My Hubby🔞|1|SUNGREN

Start from the beginning
                                    

Renjun mengajak Mark masuk ke kamarnya, masih dengan Jisung yang setia di ranjang.

Renjun kembali duduk di dekat sang suami, mengeluarkan obat dan memberinya beberapa pil.
"Makasih kak, maaf ngerepotin." Ucapnya pada Mark yang memperhatikan dari jauh.

"Enggak ngerepotin kok." Balas pria itu dengan senyuman di wajahnya.

"Kak, udah makan?" Tanya Renjun.

"Belum sih."

"Kalo gitu aku masakin ya, biar kita makan sama-sama." Renjun menampilkan senyum tipis, guna sebagai ucapan terima kasih karena Mark mau direpotkan olehnya.

"Sip, aku tunggu di ruang tamu, ya." Pria Canada itu undur diri, menutup pintu pelan dan duduk di ruang tamu selayaknya seorang tamu.

"Kak." Tiba-tiba Jisung bersuara. Renjun menoleh ke arahnya.

"Hm?" Hanya deheman, tapi Jisung tidak mengatakan apa pun.

"Apaa??" Renjun mendekatkan dirinya, tapi Jisung tetap tidak menyampaikan apa yang ingin dia katakan.

Setelah Jisung memasukkan pil itu ke dalam mulutnya, Renjun memberikan segelas air.

"Minum."

Jisung meneguk beberapa kali, semuanya selesai, Renjun berdiri dari posisinya, pergi ke arah pintu dan berbalik.

"Kamu istirahat dulu, aku mau bikin sarapan."

-

"Harum, masak apa?" Suara serak Mark tiba-tiba terdengar saat pria itu mendadak berada tepat di sampingnya.

Hampir saja Renjun akan memukul kepala itu menggunakan panci karena terkejut. "Jangan gitu dong, kaget tau." Ucapnya sambil mengusap dada.

"Bubur?"

Cairan kental itu menguap memancarkan aroma sayur dan rempah-rempah yang nikmat, spatula Renjun sedang berputar-putar di dalamnya.

"Iya, sekalian buat Jisung."

"Ooh, ini apa?" Tanya Mark menunjuk beberapa sayur yang masih utuh di sisi lain Renjun.

"Itu bahan buat sop." Ucap Renjun menoleh sekilas.

"Ohh, aku bantu potongin ya."

Awalnya Renjun mengangguk, memberikan tempat untuk Mark berada di sampingnya, tapi tubuh besar tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Enggak." Suara yang lebih serak dan berat dari milik Mark terdengar, apa ini karena efek dari bangun tidur?

Renjun membalikkan badannya, mendapati Jisung yang menyandarkan kepala di pundak sempitnya. "Jisung? Kok keluar?"

Lengan yang tidak kalah besar melingkar di pinggang kecilnya, jari-jemari yang panjang itu bertautan menggelitik di bawah sana.

"Kalo gini aku ga bisa masak." Jisung tidak memberikan jarak sedikit pun, bagaimana dia bisa bergerak jika ingin memasak?

"Ck, dasar."

Akhirnya, dia membiarkan Jisung bersikap seenaknya kali ini, hanya karena saat ini dia sedang sakit.

Di tengah-tengah memasak, Renjun yang fokus pada masakannya, sedang Mark yang ikut membantu memotong beberapa sayur seperti wortel dan cabai, tapi tidak dengan Jisung, tangannya tidak melonggar sedetik pun, tapi melempar tatapan tajam pada lelaki yang lebih tua yang adalah tamu mereka.

"Kenapa liat-liat?" Mark tentu saja menyadarinya, dia melirik Jisung yang bersembunyi di balik tubuh mungil istrinya.

Tentu saja Jisung tidak menjawab.

-

"Andy, minggir dulu, aku mau ke kamar mandi." Renjun mematikan kompor, berusaha melepaskan lingkaran di pinggangnya.

Sedangkan Mark yang sudah selesai memotong, pergi ke ruang tamu untuk menonton beberapa siaran TV sambil menunggu makanannya.

"Ya udah, aku ikut."

Renjun melotot, memukul pelan dada bidang di hadapannya. "Mana bisa gitu!"

'Ckck, padahal udah setahun nikah, tapi ga ada perubahan.' Batin Mark yang menangkap obrolan itu.

-

Pagi berganti siang, Mark pulang dengan bungkusan makanan yang dia terima, dia memiliki urusan lain -katanya.

Renjun membersihkan dapur sehabis digunakan untuk memasak tadi, membiarkan Jisung tidur di kamar setelah menghabiskan bubur yang dia siapkan.

Dia membalikkan tubuh, tetapi sang suami tiba-tiba muncul menahan pergerakannya.

"Gak tidur?" Renjun tentu saja kaget, tapi dia dapat mengontrol dirinya agar tidak memukul orang sakit.

"Mau tidur bareng."

Renjun mengedipkan matanya beberapa kali. "Eh? Tapi aku gak biasa tidur siang-"

Kalimatnya menggantung saat bibirnya bertemu kelembutan, sesuatu yang kenyal dan lembut mengobrak abrik mulutnya, mengikuti permainan panas itu. Saat napas menipis, keduanya terlepas. Bibir indah merona menambah kesan eksotis.

Suhu di ruangan ini semakin panas, sepertinya bukan hanya satu orang yang sakit di sini.

"Tidur."

Andy membisikkan satu kata itu sebelum menggendong tubuh kecil di depannya, keduanya semakin dekat dengan pintu kamar.

Masuk, dan tutup.











- End.

Never The End, Darling🔞 [ renjun harem ]Where stories live. Discover now