Chapter 1

10 1 0
                                    

Di tahun 2037, Adlene Thalia seorang wanita yang mengidap depresi berat meminta sebuah kepada seorang penyihir yaitu ia ingin kembali ke masa lalu nya dan mengubah sejarah hidupnya. Penyihir itu mengabulkan permintaan dengan imbalan nyawa nya sekarang, Adlene pun setuju. Lalu kegiatan barter itupun dilakukan dan akhirnya Adlene berhasil kembali ke masa lalunya. Adlene kembali ke masa lalu nya di saat ia berumur 8 tahun, lebih tepatnya sewaktu Adlene duduk di kelas 3 SD.

Di saat waktu musim panas tahun 2009, di rumah lama Adlene di pagi hari. "Ibu, ayah, selamat pagi" kata Adlene sambil tersenyum. "Ah, lene, selamat pagi. Tumben banget kamu bangun pagi dan menyapa ibu dan ayah.." kata ibu Adlene. "Iya, bener banget. Tumben-tumben nya kamu mau menyapa kami di pagi hari, tidak seperti biasanya" kata ayah Adlene. "Ah, Adlene hanya tidak suka bangun telat, itu saja" jawab Adlene. "Oh yaudah, ayo sarapan lalu bersiaplah untuk berangkat sekolah ya" kata ibu Adlene. "Baiklah, ibu. Oh ya, ibu, Adlene ingin meminta sesuatu boleh tidak?" tanya Adlene.

"Oh, kamu mau minta apa dari ibu" jawab ibu Adlene. "Sebenarnya Adlene ingin setelah tamat SD, Adlene ingin pindah ke tempat sepupu Risa tinggal dan berencana untuk daftar SMP dan SMA di sana. Apakah ibu dan ayah bisa mengabulkan permintaan Adlene?" tanya Adlene. "Mengapa tiba-tiba begini, lene?" ibu Adlene berbalik tanya. "Iya, mengapa tiba-tiba begini" kata ayah Adlene.

"Adlene ingin mendaftar SMP yang sama dengan Risa, tapi untuk SMA nya, Adlene belum ada rencana ingin masuk SMA mana" jawab Adlene. "Baiklah, jika itu kemauan kamu, lene. Nanti ayah dan ibu akan coba kita rundingkan dengan bibi Mika dan paman Akira ya" kata ibu Adlene. "Lalu, yang kedua, Adlene ingin bertemu dengan beberapa orang penting bagi Adlene. Orang pertama adalah teman kerja ibu yang bernama ibu Emma dan ibu Ria, orang kedua adalah beberapa murid dari SD Nozomi, yang ketiga adalah seorang bibi di daerah dekat sini" kata Adlene. "Ada apa dengan mereka semua, mengapa kamu ingin bertemu dengan orang-orang ini?" tanya ibu Adlene.

"Adlene hanya ingin bertemu dan mengobrol dengan mereka saja kok, bolehkan ibu pertemukan Adlene dengan mereka?" kata Adlene. "Baiklah, akan ibu coba ya" jawab ibu Adlene. "Baiklah ibu, kalau begitu aku berangkat sekolah dulu ya. Sampai jumpa nanti, ibu, ayah" kata Adlene. "Ya, sampai jumpa lagi nanti dan hati-hati di jalan ya" kata ayah Adlene. "Makasih ayah" jawab Adlene. Lalu Adlene berangkat ke sekolah dengan bus.

Sesampainya di sekolah, Adlene melihat Yana si populer sedang mengobrol dengan teman-temannya di lorong sekolah. Yana melihat Adlene dan menyapanya tapi Adlene tidak menghiraukannya, lalu berjalan menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, "Ah, Adlene, selamat pagi" kata Melani. Melani adalah sahabat Adlene sejak TK.

"Selamat pagi juga, Melani" jawab Adlene. "Oh ya, sebentar lagi kan kita naik kelas 4. Mudah-mudahan, kita sekelas lagi ya, Adlene" kata Melani. "Iya, mudah-mudahan ya. Tapi, apa kamu sudah siap untuk ujian kenaikan kelas nanti belum? tanya Adlene sambil tertawa. "B-b-belum sih, kalo kamu gimana, Addy" kata Melani. "Tentu saja belum, hehe" kata Adlene. "Tuh kan, kamu aja belum" kata Melani.

"Tapi, aku ingin belajar giat untuk ujian nanti. Mau ke perpustakaan bareng gak, untuk belajar?" tanya Adlene. "Mau dong, siapa yang mau nolak kalau bukan kamu yang ajak" kata Melani sambil tertawa. "Oke deh, nanti sepulang sekolah, ayo kita ke perpustakaan. Aku akan ajak Alvino dan yang lain jika mereka mau, gimana?" tanya Adene. "Uhm, kenapa mengajak mereka? Mereka kan anak cowok lagipula si Alvino itu kan anak nakal" kata Melani.

"Melani, jangan berkata hal buruk tentangnya jika kamu tidak tahu latar belakangnya. Kamu mengerti kan" kata Adlene sedikit kesal. "B-b-baiklah, Addy" jawab Melani. Lalu bel masuk berbunyi dan semua murid masuk ke kelasnya masing-masing. 4 jam kemudian, waktu istirahat akhirnya datang. Adlene dan Melani pergi menghampiri Alvino dan bertanya, "Hai, Vin, apa kabar? Kamu mau tidak ikut belajar bareng kami di perpustakaan sepulang sekolah. Sebentar lagi ujian, jadi aku ingin mengajakmu untuk belajar bareng gitu" kata Adlene menjelaskan.

"Kalian siapa?" tanya Alvino. "Eh, masa sebagai teman sekelas sendiri, kamu tidak tahu nama kami?" tanya Melani. "Tidak, aku tidak tahu" jawab Alvino. "Melani, tenanglah. Ah, maaf. Kalau begitu biarkan kami memperkenalkan diri kami, namaku Adlene Thalia dan ini sahabatku Melani. Kami bukannya memaksamu untuk belajar, tapi ini demi nilai ujian untuk kenaikan kelas. Jadi, kamu tidak perlu ikut jika tidak ingin ya" kata Adlene menjelaskan.

"Baiklah, Adlene, Melani. Hmm, aku akan ikut dengan kalian untuk belajar bersama, lagipula aku menginginkan nilai tinggi saat hasil ujian nanti" jawab Alvino. Melani yang mendengar hal itu sangat terkejut. "Baiklah, kalau begitu, sepulang sekolah kami tunggu di gerbang sekolah ya" kata Adlene. Alvino menganggukkan kepalanya. "Oh ya, Vin, kamu sudah makan siang belum. Kalau belum, makan siang bersama kami yuk" kata Adlene. "Belum sih, tapi makasih sudah mengajakku. Aku tidak membawa bekal makan siang dan aku tidak punya cukup uang untuk membeli jajan" jawab Alvino.

"Ah, kalau begitu, mau makan bekal bersamaku? Ibuku membuat bekal lebih untukku hari ini" kata Adlene. "Terima kasih, Adlene, tapi aku tidak ingin merepotkan dirimu" jawab Alvino. "Tidak apa-apa kok, aku ikhlas membagikan ini padamu, Vin" kata Adlene. "Nah, Addy, untukku tidak ada kah?" tanya Melani dengan matanya yang berbinar. "Lah, bukannya kamu sudah punya bekal sendiri, Mel?" kata Adlene. "ihh, kamu jahat banget, dia dikasih masa aku tidak" kata Melani sambil menangis. "Ya, baiklah, jangan nangis dong. Gimana kita tukaran bekal, Mel?" tanya Adlene. "Ya, boleh kok. Yay, aku dapat makan bekalnya Adlene" kata Melani dengan gembira. Adlene langsung tertawa mendengarnya, lalu mereka makan siang bareng.

Sepulang sekolah, Adlene dan yang lain pergi ke perpustakaan pusat untuk belajar bersama. Mereka sangat menikmati waktu mereka saat belajar bersama, mereka juga selalu makan siang bersama. Seminggu kemudian, sehari sebelum hari ujian di malam hari. "Lene, bolehkah ayah bicara padamu sebentar?" tanya ayah Adlene. "Baiklah, ayah" jawab Adlene. Di ruang keluarga, "Ayah sudah menghubungi paman Akira dan bibi Mika, ayah, ibu dan paman Akira menyetujui kepindahan kamu" kata ayah Adlene. "Benarkah, terima kasih, ayah" jawab Adlene.

"Untuk mempertemukan kamu dengan orang-orang ini, ibu belum bisa menjadwalkan pertemuannya" kata ibu. "Tidak apa-apa ibu, tidak perlu secepat itu juga" kata Adlene. "Tapi, ibu tidak mengerti mengapa kamu ingin bertemu dengan orang-orang ini"kata ibu Adlene. Adlene terdiam tidak menjawab pertanyaan ibunya. "Baiklah jika kamu tidak ingin mengatakannya" kata ibu Adlene. "Kalau tidak ada yang dibicarakan lagi, aku ingin pergi ke kamar untuk tidur ya, ibu, ayah" kata Adlene. "Baiklah, selamat malam, Adlene" kata ayah dan ibu. "Selamat malam juga, ibu, ayah" jawab Adlene.

~~BERSAMBUNG~~

Kembalikan waktuWhere stories live. Discover now