8 (delapan)

199 70 405
                                    


"Jimin pinjam mobil siapa?" Yang ditanyai hanya melirik dengan mata kecilnya, enggan menjawab karena ramen yang baru saja masuk ke dalam mulutnya menyulitkan ia berbicara.

"Bukannya Jimin hanya punya motor kecil, ya?" Gadis yang di samping Jimin kembali melempar pertanyaan.

"Jim? Kenapa tidak menjawab?" Ia kembali bertanya dan kali ini melirik Jimin yang sedang melambaikan tangannya memberikan isyarat 'tunggu sebentar, jangan menambah pertanyaan. Aku sedang makan' begitu kira-kira kalau Jimin bisa berbicara dengan mudah ketika mulutnya penuh makanan.

"Oh ... Sedang mengunyah ramen, ya?" Akhirnya gadis yang sedari tadi bertanya pada Jimin mengangguk mengerti.

Kau pikir aku dari tadi sedang apa? Tidur? Untung kau si Shin Hani yang lugu, coba kalau Lee Airin yang otaknya setengah-- aku pastikan air kuah ramenku berakhir di wajahmu. Kata Jimin dalam hati.

Mereka berdua duduk bersampingan di tempat makan toserba. Jangan berkomentar apapun pada Jimin yang tidak mengajak Hani ke restoran mewah untuk makan. Saat ini dompetnya hanya bisa menampung untuk makan di sebuah toserba kecil saja.

Maklum, Jimin memang sedang menjelma menjadi orang miskin. Sebenarnya dia ini anak orang kaya kok, kekayaan keluarganya saja setara dengan kekayaan keluarga Taehyung. Kalau dia mau-- dia pun bisa pergi ke ke mana-mana termasuk ke kampus menggunakan mobil miliknya, tetapi dia hanya ingin mencoba hidup sederhana.

Sekedar informasi. Rencana awal Jimin yang mengajak Hani pergi membeli es krim-- tidak jadi. Jimin merubah rencana itu secara sepihak saat mereka sudah di tengah jalan-- katanya es krim tidak cocok jika dimakan malam-malam begini.

Es krim itu rasanya manis-- kalau dimakan malam-malam bisa membuat suasana semakin manis nanti Jimin ingin minta hal yang manis-manis. Hani menurut saja, sebenarnya ia juga tak terlalu paham dengan ucapan Jimin.

Sebenarnya alasan si bandar video itu merubah rencana mengajak makan es krim adalah karena harga es krim yang sering mereka makan itu lebih mahal dari pada ramen yang ada di hadapan mereka saat ini.

Pikir Jimin, daripada makan es krim lebih baik makan ramen bisa membuat perut kenyang dan tentu harganya lebih murah.

Jimin masih sibuk menyuapi dan mengunyah ramen ke dalam mulutnya, sedangkan Hani memandangi sekeliling area toserba yang masih banyak sekali orang yang berlalu lalang.

Tenang saja, meskipun Jimin sedang miskin-- ia tidak akan membiarkan gadis cantik yang berada di sampingnya kelaparan begitu saja.

Jimin meminta Hani untuk menunggunya sebentar, selama ia menghabiskan ramennya. Setelah itu, Jimin akan menyuapi ramen lainnya pada Hani, karena ia tahu kalau Hani agak kesulitan makan menggunakan tangannya sendiri akibat luka itu.

Bagaimana? Manis 'kan tindakan Jimin saat ini?

"Jimin kenal dengan gadis tadi?" tanya Hani sebelum membuka mulutnya untuk menyantap ramen yang disuapi oleh Jimin.

"Yang mana?"

"Yang itu loh, Jimin."

"Jira?"

Hani menggelengkan kepala.

"Airin?"

Kembali menggelengkan kepalanya."

"Choi Ara?"

Kali ini Hani mengangguk.

Jimin menghembuskan napas, "Iya, aku kenal."

Keduanya saling bersitatap. "Ada apa? Apa tadi dia mengatakan sesuatu padamu?" Jimin melanjutkan.

Love Story 1 (PJM) ✅Where stories live. Discover now