Chapter 5

118 3 0
                                    

"Udah sampeeeeeee! Yeay." ujarnya kegirangan. Aku menghernyitkan dahi, ini orang kenapa dah?.

Tempat ini tak asing buatku.

"Ini kan lapangan 3, ngapain lo bawa gue kesini?" tanyaku heran.

Dia membawaku ketempat ini. lapangan 3. Hanya 3 buah lapangan, dan beberapa tempat duduk dari batu. Gaada yang special.

"Kita kebangku situ yuk, ehtapi sebelumnya lo haus ga? Kalo haus, kita beli minum dulu."

Aku mengangguk, "iya gue haus."

Tanpa ba-bi-bu lagi, dia langsung menuju warung yg ada diseberang lapangan 3. Membeli 2 buah botol aqua dingin.

"Nih buat lo. Yuk duduk dibangku situ."

Ajaknya, lalu menggandeng tanganku.

Kami duduk berdampingan. Menikmati sejuknya angin sore. Hening. Tak ada yg mau memulai berbicara.

"Ehm." dia berdehem.

"Mau sampe kapan diem-dieman kaya gini?" katanya.

Aku masih terdiam. Gatau apa yang harus kukatakan.

"Melvita, apa kamu ga inget sama tempat ini?" dia berkata lagi.

Aku mengernyit bingung, "hah maksudnya?"

"Kamu lupa sama tempat ini?"

"Ini lapangan 3 kan? Ya enggalah, setiap 17 agustusan kan gue nari disini. Emang kenapa sih?"

"Lo sama sekali gainget gue? Huh? Padahal dari awal kita ketemu, kita belum pernah kenalan loh. Lo gaada niat buat kenalan sama gue?" ujarnya percaya diri alias kePDan.

"Kalo emang dari awal kita ga kenalan, kenapa lo bisa tau nama gue?"

"Ahaha, ternyata lo bener-bener ga inget."

"Lo ngomong apa sih, gue ga ngerti deh. Sumpah." sahutku sambil meminum.

Bukannya menjawab kebingungannku, dia malah memandangku.

Lama sekali....

****

Engga bosen deh buat ngingetin kalian supaya nge voment, please voment guys;)

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang