Awal Mula Kejadian

56 5 0
                                    

". . ." 

Pandangan ku buram. Aku sedang dimana? Kenapa aku tidak dapat mendengar apa-apa? Oh iya, tadi aku sempat mengalami tabrakan. Mungkin gendang telingaku pecah. Atau semacamnya...

Namun suara yang tadi tidak dapatku dengar lambat laun mulai dapat kutangkap dengan telingaku. Ruangan yang tidak kukenal namun rasanya familiar. Aku tak dapat menjelaskannya namun tempat ini sering kulihat saat bermain game. 

"Halo, tuan. Apakah Anda masih dapat mendengar suara saya?" Seorang perawat memandangkan muka yang tertutup masker ke arahku. 

Tunggu, tuan? Memangnya aku setua apa? Spontan aku hanya mengangguk kecil karena tubuhku masih terasa lemas sekali. Aku tak bisa merasakan tangan kananku. Aku mencoba menoleh sedikit ke kanan. Awalnya aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat tapi saraf-saraf ku membuktikannya.

T-Tangan ku...


Kemana??!!

Aku tak bisa menahannya lagi. Aku tidak mengatur pernafasanku. Kenapa ini terjadi?! Tidak. Tidak. Pasti ini cuma mimpi. Tidak mungkin. Para perawat di sekeliling ku terlihat seolah tidak peduli dengan keadaanku saat ini. Aku mungkin memang pantas menerima kenyataan ini, ini memang sudah keinginanku sedari awal. Melewati kehidupan ini dengan cepat, karena diriku yang tak kuasa mendengar perkataan orang tua. "Aku ingin kehidupan ini segera berakhir" pikirku saat itu. Perkataan yang menyebalkan rupanya adalah sebuah nasihat bagiku. Sekarang aku hanya bisa terbaring dalam keadaan sekarat dan berlumuran darah di dalam rumah sakit ini. Semua kejadian ini bermula dari tadi pagi.


"Developer game 'Immortal World' yaitu VTV dengan resmi mengirimkan stok game terbarunya ke Kota Ichiyama. Berita ini disambut hangat oleh kalangan pencinta game ber-genre survival. Bahkan, hashtag #immortalworld menjadi trend di Twittrend. Saat ini masih belum ada kejelasan kapan dan dimana stok game ini akan di kirim. Yang pasti kita ketahui VTV mengumumkan bahwa stok game terbaru mereka 'Immortal World' untuk Kota Ichiyama akan dikirimkan akhir bulan ini" Begitulah suara kakak penyiar berita di TV lokal dengan antusiasnya. Game yang kini ku tunggu-tunggu akhirnya mendapatkan bagian stok di kota ini. Aku tak perlu jauh-jauh ke Tokyo untuk beli game ini di toko resminya. Tetapi menurutku Osaka lebih dekat. Ya sudahlah, selagi ada kesempatan aku masih bisa menikmati kehidupan ini. Walau aku memiliki keinginan agar cepat mati karena aku tak tahan dengan omelan kedua orang tua ku yang tidak mengerti pola pikir remaja zaman sekarang.

"Ayah susah-susah bekerja agar bisa menguliahkanmu di Universitas Luar Negeri. Kamu malah lebih tertarik dengan game anehmu!"

"Kenapa Ayah harus susah-susah mencari uang? Lagipula kalo aku jadi gamers kan bisa dapat penghasilan dan ayah bisa santai duduk dirumah"

"Kamu sudah berani menyela?!" Sebuah telapak tangan yang berkeriput dengan indahnya mendarat di pipiku dengan keras. Meninggalkan sebuah bekas, dan juga menghasilkan suara 'PLAK!'

Ibuku hanya terdiam diujung ruangan. Namun bukan berarti dia kasihan kepadaku. Justru dia menyimpan amarahnya terhadapku di dalam hati. Ibu tidak ingin mengeluarkan kata sedikitpun jika Ayah sudah turun tangan.

"Yuu-kun, sekali lagi Ayah ingatkan. Game hanya untuk anak-anak! Tidak ada orang seperti mu yang bermain game bisa mendapat gelar, bisa menjadi pejabat, apalagi game yang kamu mainkan adalah game yang berkaitan dengan kepercayaan sesat! Kau juga akan sesat Yuu!"

" . . . " Aku sudah tak bisa lagi berkata apa-apa. Aku ingin mati secepat mungkin.

