# 2

8 5 0
                                    

Sudah hampir dua jam ia berkutat dengan gamenya. Tak terhitung berapa kali ia mencetak high scorenya. Ia meletakkan handphonenya di nakas, melepas headphone nya lalu merebahkan tubuhnya di kasur.

Tangannya terasa sedikit kebas. Ia melakukan peregangan kecil sebelum suara perutnya menuntunnya dengan langkah malas ke dapur. Setidaknya masih ada makanan instan yang tersimpan di dapur.

"Buatkan untukku sekalian, Kook"

"Iya hyung" Jungkook mengambil dua bungkus mie instan lalu, merebusnya di atas kompor.

'Apa mereka sudah pulang?' Monolognya. Sesekali mengaduk mie instannya, ia menengok. Memeriksa keadaan mereka.

'Mereka memulainya.'

Jungkook tersentak kaget kala suara itu berbisik tepat di telinganya. Jujur saja, tangannya dingin, badannya bergetar hebat. Ada rasa menyesal karena memilih sendirian di dorm. Jungkook tetap lah Jungkook yang keras kepala. Ia menepis kasar pikiran itu. Terkekeh pelan, mengaggap suara itu hanya imajinasinya.

"Jimin hyung, apa kau tidak ikut bersama mereka?" Tanyanya sedikit berteriak. Namun, hening. Ia tak mendengar apapun selain bunyi gumpalan air yang berjatuhan di atap dorm mereka.

'Sudah ku katakan. Mereka memulainya, memonopolimu lalu membuatmu ketakutan dan mereka akan menang.'

Suara itu terdengar lagi. Namun, kali ini ia acuh. Memandang pojok ruangan sebentar lalu, membalikkan kakinya kembali ke dapur.

Tapi, niatnya kembali memasak urung kala pintu dorm nya diketuk.

'Mereka sudah pulang' Pikirnya. Ia melangkah antusias kearah pintu tangannya siap menggapai kenop pintu. Berniat menunjukan pada mereka bahwa Jungkook, maknae mereka sudah tumbuh dewasa dan pemberani.

' Jangan biarkan mereka masuk.'

Alih-alih membuka pintu. Handphone di sakunya berdering, memunculkan bar notifikasi dari leader hyungnya, Namjoon.

Kita terjebak badai disini. Mungkin kita akan kembali sedikit terlambat. Ah, Jungkook aku harap kau tidak ketakutan disana. ㅋㅋㅋ

Jungkook mengerjap.  Niatnya membuka pintu ia urungkan. Jungkook bukan lagi seseorang yang berani sekarang. Tidak munafik kala ia mengatakan bahwa ia menyesal menolak ajakan hyungnya untuk makan malam diluar.

Hingga air dingin mengalir, merembes masuk lewat celah di bagian bawah pintunya.

Lagi-lagi pintu itu diketuk., sekarang lebih keras, terkesan panik?

'Mereka memperdayaimu. '

Jungkook tak lagi peduli dengan suara itu. Tempo ketukannya semakin banyak, semakin cepat dan terburu buru.

"Kita kedinginan disini"

'Itu buruk! Mereka berusaha memperdayaimu.'

Bisikan itu membuatnya semakin bingung, mencoba acuh dan memilih untuk membuka pintu. Tapi, tak ada siapapun di depan pintu. Ia sedikit melangkah keluar, memeriksa lorong dorm nya. Namun, sepi.

'Kau membiarkannya masuk.'

Nafasnya memberat. Kakinya bergetar, memorinya memutar ulang dimana Taehyung menceritakan tentang 'mereka' yang suka mengganggu dan memonopolinya saat ia sendirian dirumah. Dia tak mempercayainya, menganggap itu hanya cerita yang dibuat Taehyung untuk menakutinya.

'Apa yang harus kulakukan jika itu benar-benar terjadi?'

Next!

Just AloneWhere stories live. Discover now