003

11 5 0
                                    

Aqiel POV

Aqiel Mahardika, laki laki berparas tampan dengan tinggi badan 180cm dan kulit putih ini memiliki sifat yang sangat cuek terhadap sekitar nya, apalagi ketika melihat gaya chatingan dia dengan siapapun itu, Aqiel akan mengetik se irit iritnya, mungkin kalau bisa pun ia tidak ingin membalas pesan nya.

Sejak pulang sekolah tadi Aqiel sama sekali belum pulang kerumah, ia pergi ke suatu tempat kopi di daerah dekat sekolah nya. Ia memilih untuk duduk sendirian di sudut kafe itu dengan segelas cappucino latte di meja nya.

Saat sedang menikmati kesendirian nya tiba tiba Aqiel mendapat telepon dari kakaknya. Dengan wajah malas, Aqiel mengangkat telepon kakaknya.

"Lu dimana bego, balik"

"Berisik"

"Ini udah jam berapa lo liat, mama nelponin gua nanyain lo anjing"

"Bacot banget"

"Balik, Dika anjing!"

Aqiel menutup telepon dari kakaknya, sebenarnya ini yang membuat Aqiel malas pulang kerumah, lagi lagi ia harus mendengar ocehan kakaknya. Itu membuatnya sangat muak.

Setelah menutup telepon, ia langsung membuka aplikasi ojek online, Aqiel langsung memesan ojol ke alamat rumahnya.
Tak lama setelah ia memesan, ojol itu menelepon Aqiel dan memberi tahu bahwa ia sudah di depan kafe.

"Halo, mas. Saya sudah di depan"

"Iya mas"

Aqiel meneguk sekali lagi cappucino nya, setelah itu ia langsung pergi ke depan kafe untuk menghampiri ojol nya.

"Mas Aqiel ya?"

"Ya, mas"

"Naik mas, ini helm nya"

Aqiel mengambil helm nya, naik keatas motor dan membenarkan posisi duduk nya agar nyaman. Ojol itu langsung berangkat, di perjalanan Aqiel sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikitpun, kelihatannya ia tidak memiliki gairah untuk pulang kerumah.

Setelah 15 menit perjalanan, Aqiel sampai di depan rumah nya dan tidak lupa membayar ongkos pada ojol itu.

Saat ia hendak membuka pintu, pintu itu sudah di buka terlebih dahulu oleh kakaknya. Derry Giovanno berdiri di depan pintu sambil memasang wajah marah dan menatap tajam wajah Aqiel.

"Darimana lo?"

"Mau tau amat. Awas, gue mau ke kamar"

"Jawab!" ucap Derry sambil menahan tangan Aqiel saat ia ingin melangkah masuk kerumah.

"Gausah tereak, monyet. Sakit kuping gua"

"Gak peduli"

"Terserah lo, awas."

Aqiel sedikit mendorong tubuh Derry dan langsung pergi ke kamarnya.

Ketika diluar rumah mood Aqiel bisa di bilang sangat baik, tetapi saat ia sampai dirumah mood nya akan turun sangat drastis.

G A M O N   [ON GOING]Where stories live. Discover now