E11

349 62 3
                                    

Satu Tahun Kemudian...

Satu tahun telah berlalu, Mew dan Gulf tak pernah lagi berhubungan ataupun bertemu secara langsung dan hal itu membuat Gulf sedikit merasa cemas. Selama satu tahun hari-hari Gulf selalu dilalui dengan kegelisahan. Di satu sisi Gulf merindukan semua perhatian Mew yang dia dapatkan dulu sedangkan di sisi lain harga diri Gulf tak membiarkan Gulf untuk mengejar cintanya sendiri.

"Aku benci dengan diriku sendiri yang seperti ini." Kata Gulf kepada dirinya sendiri.

"Aku benci bagaimana aku bisa dengan mudah membiarkan dia pergi dan berlalu..." Ucap Gulf lagi.

Gulf yang telah merasa diujung penyesalannya kini datang ke rumah Phinya yaitu Grace. Sejak Grace menikah, Grace kini telah pindah dan tinggal bersama dengan Mild suaminya. Gulf datang ke rumah Phi nya itu dengan memasang raut wajah sedihnya.

Grace kini sedang menatap wajah adiknya itu dengan tatapan bingung, "Ada apa denganmu?" Ucap Grace.

"Tidak apa-apa." Kata Gulf

"Tidak apa-apa tapi wajahmu terlihat sedih!!" Kata Grace

Gulf mengumpulkan keberaniannya dan mencoba meminta alamat Mew kepada Grace.

"Phi..." Panggil Gulf dengan lembut sambil menunjukkan wajah memelasnya.

"Hmmm..."

"Phi..." Panggil Gulf dengan lembut.

"Ada apa? Jika kau mau meminta uang, aku tak mempunyai uang sepersenpun!! Kau tau kan Cafe sedang sepi!!!" Kata Grace.

"Bu-bukan itu."

"Lalu apa? Wajahmu itu tak akan mempan jika denganku!! Aku malah muak melihatnya." Kata Grace yang kesal melihat wajah sok imut adiknya.

"Bolehkah aku meminta alamat Phi Mew?" Tanya Gulf

Grace langsung memberikan alamat itu tanpa banyak bertanya kepada Gulf karena Grace sudah tau kalau Gulf suka sama Mew dan begitu pula dengan Mew. Grace langsung mencari dompetnya dan mengambil selembar kertas yang berisi sebuah alamat. Grace langsung memberikan alamat itu kepada Gulf.

"Huh? Apa ini?" Tanya Gulf bingung.

"Alamat seseorang yang kau minta." Kata Grace

"Te-terima kasih na Phi.." Kata Gulf sambil tersenyum.

"Sama-sama." Kata Grace

Gulf segera berlari keluar dari rumah Grace dan masuk ke dalam mobilnya. Gulf langsung pergi mencari alamat itu dengan semangat.

"Tunggu aku na Phi!!!" Kata Gulf.

Gulf menyalakan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya itu. Sepanjang perjalanan Gulf terus membuat rencana bagaimana menghadapi Mew setelah sekian lama tidak bertemu. Gulf tidak sabar untuk segera bertemu dengan Mew.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Gulf akhirnya mendapatkan alamatnya dan telah sampai tepat di depan rumah orang itu. Ketika Gulf turun dari mobil dan bertanya kepada satpam penjaga rumah Gulf, Gulf langsung menunjukkan wajah kecewa.

"Permisi Pak, apakah Tuan Mew ada di rumah?" Tanya Gulf kepada Satpam itu.

"Tuan Mew sekarang sedang pergi keluar negeri melanjutkan kuliahnya di sana." Kata Satpam itu.

"Kira-kira dimana ya Pak?" Tanya Gulf

"Maaf saya kurang tau."

"Akhh baiklah. Te-terima kasih ya Pak..." Kata Gulf

"Sama-sama Tuan." Kata Satpam itu.

Orang yang Gulf cari malah tidak ada di rumah. Orang itu telah pergi keluar negeri untuk melanjutkan S2 nya.

"Kenapa kau pergi pada saat aku mulai berani mengakui perasaanku?" Kata Gulf yang mulai meneteskan air matanya.

Gulf kini berjalan masuk ke dalam mobilnya. Gulf mengusap wajahnya dengan kasar dimana air matanya telah membasahi pipinya tanpa berhenti.

"Aku harus menunggu berapa lama lagi dan berapa tahun lagi, Phi? Apakah Phi bisa menjaga hati, Phi?" Batin Gulf

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Di Sisi Lain...

Mew kini sedang berbaring di atas kasurnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Mew tak bisa melupakan Gulf meskipun satu tahun telah berlalu.

"Bagaimana kabarmu Gulf? Apakah kau baik-baik saja?" Monolog Mew

"Aku merindukanmu Gulf, sangat merindukanmu!!"

Mew sering diam-diam stalking media social Gulf dengan second akun miliknya. Sebelum keberangkatannya keluar negeri untuk melanjutkan kuliah, Mew memberitahu Grace jika sebenarnya orang yang dia cintai itu adalah Gulf. Mew kaget karena Grace terlihat biasa saja setelah mengetahui hal itu. Mew pun sering bertanya tentang kabar Gulf kepada Grace.

"Haruskah aku menelfon Grace hanya untuk bertanya kabar Gulf lagi? Apakah terlalu sangat kelihatan jika aku masih menunggu Gulf? Tapi aku sangat merindukannya sekarang." Kata Mew

Mew akhirnya mengambil hpnya di atas meja nakas lalu mencari kontak seseorang dan langsung menghubunginya. Orang di seberang telfon tampak cukup riweh karena Mew mendengar seorang anak menangis.

"Hallo..."

"Hallo Grace, apa kabar?" Kata Mew

"Tunggu sebentar na Phi, aku mau memberikan anakku kepada suamiku dulu." Kata Grace

"Ba-baiklah." Kata Mew

Mew akhirnya menunggu Grace menyerahkan anaknya kepada suaminya. Setelah itu Grace akhirnya dapat berbicara dengan tenang bersama dengan Mew.

"Ada apa Phi?" Tanya Grace

"Bagaimana kabar Gulf?" Tanya Mew

"Akhh Gulf, dia baik. Dia sangat baik!! Dia baru saja meminta alamatmu kepadaku lalu segera berlari setelah mendapatkannya." Kata Grace.

"Huh? Bagaimana? Bagaimana? Gulf meminta alamatku untuk apa?" Tanya Mew yang kini penasaran.

"Mana aku tau??!! Dia langsung lari setelah mendapatkan alamatmu, tapi aku tidak mengatakan kalau kau sedang pergi keluar negeri."

"Auwhh, dia pasti sangat kecewa!!" Kata Mew

"Biarkan saja, dia terlalu lama menyadari perasaannya sendiri." Kata Grace.

"Setiap orang itu berbeda-beda, Grace." Kata Mew

Setelah berbicara panjang lebih, inti dari semua pembicaraan itu adalah Mew berharap Gulf telah menyukainya sehingga perasaan Mew bisa terbalaskan.

Four Leaf Clover (END)Where stories live. Discover now