"Baiklah, aku ambil harga segitu. Kuharap dia tidak menyusahkanmu ya Erick" Erick tersenyum dan mengangguk lalu menjabat tangan Hyejung.

"Alright, senang berbisnis denganmu" Hyejung menerima sekoper penuh uang yang Erick beri padanya. Hyejung pergi dari sana dengan tatapan penuh binar menatap koper ditangannya.

Setelah kepergian Hyejung kini Erick menatap Yoona yang masih senantiasa menundukan kepalanya dan meremat ujung pakaiannya. Erick menatap ponsel miliknya yang terdapat sebuah pesan lalu mendekat kearah Yoona.

"Ayo ikut denganku, ada seorang pelanggan yang menginginkanmu" Yoona tersentak mendengar ucapan Erick, dia mengikuti langkah kaki Erick secara perlahan. Yoona sungguh tidak nyaman, suara dentuman musik dan tatapan lapar pria pria disana pada tubuhnya benar benar membuat Yoona tak nyaman. Yoona berkali kali menyebut nama kedua orang tuanya didalam hatinya.

Jika kalian bertanya kemana perginya kedua orang tua Yoona? Mereka tiada, Ibu Yoona tiada saat melahirkan Yoona, sedangkan sang Ayah tiada sebab kecelakaan. Itu alasan kenapa Hyejung begitu membenci Yoona, Hyejung berfikir Yoona itu anak yang membawa petaka dan merenggut nyawa kedua orang tuanya.

suara ketukan pintu membatalkan lamunan Yoona, tanpa disadari kini dia berada di hadapan sebuah ruangan VVIP dan dari tempat ini suara deguman musik memekakan telinga menghilang.

"Tuan, saya membawa gadis yang ada inginkan" tak lama setelah Erick berucap suara sahutan seseorang dari dalam sana berhasil membuat Yoona makin ketakutan.

"Bawa dia masuk, dan kau pergilah Erick" setelah sahutan itu terdengar ditelinga Erick Erick menatap mata Yoona.

"Masuklah, aku akan pergi" Erick pergi. Yoona menatap pintu dihadapannya dengan seksama, tangannya masih memegang knop pintu tampa berniat memutarnya untuk membuka pintu tersebut.

"Sedang apa berdiam didepan sana? Masuk!" Suara pria didalam sana terdengar naik satu oktaf, Yoona menghelah nafas sejenak lalu membuka pintu dan melihat sosok pria bertubuh tidak besar sedang duduk dikursi sambil memegang wine ditangan kanannya.

"C'mon, mendekatlah, duduk disini" Yoona terlihat ragu sedetik, namun setelah itu dia akhirnya memilih menuruti ucapan pria didepannya, takut hal yang tak diinginkan terjadi dikalau dia melawan perintah pria itu.

"Kudengar dari Erick kau masih baru ya? Sudah lama aku tidak merasakan barang segel. Penampilanmu juga baumu benar benar sangat fresh. Rasanya inginku miliki terus" 

"Jangan tuan" ucap Yoona begitu pelan, namun tetap masih terdengar oleh pria itu.

"Why? Aku ingin, kalau aku ingin maka aku harus mendapatkannya. Apa hak mu untuk menolak? Banyak pelacur diluar sana yang memohon untuk kubeli secara utuh, kau bersyukurlah menjadi pilihanku" Yoona menangis dalam diam, bisa bisanya dia dibeli oleh seorang ketua Mafia, dan menjadi partner sexs pria itu.

"Tatap aku cantik" Yoona menatap wajah pria itu dengan Wajah yang memerah akibat menangis. Pria yang bernama Jimin itu diam sejenak, sial. Gadis dihadapannya sungguh cantik.

Jimin membuka ponsel miliknya dan menekan nomor untuk menelphone seseorang.

"Erick, aku ingin membeli gadis yang kau bawa tadi. Akan kubayar dua kali lipat dari harga yang kau beli sebelumnya" pria disebrang sana tampak berteriak kaget, namun tak lama suara Erick berkata 'baiklah' menjadi akhir dari telphone Jimin dan Erick.

"Kini kau menjadi milikku cantik" Jimin memegang dagu Yoona untuk dia dongakan dan mendekatkan wajahnya, Yoona yang melihat wajah Jimin mendadak mendekat segera memejamkan matanya. Menunggu sebuah benda lembab mengelilingi bibirnya.

Namun semenit berlalu bibirnya tak merasakan apapun, saat membuka mata yang dia lihat adalah wajah Jimin yang menyungingkan senyumannya sembari sedikit terkekeh.

"Kau berharap aku menciummu ya? Nanti dirumah oke? Sekarang cukup temani aku minum saja" Yoona mengangguk. Dia masih sibuk menatap paras tampan milik Jimin. Jika dilihat lihat, pria yang sedang dia duduki saat ini ternyata memiliki paras yang sangat tampan, apalagi rahang tegas milknya yang tercetak jelas menambah kesan 'tampan' pada pria itu.

"Aku tau aku tampan, tak usah ditatap selekat itu juga" Yoona memerah mendengar ucapan Jimin, dia menundukan wajahnya dan menutupi wajahnya dengan rambut panjangnya, mencoba menyembunyikan wajah memerahnya.

"Fuck, dia sangat menggemaskan" batin Jimin sambil terus menatap Yoona yang masih menyembunyikan wajah memerahnya.

"Oh ya, what's your name?" Yoona mendongak

"Eum.. Yoona, Han Yoona" Jimin tampak memgangguk kecil.

"Oke, Yoona. Kau pasti tau aku kan?" Yoona menggeleng, Jimin yang melihat itu sedikit terkejut, gadis itu tidak tau dirinya?

"Oke, cukup langkah ada yang tak mengenalku. Namaku Jimin, Park Jimin. Aku ketua mafia dari geng Devil Blood. Jadi kuharap menurutlah atau nyawamu habis ditanganku" Yoona mengangguk lucu, Jimin terkekeh kecil sembari mengusak rambut Yoona.

"Oke, ayo kita pulang"

.

.

.

.

[ BERSAMBUNG ]

Don't forget to vote!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Don't forget to vote!

𝙏𝙃𝙀 𝙈𝘼𝙁𝙄𝘼Where stories live. Discover now