Andai memang bisa, setidaknya sebelum aku mati berikan aku kesempatan untuk memainkan game ini, walau hanya 1 menit saja.

"Ayah, Ibu, maafkan aku. Aku akan meminjam sedikit uang dan akan mengembalikannya nanti. Jika masih ada kesempatan hidup" kuucapkan itu dengan suara kecil sambil mengambil beberapa uang dari dompet orang tua ku. Aku tau ini dosa, maka akan ku ganti dengan kebaikan suatu saat nanti. Bila aku masih hidup.

Aku mendapatkan notifikasi dari teman-ku. Dia mengirimkan sebuah tautan yang dari pola-nya seperti tautan Situs Berita. Lagipula...

"Lagipula, kenapa dia mengirimkannya tengah malam begini?" ucapku dengan volume kecil.

Setelah kuusap layar ponsel ku dan membuka tautan yang dia kirim. Mataku seolah membohongi ku tapi ini nyata. Muka ku yang awalnya mengantuk seketika berubah dengan cepat menjadi muka terkejut. Ya. Aku terkejut. Bukan. Bukan sesuatu yang buruk. Namun...

"Game-nya sedang dalam perjalanan malam ini dan akan sampai pukul 07.00 pagi nanti?!"


Sekarang sudah pukul 06.30, aku berada di taman di dekat toko game tempat aku biasa membeli game, aksesoris, mainan, dan lain-lain. Insting-ku mengatakan bahwa toko game ini menjadi salah satu sasaran toko yang akan disetor oleh VTV. Meskipun bisa dibilang toko ini hanya cabang dari toko yang ada di tengah kota, namun VTV nampaknya tau bila akan banyak gamer yang menunggu di toko pusat sehingga mereka mendahulukan penyetoran ke toko-toko cabang. Sebaiknya aku menunggu sebentar sambil berlari-lari kecil. Kalau dihitung-hitung aku memang jarang berolahraga. Walau pakaian yang sering kupakai adalah pakaian olahraga. Pakaian yang diberikan oleh Ayahku dulu. Bahannya tidak terlalu tipis ataupun tebal. Saat aku menerima pemberian Ayah itu adalah waktu saat aku masih polos dan tidak mengenal game. Aku mengenal game dari teman-teman SMP-ku. Saat itulah aku mulai memberontak dan pendiam.  Aku sudah terlihat buruk dalam keluarga-ku. Aku harus mengganti muka saat didepan orang lain. Aku tau itu disebut bermuka dua, namun aku tidak ingin menjelekkan nama keluarga. Mau tak mau aku harus bersikap seolah-olah orang yang bagus dihadapan orang lain.  Jalanan mulai tampak ramai. Tidak ada gerak-gerak mencurigakkan dari orang di sekitarku. Maksudnya, tidak ada yang seperti mengetahui bahwa truk penyetor akan datang ke toko cabang ini.  Tak lama mataku menangkap sebuah truk dari kejauhan. Truk itu nampaknya akan segera menepi. Spontan aku yang awalnya duduk pelemasan segera berdiri lagi untuk melihat game apa yang akan mereka turunkan. Kaki kananku sudah menyentuh aspal. Truk itu masih menyalakan lampu sen pertanda akan menepi. Namun, kejadian tak terduga menimpaku. Truk itu membanting setirnya kearahku dan kecelakaan maut itu menimpa diriku yang penuh akan dosa.

Aku merasa ada sesuatu yang akan lepas dari tubuhku. Tidak. Para perawat tidak mencabut apa-apa dari tubuhku. Namun sepertinya malaikat maut lah yang mencabut sesuatu dari tubuhku. Yaitu nyawa-ku.


Aku mencoba membuka mataku. Pandanganku masih buram. Ada sebuah cahaya. Tunggu, cahaya? Aku mengakui diriku berdosa namun mengapa aku ditempatkan di surga? Jika ini neraka mungkin bayangan yang kutangkap berwarna merah dan tempat ini terasa sejuk. Rumput. Aku terbaring diatas rumput, aku bisa merasakannya. Pandangan ku mulai pulih. Aku menangkap pemandangan yang lebih indah daripada pegunungan di dunia. Langit cerah dan burung-burung berterbangan dengan indahnya. Aku pernah melihat tempat ini saat aku bermain game VR. Namun ini bukan dunia virtual. Ini...

"Ini adalah dunia lain?"

Re:Start, Kesempatan Hidup KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang