, mata bulat nya tak henti henti mengagumi indahnya tempat ini. mulut nya terbuka, dengan tangan terangkat, menutup setengah mulutnya.

"Dimana aku? kenapa tempat ini sangat indah? apa ini destinasi wisata baru?" monolog Novella, terkagum kagum.

"논나, 당신의 관으로 돌아오십시오, 아가씨는 방금 혼수상태에서 깨어났습니다," sahut wanita muda, bersujud dibawah kaki Novella. (Nonna, hiks..kumohon kembali lah ke paviliun mu, Nonna baru saja sadar dari koma. saya khawatir hiks..Nonna jatuh sakit lagi nanti,)

Tabib Yang, ia ikut bersujud disamping wanta muda tersebut. Novella mengerutkan keningnya heran, tak tahu apa maksud dua orang didepannya. kenapa mereka tampak sedih melihat dirinya? Novella bahkan saat ini sangat baik baik saja.

"Kalian ngomong apa? aku gak paham tahu," ujar Novella, kebingungan menggaruk hidung nya tak gatal.

"놓치다, 이 비천한 나를 용서하십시오. 내 부주의로 인해 nonna는 거의 죽을 뻔했습니다. hiks..치유자가 당신의 상태를 확인하게하십시오, 아가씨," sahut wanita muda, dengan rambut dicepol formal. (Nonna hiks..ampuni saya yang rendah ini, karena keteledoran saya, Nonna hampir mati. hiks..biarkanlah tabib Yang memeriksa keadaan anda Nonna,)

Dinasti GoguryeoWhere stories live. Discover now